MUHAMMADIYAH.OR.ID, WONOSOBO — Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir meresmikan Hafshah Tower RS PKU Muhammadiyah Wonosobo pada Kamis (20/7) yang dibarengkan dengan pengukuhan PDM dan PDA Wonosobo yang dilakukan oleh Ketua PWM Jateng, Tafsir.
Setelah melakukan peresmian, Haedar menyampaikan tahniah kepada keluarga besar Muhammadiyah Wonosobo sekaligus civitas hospitalia RS PKU Muhammadiyah Wonosobo. Pada kesempatan ini Haedar juga menyampaikan selamat Tahun Baru Islam yang dititikbalik dari sejarah hijrah Nabi Muhammad SAW.
Semangat mengembangkan pelayanan kesehatan melalui PKU, kata Haedar, merupakan aktualisasi dari nilai-nilai ketauhidan dan surat Al Ma’un. Dalam pandangan Haedar, pendidikan Al Ma’un yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan merupakan gerakan yang melintasi zaman.
Surat sependek Al Ma’un mampu mengubah tatanan peradaban, dari yang sebelumnya hanya dibaca dan dihafal saja sejak ribuan tahun silam. Cara pandang dan memahami Kiai Dahlan yang distinktif terhadap Al Qur’an menjadikan Surat Al Ma’un menjadi ruh gerakan pembaharuan yang awet sampai sekarang.
“Maka umat sekarang jangan hanya memahami Al Qur’an dalam bayani (teks) saja.” Ungkapnya.
Oleh karena itu Haedar berpesan supaya Warga Muhammadiyah dalam memahami Al Qur’an jangan terbatas teks, tapi juga teks dengan teks, kemudian dengan konteks dan intuisi atau aspek rasa. Pola pandang tersebut dikodifikasi Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menjadi manhaj; pendekatan bayani, burhani dan irfani.
Keterbatasan cara memahami Al Qur’an menjadikan kehidupan beragama kering dari budaya. Sisi budaya menjadi hilang, padahal budaya menjadi aspek penting dalam kehidupan. Tetapi jangan sampai kebablasan menjadikan budaya sebagai kewajiban dalam beragama.
“Jadikan rumah sakit untuk ladang beramal, ladang untuk memanifestasikan Al Ma’un.” Ungkapnya.
Kehadiran rumah sakit, imbuh Haedar, bagian dari semangat dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Sebab dakwah tidak harus disampaikan dengan garang. Tetapi dakwah juga dapat dimanifestasikan dalam bentuk gerakan nyata, seperti pendirian rumah sakit, lembaga pendidikan, amal sosial dan gerakan ekonomi keumatan.
“Hafshah Tower ini semoga menjadi ladang amal kita dalam menjalankan semangat Al Ma’un. Jadi selain mendapat kebaikan di dunia tetapi juga kebaikan di akhirat,” ucapnya.
Guru Besar Sosiologi ini juga menekankan bahwa semangat Al Ma’un bukan semangat anti kekayaan. Sebab banyak perintah di Agama Islam yang mendorong pemeluknya untuk kaya. Seperti perintah zakat dan haji, menurutnya perintah bagi umat Islam supaya berusaha menjadi kaya agar bisa berzakat dan berhaji.
Selain meresmikan Hafshah Tower RS PKU Muhammadiyah Wonosobo, kehadiran Haedar Nashir sekaligus juga melakukan penandatangan prasasti pembangunan gedung SMA Muhammadiyah Wonosobo dan rehabilitasi Masjid Al Arqam Wonosobo.
Ucapan selamat atas pelantikan PDM dan PDA serta peresmian Gedung Hafshah Tower RS PKU Muhammadiyah Wonosobo juga disampaikan oleh Ketua PWM Jateng, Tafsir. Dirinya mengapresiasi bahwa RS PKU Muhammadiyah Wonosobo sebab sebagai salah satu rumah sakit milik Persyarikatan Muhammdiyah yang berpengaruh di Jateng, khususnya Wonosobo.
Sementara itu Sekretaris Daerah Wonosobo, One Andang Wardoyo menyampaikan keberadaan Muhammadiyah di Wonosobo menjadi mitra strategis pemerintah daerah untuk menyelesaikan masalah stunting, kesejahteraan, pendidikan bahkan kebodohan. Dirinya juga menyampaikan selamat atas pengukuhan dan peresmian Hafshah Tower RS PKU Muhammadiyah Wonosobo. Menurutnya, RS PKU Muhammadiyah Wonosobo hadir sebagai pusat keunggulan di daerahnya.
Selain itu, rumah sakit milik Persyarikatan Muhammadiyah ini terus didorong menjadi role model rumah-rumah sakit di Wonosobo dalam mengembangkan diri.
