Rabu, 16 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Artikel

Martabat Bangsa

by timredaksi
2 tahun ago
in Artikel
Reading Time: 6 mins read
A A
Martabat Bangsa

Oleh: Prof. Haedar Nashir

Kata pepatah, “Gajah mati meninggalkan gading, Harimau mati meninggalkan belang.” Lalu, “Manusia mati meninggalkan nama.”

Tentu nama baik, bukan nama buruk. Nama baik dengan segala benih kebaikan sebagai makhluk berakal budi, yang melahirkan keadaban dan peradaban.

Bagi bangsa Indonesia, martabat dan nilai utama itu hidup subur dalam nilai dasar Pancasila, agama, dan kebudayaan luhur bangsa. Ketiganya menjadi patokan berperilaku yang penting dan bermakna agar bangsa ini selalu berada di jalan benar, baik, dan pantas. Sebaliknya tidak terjerumus pada jalan salah, buruk, dan tidak patut.

MateriTerkait

5 Ibadah Selain Salat yang Terkait dengan Arah Kiblat

Tepat Tanggal 15 dan 16 Juli Matahari Berada Tepat di Atas Ka’bah, Mari Ukur Arah Kiblat Kita!

Melanjutkan Jejak Tafsir: Bergabunglah dalam Konferensi Mufasir Muhammadiyah III Tahun 2025

Namun nilai-nilai luhur itu sering rusak dan menjadi dangkal karena pesona dunia. Godaan materi, kursi, dan nafsu inderawi sering menjerumuskan individu maupun bangsa pada perbuatan salah, buruk, dan tidak beretika.

Perbuatan-perbuatan nista itu sering dibungkus dengan segala argumen, instrumen, dan siasat yang piawai sehingga yang tampak di permuakaan ialah pesona luar biasa layaknya fatamorgana!

Insan Bermartabat

Martabat manusia melekat dengan eksistensi dirinya sebagai insan ciptaan Tuhan yang berakal budi. Makhluk yang memiliki hati, rasa, dan rasio untuk menimbang segala hal dalam hidupnya.

Martabat itu tingkat kualitas harkat kemanusiaan, termasuk harga dirinya sebagai makhluk ciptaan manusia yang mulia dan dimuliakan Tuhan. Martabat, dalam konstruksi kaum beriman dan keagamaan, melekat dengan nilai akhlak.

Bagaimana manusia berpola-perilaku utama, agar hidup bermartabat mulia.

Suatu bangsa sejatinya memiliki martabat diri, yakni harkat kebangsaan yang selalu menjunjung tinggi kebenaran, kebaikan, dan kepatutan hidup di atas nilai-nilai utama.

Kata Syeikh Syauqi Bey, “Sesungguhnya kejayaan suatu umat atau bangsa karena akhlaknya, bila akhlak hilang maka jatuhlah bangsa itu.”

Meski digdaya dalam segala pesona duniawi, suatu bangsa akhirnya akan kehilangan makna jika tidak memiliki martabat diri nan utama.

Cicero, sang pemikir di era Yunani Kuno berkata, “Manusia lebih tinggi derajatnya daripada hewan.” Bila hewan bertindak atas instingnya, manusia berbuat atas akal budinya.

Manusia dengan akal budinya tahu yang benar, baik, dan pantas serta mampu membedakan dari yang salah, buruk, dan tidak patut. Adapun hewan tidak tahu nilai-nilai utama kehidupan seperti itu.

Namun, manusia ketika berbuat salah, buruk, dan tidak layak justru dapat lebih jahat dan nista daripada binatang. Mereka seperti binatang buas, “Bal hum adhallun”, bahkan jauh lebih sesat ketimbang hewan.

Secara rinci disebutkan dalam Alquran, yang artinya, “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS al-‘Araf: 179).

Karenanya, Rasul SAW hadir dan kitab suci diturunkan Tuhan untuk membimbing manusia agar akal budinya terus terawat, terbina, dan sempurna. Misi kerisalahan Nabi Muhammad sebagai Rasul akhir zaman ialah “menyempurnakan akhlak manusia”.

Bukan hanya manusia yang beriman dan Muslim, tetapi seluruh anak cucu keturunan Adam alaihissalam mesti disempurnakan perangainya menuju martabat “insan kamil”. Termasuk umat manusia dari bangsa Indonesia, baik warga lebih-lebih elite negerinya.

Siapapun insan beriman mestinya bertindak berdasarkan akal budi yang dijiwai iman, takwa, dan kesalehan hidup. Mereka yang diberi Tuhan amanah kekuasaan, kelebihan harta, keutamaan ilmu, dan segala anugerah yang berharga lainnya mesti dimanfaatkan sebaik-sebaiknya untuk segala kebajikan yang utama selaku insan beradab dan berperadaban luhur.

Bukan bertindak menuruti segala hawa nafsunya yang merah menyala. Sebelum bertindak pikirkanlah dengan matang mana yang benar, baik, dan pantas serta mampu membedakan serta tidak melakukan perbuatan yang salah, buruk, dan tidak patut berdasar etika dan nilai ajaran hidup nan utama.

Kontestasi Bermartabat

Martabat dalam keluhuran kehormatan diri itu ibarat benih yang ditaburkan Tuhan di alam semesta menjadi nilai universal. Manusia dalam seluruh denyut kehidupannya termasuk ketika harus bersaing atau berkontestasi, mesti menjunjung tinggi martabat diri dan sesama.

Segala wujud pertandingan olahraga, termasuk sepak bola yang sudah berubah menjadi industri di dunia, ditegakkan segala aturan yang selalu dikawal wasit dan semua pihak yang terlibat dalam pertandingan.

Hal ini agar pertandingan itu bermartabat layaknya peragaan hidup manusia yang beradab. Bukan perebutan hidup alam hewan dalam hukum Hobbesian, homo homini lopus.

Dalan pertandingan olahraga sekalipun, selalu ada perilaku menyimpang demi meraih kemenangan. Diving, melakukan pelanggaran ringan sampai yang berbahaya, serta segala trik yang kadang atau sering dilakukan para pemain dalam pertandingan.

Bahkan dalam pertandingan yang dikendalikan mafia, sering terjadi pengaturan skor dan pertandingan, sehingga kemenangan berada di tangan kuasa para mafioso dan bohir. Pertandingan sudah ditentukan pemenangnya sebelum dimulai!

Memang selalu ada “rule of law” yang menjadi pengatrol dan pengendali sistem berperilaku. Prinsip hukum tersebut dalam bernegara bahkan menegaskan bahwa negara harus diperintah oleh hukum atau aturan dan tidak oleh keputusan-keputusan subjektif para pejabat negara.

Bila para pejabat negara melakukan pelanggaran, maka terjadilah penyimpangan seperti korupsi atau penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan. Hukum dan semua sistem diakali dan diporakporandakan demi kepentingan manusia yang sarat hasrat ambisius.

Hukum dan sistem yang sudah payah telah dibangun pun diporakporandakan. Sebaik dan secanggih apapun sistem, akhirnya bergantung manusia sebagai aktor.

Ada manusia perawat dan pembangun sistem. Sebaliknya, tidak sedikit perusak sistem.

Alam semesta ciptaan Tuhan yang dianugerahkan kepada manusia pun, di tangan sang perusak, menjadi hancur dan dihancurkan. Apalagi sistem dan ekosistem bikinan manusia sendiri. Tuhan pun memperingatkan, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia…” (QS ar-Rum: 41).

Manusia pada dasarnya baik, bahkan bertuhan dan beragama. Tetapi elemen buruk yang bernama hawa nafsu sering membuat manusia lupa diri.

Manusia tenggelam dalam segala hasrat yang ambisius yang menjadikan dirinya serakah sekaligus sesat jalan. Sistem kehidupan dikorbankan demi meraih kekuasaan, uang, dan segala pesona duniawi yang sebesar-besarnya dan selanggeng mungkin.

Lantas, manusia menjadi rakus dunia dan menghalalkan segala cara demi mewujudkan segala ambisi hidupnya yang tak berkesudahan. Sebagaimana ilustrasi nyata dalam firman Allah, “Al-hakumut-takasur, ḥatta zurtumul-maqabir”, artinya “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (QS at-Takatsur: 1-2).

Karenanya manusia dan bangsa yang beriman mesti kembali ke fitrah atau jati diri yang murni guna meraih martabat utama selaku insan yang diciptakan mulia (fi ahsan at-taqwim) manakala telah diliputi hasrat duniawi yang berlebihan.

Dunia dengan segala kontestasi apapun, termasuk pemilihan umum dalam politik, hanyalah nisbi dan tidak abadi. Watak kontestasi itu “al-ghurur”, serba penuh permainan yang mesti disikapi kewaspadaan tinggi dengan nilai luhur dan kekayaan akal budi.

Hati-hati di kala sukses dan bergelimang kuasa takhta maupun harta, semua merupakan ujian Tuhan yang akan ada akhirnya. Roda kehidupan itu selalu dipergilirkan Tuhan yang Mahakuasa. Tuhan Maha Segalanya dalam membolak-balikkan seluruh digdaya manusia yang sifatnya sementara dan fana.

Maka, berkontestasilah dalam segala aktivitas hidup secara bermartabat, dengan cara yang halal dan baik. Junjung tinggi etika dan nilai utama kehidupan.

Meski siapapun bisa keluar menjadi pemenang dalam suatu kontestasi, bilamana diraih dengan curang dan segala muslihat, maka hasil akhirnya hanya akan menjadi beban diri dalam dosa dan pertanggungjawaban yang sangat berat di dunia hingga hari akhir.

Tidak ada yang berkah untuk nasib manusia atau kelompok yang menghalalkan segala cara dalam meraih tujuan hidup. Di dunia akan terus dikejar dosa dan beban berat tak berkesudahan, meski bermahkotakan kuasa yang tampak gagah perkasa, tapi sejatinya simulakra.

Jikalau lolos di dunia, pasti di akhirat akan dijerat hisab dan siksa Tuhan yang sangat pedih dan mengerikan!

Tulisan ini sebelumnya telah terbit di halaman Republika.id pada Sabtu (30/12)

Tags: Haedar Nashirheadlinemuhammadiyah
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

UMSU Tower; Venue Utama Muktamar 49 Akan Mulai Dibangun pada 2024

Next Post

Jalani Amanah dan Tantangan di Tahun  2024 dengan Optimis dan Pandangan Positif

Baca Juga

Lazismu-BKKBN Kolaborasi Bedah Rumah: Upaya Atasi Stunting dari Akar Masalah
Berita

Lazismu-BKKBN Kolaborasi Bedah Rumah: Upaya Atasi Stunting dari Akar Masalah

16/07/2025
Doa Agar Terhindar dari Siksa Kubur
Berita

Membaca Muhammadiyah Secara Utuh dari Dokumen Resmi Persyarikatan  

16/07/2025
Kader Muhammadiyah Dituntut Perbanyak Kajian Keilmuan
Berita

Agung Danarto: Literasi adalah Nafas Gerakan Islam Berkemajuan Muhammadiyah

16/07/2025
Haedar Nashir: Warga Muhammadiyah Harus Menjadi Pelaku Amal, Bukan Pelaku Debat Kusir
Berita

Haedar Nashir: Warga Muhammadiyah Harus Menjadi Pelaku Amal, Bukan Pelaku Debat Kusir

16/07/2025
Next Post
Pandemi Menyingkap Watak Hingga Akidah Manusia

Jalani Amanah dan Tantangan di Tahun  2024 dengan Optimis dan Pandangan Positif

Langkah Menuju Kepemimpinan Ideal: Peran Pemimpin dan Umat

Langkah Menuju Kepemimpinan Ideal: Peran Pemimpin dan Umat

Bahasa Arab Bukan Hanya Sekadar Alat Komunikasi

Bahasa Arab Bukan Hanya Sekadar Alat Komunikasi

BERITA POPULER

  • Mahasiswa Kristen, Laura Amandasari: Kampus Muhammadiyah Rumah Kedua Saya

    Mahasiswa Kristen, Laura Amandasari: Kampus Muhammadiyah Rumah Kedua Saya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Kesehatan Mental melalui Perspektif Al-Qur’an dan Hadis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Haedar Nashir: Banyak Orang Berebut Menjadi Penentu Kehidupan, Tidak Banyak Berebut Menjadi Pemersatu Kehidupan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mazhab Hukum yang Dianut Muhammadiyah Adalah Mazhab Profetik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Cara Mudah Mengakses Kalender Hijriah Global Tunggal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah dan PGI Dialog Tantangan Agama dan Pentingnya Pendidikan Inklusif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Haedar Nashir Akan Terima Penghargaan Bintang Legiun Veteran RI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Dukung Sepakbola Nasional lewat Peresmian Lapangan UMY

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • RS Muhammadiyah di Jatim Didorong Tingkatkan Layanan Hadapi Kompetisi Ketat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.