Jumat, 4 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Artikel

Benarkah Muhammadiyah Tidak Bermazhab?

by ilham
1 tahun ago
in Artikel
Reading Time: 6 mins read
A A
Enam Amalan yang Terkait Erat dengan Arah Kiblat

Muhammadiyah sering dituduh tidak bermazhab atau anti mazhab. Benarkah tuduhan tersebut? Jika tidak mengikuti salah satu mazhab, bagaimana posisi Muhammadiyah terhadap mazhab dan pemikiran Islam klasik?

Bagaimana pula posisi manhaj tarjih Muhammadiyah terhadap pandangan atau pemahaman keagamaan jika dihadapkan dengan empat mazhab dominan dalam Islam Sunni?

Mazhab sebagai Metode Pengamalan Islam

Dalam Islam Sunni, ada empat mazhab utama yang dinamai menurut nama pendiri masing-masing mazhab: mazhab Hanafi, Malik, Syafii, dan Hanbali. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa mengikuti mazhab berarti mengikuti pendapat mazhab hukum.

Menurut Emad Hamdeh, Mazhab bukanlah pendapat satu orang, melainkan mengikuti metodologi yang ditetapkan oleh pendirinya. Mazhab merupakan kelanjutan dari wacana ilmiah selama berabad-abad, yang pada gilirannya membentuk tradisi ilmiah. Meskipun mazhab dinamai menurut nama pendirinya, ulama mazhab dapat memegang posisi hukum yang bertentangan dengan pendirinya.

MateriTerkait

Khutbah Jumat: Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) Adalah Maqasid Syariah

Undangan Terbuka untuk Kader Muhammadiyah: Mari Menulis Tafsir At-Tanwir

Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

Di mazhab Hanafi umumnya ditemukan pendapat dominan milik Yaʿqub bin Ibrahim al-Anshar atau yang lebih dikenal sebagai Abu Yusuf dan Muhammad bin al-Hasan al-Shayban. Dalam mazhab Syafii, umumnya kita akan sering melihat pandangan Yahya bin Syaraf al-Nawawi dan Abu Qasim al-RafiʿI, kadang pandangan mereka berbeda dengan Imam al-Syafii.

Semua pendapat dalam mazhab tertentu tetap menjadi bagian dari mazhab itu selama mereka mengikuti metodologi yang ditetapkan oleh pendiri mazhab tersebut. Akan tetapi, tidak semua pendapat yang terdapat dalam suatu mazhab dapat dikatakan mewakili mazhab, tetapi seringkali posisi muʿtamad atau pandangan yang paling berbobot.

Proses Munculnya Mazhab

Munculnya mazhab adalah proses yang bertahap. Tidak ada tanggal pasti kapan mazhab-mazhab itu dibentuk. Tidak ada seorang pun yang bangun pada suatu pagi dan memutuskan untuk mendirikan mazhab. Sejatinya, proses pembentukan mazhab sebagaimana yang kita saksikan dalam sejarah Islam merupakan perkembangan alami yang terjadi sejak zaman Nabi Saw dan para sahabat.

Pada periode Mekah, Nabi Saw memfokuskan pada fondasi iman. Meski demikian, beliau masih menyampaikan beberapa hukum seperti tatacara salat dan pantangan makanan. Periode Madinah adalah saat mayoritas hukum diturunkan seperti konsep waris, zakat, nikah, dan lain sebagainya.

Perbedaan pendapat pada masa Nabi Saw terbatas karena jika para sahabat berbeda pendapat mereka akan merujuk kepada Nabi dan beliau akan menyelesaikan perbedaan apapun. Namun, ketika para sahabat jauh dari Nabi Saw, mereka berbeda pendapat. Bahkan semasa hidup Nabi, sebagian sahabat memberikan fatwa dan sebagian sahabat dikenal kepiawaiannya dalam hukum Islam.

Mazhab dan Ijtihad, Menjawab Problem Pasca Wafat Nabi Muhammad

Dengan tidak adanya Nabi Saw, bagaimana para sahabat menemukan solusi atas pertanyaan-pertanyaan yang tidak disinggung dalam Al-Qur’an dan Sunnah? Jawaban sederhananya adalah mereka melakukan ijtihad. Ijtihad adalah ketika seorang ahli hukum merogoh “kotak peralatan hukum” untuk menemukan jawaban yang tidak dijabarkan dalam kitab suci.

Kotak ini akan mencakup alat-alat seperti penguasaan bahasa Arab, pendapat para sahabat, penalaran analogis (qiyas), konsensus (ijma), dan prinsip-prinsip tambahan seperti preferensi hukum (istihsan) dan kepentingan umum (maslahah).

Ijtihad pada masa Nabi berlangsung dalam kapasitas yang terbatas. Seringkali para sahabat diberikan jawaban langsung atas pertanyaan mereka. Namun, ketika para sahabat itu melakukan perjalanan, mereka menemukan masalah baru yang tidak dibahas oleh kitab suci.

Misalnya, ketika Amr bin al-ʿAsh bepergian, ia hanya memiliki air yang sangat dingin untuk berwudhu. Kemudian ia melakukan ijtihad. Hasil ijtihadnya adalah ia melakukan tayamum. Ketika kembali, Nabi menegaskan bahwa apa yang dilakukannya itu diperbolehkan.

Mazhab Tidak Monolitik

Akan tetapi, para sahabat Nabi dan generasi awal tidak monolitik dan tidak berbagi metodologi tunggal. Mereka memiliki pemahaman dan interpretasi yang berbeda tentang Al-Qur’an dan Sunnah.

Misalnya, Abu Said al-Khudhri pernah melaporkan bahwa ketika dua orang sahabat bepergian, waktu salat tiba dan mereka tidak menemukan air. Kemudian mereka tayamum dan melaksanakan salat.

Tidak lama setelah salat, mereka menemukan air. Salah satu dari mereka mengulangi wudhu dan salatnya, sementara satunya lagi tidak mengulanginya. Persoalan ini kemudian ditanyakan langsung kepada Rasulullah.

Nabi berkata kepada orang yang tidak mengulangi salatnya, “Kamu telah mengikuti Sunnah dengan benar dan kamu akan diberi pahala untuk salatmu,” dan Nabi berkata kepada orang yang mengulangi salatnya, “Kamu akan memiliki dua kali lipat imbalan.” (HR. Sunan Abu Dawud).

Pembentukan Pengikut Mazhab

Meskipun pemahaman yang berbeda ini mungkin tidak disebut mazhab, konsep mengikuti pemahaman tertentu telah ada pada masa para sahabat. Apalagi setelah Nabi wafat, beberapa sahabat mulai mengajar tentang apa yang dilarang dan diperbolehkan dalam Islam.

Ibnu Masʿud pindah ke Kufah dan mulai mengajar di sana. Secara alami orang-orang mulai menghadiri kelasnya, mengikuti ajarannya, dan murid-muridnya mencatat.

Zaid bin Tsabit dan Ibnu Umar memiliki kelompok pengikut yang serupa di Madinah. Hal serupa juga dilakukan Ibn Abbas yang berdedikasi di Mekah. Orang-orang secara alami datang kepada para Sahabat yang paling berpengetahuan dalam hukum Islam ketika umat memiliki pertanyaan.

Dengan demikian, Mazhab merupakan ilmu yang tahap-tahap pembentukannya ada pada zaman Nabi, diteruskan para sahabt dan terus berkembang seiring waktu. Sama halnya dengan ilmu al-Qur’an dan ilmu hadits, mazhab-mazhab tersebut secara bertahap muncul sesuai dengan kebutuhan dan zaman umat Islam.

Ketika Nabi masih hidup, tidak diperlukan metodologi lanjutan untuk mempelajari kitab suci. Jika seseorang memiliki pertanyaan, mereka hanya bertanya padanya dan menerima interpretasi yang benar. Ketika Nabi tidak lagi hidup, ada kebutuhan untuk membangun metode sistematis menafsirkan kitab suci.

Al-Qur’an dan Sunnah memang paling baik dipahami oleh para sahabat Nabi karena mereka tinggal bersamanya dan menyaksikan turunnya Al-Qur’an dan pertumbuhan Islam. Mazhab adalah upaya untuk memahami kitab suci dengan cara yang mirip dengan para sahabat.

Misalnya, Imam Syafii adalah salah satu ulama generasi pertama yang menulis kitab tentang prinsip-prinsip hukum Islam (ushul al-fiqh) dalam upaya untuk memberikan metodologi interpretasi kitab suci. Meski para sahabat tidak menjelaskan metodologi mereka, dengan cerdas Imam Syafii mampu mengekstrak prinsip-prinsip hukum Islam berdasarkan studinya tentang bagaimana para sahabat menafsirkan kitab suci.

Posisi Muhammadiyah terhadap Mazhab

Ketika Muhammadiyah memutuskan untuk tidak berafiliasi pada mazhab tertentu, gosip pun berkembang.

Dari yang menyatakan keputusan tersebut benar-benar ahistoris, sampai dituduh melakukan diskontinuitas ilmu pengetahuan lantaran dianggap mengabaikan turats.

Gerakan Islam modernis yang memiliki jargon “kembali ke al-Quran dan al-Sunah” dan ijtihad ilmiah ini dituduh melakukan pemutusan dengan tradisi keilmuan klasik Islam yang begitu kaya.

Padahal Muhammadiyah dengan tegas mengatakan bahwa tidak mengikuti Mazhab namun tidak juga anti dengan Mazhab.

Artinya, dalam menyikapi karya-karya ulama masa lampau, Muhammadiyah memposisikan mereka secara proporsional, dan tidak secara ideologis: tidak membuang seluruhnya tapi juga tidak mengambil seluruhnya.

Muhammadiyah tidak anti Mazhab dan Memuliakan Ilmu Ulama

Dengan demikian, tidak benar Muhammadiyah melakukan diskontinuitas ilmu pengetahuan karena salah satu doktrinnya adalah kembali ke al-Quran dan al-Sunah.

Frasa “kembali ke Quran dan Sunah” memang memiliki kesan memotong narasi akademik ilmuwan Islam di masa lampau. Seolah kaum modernis merupakan gerakan Islam tanpa foot note.

Sebagaimana keterangan di atas, mazhab bukanlah sekte dalam Islam, tetapi mereka terdiri dari ulama yang mematuhi suatu metodologi interpretasi teks.

Bukan Mazhab, tapi Manhaj

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam juga memiliki metodologi intepretasi yang diambil dari spiriti tradisi ulama mazhab. Muhammadiyah memiliki seperangkat metode pengambilan hukum yang sering dinamakan dengan Manhaj Tarjih Muhammadiyah.

“Tarjih” artinya kegiatan ijtihad dalam Muhammadiyah. Istilah “tarjih” sebenarnya berasal dari disiplin ilmu usul fikih. Kemudian mengalami pergeseran sehingga “tarjih” tidak lagi hanya diartikan kegiatan sekadar kuat-menguatkan suatu dalil atau pilih-memilih di antara pendapat yang sudah ada, melainkan telah identik dengan ijtihad itu sendiri.

Karena itu, Manhaj Tarjih berarti suatu sistem yang memuat seperangkat wawasan (semangat atau perpektif), sumber, pendekatan dan prosedur-prosedur teknis (metode) tertentu yang menjadi pegangan dalam kegiatan ketarjihan. Di dalam Manhaj Tarjih semua metodologi ulama Mazhab diadopsi dan digunakan seperti konsep qiyas, istislah, istihsan, dan lain sebagainya.

Penulis: Ilham Ibrahim

Editor: Fauzan AS

ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Bolehkah Mencampuradukkan Pandangan Imam Mazhab?

Next Post

STKIP Muhammadiyah Manokwari Bangun Gedung Senilai Rp 4,3 Miliar

Baca Juga

Dua Emas untuk Indonesia! Aksi Heroik Mahasiswa Unismuh Palu di Ajang Internasional WPFG 2025
Berita

Dua Emas untuk Indonesia! Aksi Heroik Mahasiswa Unismuh Palu di Ajang Internasional WPFG 2025

04/07/2025
Tindakan Pengkhianatan dan Merusak Sistem Hukum Termasuk Perbuatan Ghulul atau Korupsi
Berita

Muhammadiyah Rancang Pemikiran Hukum Kontekstual Berbasis Manhaj Tarjih untuk Implementasi di PTMA

04/07/2025
Pengkaderan Memegang Peran Penting dalam Keberlangsungan Organisasi
Berita

Pengkaderan Memegang Peran Penting dalam Keberlangsungan Organisasi

04/07/2025
Muhammadiyah Rencanakan Pembangunan Masjid dan Sekolah di Jepang
Berita

Muhammadiyah Rencanakan Pembangunan Masjid dan Sekolah di Jepang

04/07/2025
Next Post
STKIP Muhammadiyah Manokwari Bangun Gedung Senilai Rp 4,3 Miliar

STKIP Muhammadiyah Manokwari Bangun Gedung Senilai Rp 4,3 Miliar

Kolaborasi Muhammadiyah dan BPKH Turunkan Stunting Melalui Daging Kurban

Kolaborasi Muhammadiyah dan BPKH Turunkan Stunting Melalui Daging Kurban

Viral Soal Khodam, Bagaimana Pandangan Islam Soal Jimat?

Viral Soal Khodam, Bagaimana Pandangan Islam Soal Jimat?

BERITA POPULER

  • Puasa Tasua dan Asyura Jatuh Pada Tanggal 27 dan 28 Juli 2023, Begini Keutamaannya!

    Kapan Pelaksanaan Puasa Tasua dan Asyura?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Asyura dalam Riwayat Hadits Ibnu Abbas dan Aisyah RA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan-amalan bagi Muslimah pada bulan Muharram

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inggris Alami Krisis Layanan Lansia, Muhammadiyah Ambil Peluang Dakwah dan Kontribusi Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sama-sama Menggunakan Hisab dan Berlaku Global: KHGT dan Kalender Ummul Qura Arab Saudi Tetapkan 1 Muharram 1447 H pada 26 Juni 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alumni Kampus Muhammadiyah Ini Berhasil Diterima Magister di Harvard University

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memuliakan Bulan Muharram dengan Menjauhi dari Mitos-mitos yang Tidak Berdasar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah
Login with M-ID

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2024 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.