Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah tengah menulis Tafsir At-Tanwir. Dengan konsep tahlili cum maudhui, tafsir ini berupaya menghadirkan penjelasan terperinci dan tematik terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. Di samping itu, Tafsir At-Tanwir memuat empat etos utama, di antaranya:
Pertama, etos ibadah. Tafsir At-Tanwir menekankan pentingnya pembaruan nilai-nilai ibadah yang tidak sekadar mekanis-ritualis dan berujung pada kesalihan individual semata. Ibadah harus mampu melahirkan tindakan praksis dalam bingkai kesalihan sosial. Selain sebagai bentuk penghambaan diri kepada Allah SWT, ibadah juga harus memberi dampak positif yang nyata dalam masyarakat.
KH Ahmad Dahlan, dengan konsep teologi amal yang berlandaskan spirit al-Mā’ūn, memberikan teladan yang patut diikuti. Ibadah yang demikian akan mampu menumbuhkan kepedulian sosial dan semangat beramal yang konkret, bukan hanya ritual yang kosong.
Kedua, etos ekonomi yang mencakup etos kerja. Tafsir ini menekankan pentingnya semangat kerja yang disiplin, tepat waktu, berorientasi hasil, hemat tanpa kikir, serta kerjasama yang baik. Nilai-nilai ini sangat ditekankan dalam upaya menafsirkan ayat-ayat yang relevan, dengan tujuan untuk mengarahkan pembaca pada pentingnya tanggung jawab dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan.
Ketiga, etos sosial yang mencakup solidaritas, persaudaraan, toleransi, demokrasi, orientasi kepentingan bersama, serta kesadaran lingkungan sosial dan fisik. Tafsir ini memberikan perhatian khusus pada pengembangan etos sosial dengan menekankan pentingnya penghargaan kepada orang lain, pengendalian diri, dan kepedulian sosial. Semangat berkorban di jalan Allah juga menjadi salah satu poin penting yang dibahas.
Selain itu, tafsir ini juga menyoroti pentingnya pengelolaan organisasi yang baik dengan nilai-nilai seperti transparansi, keadilan, akuntabilitas, dan visi yang jelas. Kemampuan untuk menarik partisipasi masyarakat dan amanah dalam menjalankan tugas juga menjadi fokus utama dalam pengembangan etos sosial.
Keempat, etos keilmuan yang menggarisbawahi pentingnya ilmu pengetahuan sesuai dengan semangat Islam yang meninggikan derajat orang-orang beriman dan berilmu. Tafsir ini memberikan dorongan kuat kepada pembaca untuk menyadari arti penting ilmu dan pengetahuan, serta mendorong penguasaan sains dan teknologi demi pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Dalam adagium kuno terdapat perintah untuk menuntut ilmu hingga ke negeri Cina.
Tafsir At-Tanwir berupaya menanamkan semangat tersebut dengan menekankan bahwa kebangkitan umat tidak mungkin tercapai tanpa perjuangan keras untuk menguasai ilmu dan teknologi. Pemahaman yang mendalam tentang pentingnya ilmu akan membawa umat pada kemajuan yang signifikan.
Dengan empat etos utama ini, Tafsir At-Tanwir diharapkan mampu menjadi pedoman yang komprehensif bagi masyarakat dalam membangun diri dan melampaui ketertinggalan. Tafsir ini tidak hanya menjadi sarana pemahaman agama yang lebih mendalam, tetapi juga alat untuk menggerakkan perubahan sosial yang nyata dan berkelanjutan.
Referensi:
Syamsul Anwar, “Kata Pengantar”, dalam Tim Penyusun Tafsir at-Tanwir Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Tafsir At-Tanwir, jilid II, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2022).