MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Muhammadiyah memiliki amal usaha pendidikan sejak awal pendirian di tahun 1912 hingga saat ini telah meningkat drastis. Jumlah sekolah Muhammadiyah dari SD/sederajat sampai SMA/sederajat berjumlah 5.346 sekolah. Rincian dari jumlah satuan pendidikan ini SD/MI berjumlah 2.453 sekolah. Selanjutnya SMP/MTs berjumlah 1.599 sekolah. SMA/MA/SMK berjumlah 1.294 sekolah. Jumlah ini menampung lebih dari satu juta peserta didik.
Meski demikian, Muhammadiyah kerap dianggap pilihan kedua ketika tidak diterima sekolah negeri maupun sekolah swasta lain yang lebih baik. Di satu sisi, hal ini baik karena menandakan kepedulian Muhammadiyah terhadap segala lapisan masyarakat, tetapi seiring perubahan zaman hal ini tidak lagi baik karena menandakan kualitas pendidikan yang rendah.
Oleh sebab itu, penting untuk kolaborasi bersama melahirkan sekolah-madrasah Muhammadiyah yang unggul dan berkemajuan. Ini menjadi salah satu bahasan inti dalam Rakornas Majelis Dikdasmen PNF dan PWM-PDM se-Indonesia di Semarang pada tanggal 31 Mei – 3 Juni 2024.
Pendidikan yang unggul dan berkemajuan tidak terlepas dari Visi Indonesia Emas 2045. Visi ini berisikan pandangan untuk melahirkan generasi terbaik dan membawa Indonesia maju di tahun 2045 dengan memanfaatkan bonus demografi. Tentu hal ini bukan perkara mudah, perlu proses panjang dan upaya yang serius khususnya dalam bidang pendidikan.
“Kita perlu melakukan refleksi apakah sekolah/madrasah kita sudah akan mempersiapkan anak-anak kita untuk masa depan Indonesia Emas 2045. Kita punya bonus demografi. Dan tentu jika tidak dimanfaatkan dengan baik, justru akan menjadi bencana. Maka kita perlu memberikan pendidikan yang baik, berkualitas, dan berkarakter pada anak-anak kita,” ujar Ketua Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah Didik Suhardi.
Salah satu langkah yang harus ditempuh adalah memberikan layanan pendidikan yang selama seabad sudah menyasar kelas menengah ke bawah, untuk dapat pula dirasakan oleh kalangan menengah dan atas. Caranya adalah dengan meningkatkan kualitas sekolah/madrasah Muhammadiyah. Lewat sekolah/madrasah yang unggul dan berkemajuan diharapkan pemimpin masa depan Indonesia lahir dari sekolah/madrasah Muhammadiyah.
“Dan Insyaallah kita berupaya terus meningkatkan. Tentu kita ingin menyiapkan mereka menjadi generasi-generasi tidak hanya menjadi follower (pengikut), tetapi menjadi pemimpin di Indonesia,” tukas Didik.
Orientasi menyediakan pendidikan untuk kelas menengah dan menengah ke atas ini bukan berarti melupakan gerakan pendidikan yang selama ini telah dilakukan. Muhammadiyah terbuka luas memberikan akses dan akomodasi kepada seluruh warga masyarakat untuk mengenyam pendidikan sehingga tidak tumpang tindih memandang strata sosial. Artinya, semuanya diberikan kesempatan untuk meraih cita-cita gemilang di masa depan.
Pernyataan Didik diamini pula oleh Ketua PP Muhammadiyah Irwan Akib. Irwan menyoroti pentingnya tidak hanya menyiapkan sekolah-sekolah sekadar ala kadarnya.
“Kita perlu melihat kembali sekolah-sekolah kita,” kata Irwan.
Meski begitu, Irwan juga mengingatkan bahwa Masyarakat dari kalangan menengah ke bawah tetap harus mendapatkan layanan pendidikan Muhammadiyah. “Ketika sekolah kita maju, salah satu sasarannya memang kelas menengah ke atas, tapi kita tidak boleh mengabaikan yang menengah ke bawah,” jelas Irwan.
Apa yang disampaikan oleh Irwan Akib tidak bisa hanya berhenti di tataran regulasi. Perlu keseriusan dari wilayah dan daerah untuk akselerasi kualitas sekolah/madrasah Muhammadiyah. Seperti diketahui, amal usaha sekolah dan madrasah Muhammadiyah berada di bawah naungan PWM dan PDM sehingga pendidikan yang unggul dan berkemajuan sangat bergantung pada strategi dari PWM dan PDM.
“Teman-teman pimpinan majelis di wilayah dan daerah harus serius. Di tingkat pusat, kami hanya membuat regulasi dan kebijakan, tapi yang operasional ada di daerah,” tukas Irwan.
Saat ini, telah terdapat sekolah/madrasah yang unggul dan berkemajuan di berbagai daerah se-Indonesia. Meski begitu, jumlahnya tidak cukup banyak, bahkan jauh di bawah sekolah-sekolah Muhammadiyah yang tergolong “seadanya”. Oleh sebab itu dari sekolah-sekolah yang telah unggul dan berkemajuan perlu dipelajari praktik baik dan kiat suksesnya.
Beberapa hal menjadi kunci penting untuk akselerasi sekolah Muhammadiyah menjadi unggul dan berkemajuan. Kunci-kunci penting tersebut pertama adalah kualitas guru dan kepala sekolah/madrasah. Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah telah memulai Pendidikan Khusus Kepala Sekolah/Madrasah (Diksuspala) yang akan menyasar seluruh sekolah/madrasah Muhammadiyah.
Kedua, inovasi dan core value. Sekolah/madrasah Muhammadiyah perlu memiliki karakter yang menjadi pembeda dibanding sekolah-sekolah lain, misalnya dengan melahirkan sekolah dengan karakter kewirausahaan, lingkungan, sampai keagamaan dan keunggulan-keunggulan lain. Perubahan kecil maupun besar ke arah yang lebih baik juga harus terus dilakukan agar inovasi tidak berhenti.
Ketiga, kolaborasi dengan berbagai pihak. Sekolah/madrasah Muhammadiyah tidak dapat sukses sendirian tanpa kolaborasi berbagai pihak. Maka, PWM dan PDM menjadi kunci berkolaborasi di internal Muhammadiyah, dengan pemerintah, maupun dengan masyarakat dan pihak-pihak swasta secara umum untuk memajukan pendidikan Muhammadiyah.
Keempat, growth mindset. Seluruh pengambil kebijakan terkait Pendidikan Muhammadiyah perlu memiliki mindset untuk terus bertumbuh dan menghadapi berbagai tantangan dengan pola pikir positif. Lewat growth mindset, pertumbuhan dapat terus terjadi serta tantangan dapat dihadapi yang pada akhirnya meningkatkan kualitas sekolah/madrasah Muhammadiyah.
Keempat kunci ini dapat diturunkan menjadi berbagai program, kegiatan, dan terobosan. Diharapkan Majelis Dikdasmen PNF se-Indonesia beserta PWM, PDM, dan Kepala Sekolah/Madrasah Muhammadiyah mendapatkan penyegaran serta semangat baru melahirkan pendidikan Muhammadiyah yang unggul dan berkemajuan.