MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA– Dalam Pengajian Ramadan 1445 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Sabtu (16/03), Mudir Pondok Pesantren Modern Imam Syuhodo Muhammadiyah Sholahuddin Sirizar memaparkan materi pesantren sebagai pusat pengembangan relasi sosial Muhammadiyah.
Pondok Pesantren Modern Imam Syuhodo, yang didirikan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Blimbing, menjadi simbol kekuatan dan kebersamaan Muhammadiyah di Kelurahan Wonorejo, Kabupaten Sukoharjo. Sholahuddin menuturkan bahwa kelurahan tersebut terkenal sebagai kampung Muhammadiyah, dengan mayoritas warganya menjadi anggota dan simpatisan Muhammadiyah.
Pondok Pesantren Modern Imam Syuhodo Muhammadiyah Cabang Blimbing telah menjalankan berbagai peran sosial yang penting. Di bidang pendidikan, kata Sholahuddin, Pontren tersebut memberikan kesempatan beasiswa pendidikan bagi warga dan simpatisan Muhammadiyah di sekitar Blimbing melalui tiga jenis beasiswa: prestasi, miskin, dan kader.
Para penerima beasiswa diwajibkan untuk menjadi kader dalam organisasi Muhammadiyah setelah lulus dari pendidikan di pontren. Banyak alumni yang kini berperan aktif dalam pengelolaan Muhammadiyah di tingkat pimpinan cabang dan ranting PCM Blimbing, serta terlibat dalam kegiatan dakwah yang dijalankan oleh Korps Muballigh Muhammadiyah (KMM) di cabang Blimbing.
Di sektor ekonomi, Sholahuddin mengutarakan bahwa Pondok Pesantren Modern Imam Syuhodo juga telah berperan aktif. Mereka menerima hibah dari LAZNAS Bangun Sejahtera Mitra Umat (BSMU) untuk mendirikan koperasi Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (LKMS) yang dikenal sebagai Bank Wakaf Mikro (BWM) Imam Syuhodo.
Hibah tersebut mencapai jumlah yang signifikan, yakni Rp. 4.000.000.000 (empat miliar rupiah). Sholahuddin mengatakan bahwa sebagian besar dana tersebut didepositokan secara permanen untuk dana operasional dan sebagian kecil digunakan untuk membantu masyarakat ekonomi lemah melalui program Qardhun Hasan (hutang tanpa bunga).
Program ini menurut Sholahuddin telah memberikan manfaat kepada sekitar 250 orang/nasabah, dengan pinjaman awal sebesar Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) yang harus dikembalikan secara mingguan selama periode waktu tertentu. Melalui kegiatan Halaqah mingguan (HALMI), program ini juga memberikan pendidikan keuangan dan kajian keagamaan kepada para peminjam.
Dengan kesuksesan pengembalian yang telah terjadi, para peminjam dapat menerima pinjaman lebih besar pada tahun-tahun berikutnya, membantu mereka keluar dari jeratan rentenir dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.
Selain aktif di bidang ekonomi, Sholahuddin mengatakan Pondok Pesantren Modern Imam Syuhodo juga memberikan kontribusi yang signifikan di sektor kesehatan. Mereka mendirikan POSKESTREN, sebuah pos kesehatan pesantren yang berkembang menjadi klinik Pontren Imam Syuhodo. Awalnya ditujukan hanya untuk anggota pesantren, namun seiring waktu, klinik ini membuka pelayanannya juga untuk masyarakat umum.
Klinik ini kini dikenal sebagai “Klinik Imam Syuhodo” dan telah menerima sertifikat resmi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan predikat “paripurna”. Salah satu program istimewa yang mereka tawarkan adalah layanan berobat gratis khusus bagi warga Rukun Tetangga (RT) di sekitar Pondok Pesantren.
Selain itu, di bidang sosial kemasyarakatan, Sholahuddin mengatakan Pondok Pesantren Modern Imam Syuhodo juga memberikan kesempatan kerja kepada warga setempat untuk posisi tukang kebun, juru masak, satpam, sopir, dan karyawan lainnya. Langkah ini tidak hanya membantu meningkatkan perekonomian mereka tetapi juga membangun hubungan yang baik antara pesantren dan masyarakat sekitar, menciptakan lingkungan yang harmonis dan saling mendukung.