Jumat, 4 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Artikel

M. Junus Anies: Imam TNI, Bapak Administrasi, dan Perintis Dakwah Muhammadiyah ke Luar Jawa

by afandi
2 tahun ago
in Artikel, Tokoh Muhammadiyah
Reading Time: 6 mins read
A A
M. Junus Anies: Imam TNI, Bapak Administrasi, dan Perintis Dakwah Muhammadiyah ke Luar Jawa

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Di Persyarikatan, ada beberapa nama yang lekat dengan perannya di kalangan militer, antara lain Bapak TNI Jenderal Sudirman (w.1950), Mayor Jenderal Tituler Buya AR Sutan Mansur (w.1985), dan Letnan Kolonel Tituler K.H Raden Muhammad Junus Anies (w.1979).

Nama terakhir adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1959-1962. Junus Anies menjabat sebagai Imam Tentara atau Kepala Pusat Rohani (Pusroh) Angkatan Darat RI pada 1954. Saat ini Pusroh berubah nama menjadi Pusbintal (Pusat Pembinaan Mental).

Keterlibatan Junus Anies di militer diasaskan pada pengalamannya membina organisasi kepanduan Hizbul Wathan dan menjadi anggota PETA. Jabatan Tituler menunjukkan bahwa dirinya bukanlah anggota murni TNI AD.

Ningrat, Keturunan Raja Brawijaya V

Lahir di Kauman, Yogyakarta, 3 Mei 1903, Junus Anies merupakan keturunan ke-18 dari Raja Brawijaya V. Gelar ‘Raden’ dibuktikan lewat Surat Kekancingan Swandana Tepas Dwara Putera Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat tahun 1961.

MateriTerkait

Khutbah Jumat: Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) Adalah Maqasid Syariah

Undangan Terbuka untuk Kader Muhammadiyah: Mari Menulis Tafsir At-Tanwir

Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

Dalam H.M. Yunus Anis: Amal, Pengabdian dan Perjuangannya (1999), Suratmin menulis bahwa ayah Junus Anies, Haji Muhammad Anis adalah seorang Abdi Dalem Kraton Ngayogyakarta. Sementara itu Yunan Yusuf dalam Ensiklopedi Muhammadiyah (1949) menulis bahwa ibunya bernama Siti Saudah.Junus Anies merupakan anak sulung dari sembilan bersaudara. Dia bersaudara dengan Raden Haji Syarkawi, salah satu tokoh perintis Muhammadiyah yang namanya tercatat dalam struktur Hoofdbestuur (Pengurus Pusat) Muhammadiyah tahun 1912, demikian catat Mu’arif dalam Covering Muhammadiyah (2020).

Melanglangbuana, Perintis Dakwah Muhammadiyah di Luar Jawa

Selain mendapatkan pendidikan Keislaman secara non formal dari ayah dan kakeknya, Junus Anies mengawali pendidikan formalnya di Sekolah Rakyat (SR) Muhammadiyah Yogyakarta.

Lepas dari SR Muhammadiyah, dia berpindah ke Batavia dan menempuh pendidikan di Sekolah Al-Attas dan Sekolah Al-Irsyad dengan bimbingan langsung sahabat KH Ahmad Dahlan, Syekh Ahmad Surkati.

Dari pengajaran Ahmad Surkati, Junus Anies menjelma sebagai seorang mubalig militan. Setelah bergabung dengan Muhammadiyah pada 1925, dia segera membawa misi merintis dakwah Muhammadiyah hingga menjelajah Makassar (1926), Aceh (1928), Gorontalo (1929), Bengkulu (1929), termasuk Ujungpandang dan Sumatera Barat.

Di beberapa tempat yang dia kunjungi, sejumlah cabang Muhammadiyah pertama segera berdiri berkat kerja keras dirinya dan rekan-rekan sesama dai khusus yang ditugaskan Muhammadiyah.

Ibrahim Polontalo dalam Muhammadiyah di Sulawesi Utara 1928-1990 (1995) menulis keterangan bahwa Junus Anies, dkk berjasa dalam membuka sekolah Muhammadiyah dan cabang Muhammadiyah di daerah terjauh Indonesia yang berbatasan dengan Filipina, Pulau Sangihe.

Di samping menjadi mubalig, Junus Anies dikenal sebagai jurnalis kritis yang konsisten menentang kebijakan Ordonansi Guru 1905 dan 1925 pemerintah Hindia Belanda. Pidato penentangannya dalam Kongres Muhammadiyah ke-17 tahun 1928 di Yogyakarta bahkan dimuat surat kabar De Locomotief no.37, 14 Februari 1928. Surat kabar yang pernah dia pimpin antara lain majalah Ilmu dan Amal Suara Muhammadiyah serta Bintang Islam.

Memiliki Perhatian Besar Pada Pengembangan Cabang-Ranting dan Sistem Organisasi

Selain karena pengalaman merintis dakwah Muhammadiyah ke seluruh Indonesia, Junus Anies meyakini bahwa pengembangan jamaah akar rumput adalah kunci hidup matinya Persyarikatan. Dengan demikian, dirinya sangat memperhatikan pertumbuhan Cabang dan Ranting.

Pada tahun 1930-an, dia pernah menyatakan pentingnya prioritas untuk senantiasa mengaktifkan  dan menumbuhkan Cabang-Ranting sekaligus merawat sistem tata organisasi.

Junus mengutip beberapa contoh organisasi lain di masa itu dengan penegasan bahwa tanpa adanya akar rumput dan sistem organisasi yang ditaati, banyak organisasi besar yang berpengaruh dan dipimpin oleh para tokoh besar pada akhirnya tidak dapat bertahan lama (bubar).

Komitmen merawat sistem organisasi serta jamaah akar rumput dibuktikan saat dia menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah (1959-1962). Pada masanya, Muhammadiyah berhasil meningkatkan pengembangan Cabang dan Ranting Muhammadiyah secara luar biasa.Majalah Suara Muhammadiyah 17–18 September 2018 mencatat bahwa dari tahun 1912–1960 Muhammadiyah hanya menghasilkan 1.835 Cabang dan Ranting. Sedangkan pada masa kepemimpinan Junus Anies, jumlah itu melesat sampai 2.740 Cabang dan Ranting (542 Cabang dan 2216 Ranting).

Spesialis Jabatan Sekretaris

Setelah bergabung dengan Muhammadiyah di usia 22 tahun, Junus Anies mulai merintis karirnya di Persyarikatan sebagai mubalig. Dua tahun setelahnya, dia segera dipercaya sebagai pengurus cabang Muhammadiyah di Batavia sampai tahun 1926. Selanjutnya dia menjabat sekretaris Pengurus Cabang Muhammadiyah Kota Batavia (1927-1934), lalu sebagai Ketua (1928-1937).

Reputasinya sebagai mubalig yang militan, orator yang pandai menggugah semangat beramal serta keluasan ilmu dan kedisiplinan berorganisasinya membuat karirnya di Persyarikatan mulai menanjak. Suratmin (1999) secara khusus mencatat:

“Di lingkungan Muhammadiyah, H.M Yunus Anis sejak muda telah ikut mengembangkan Muhammadiyah. Sebagai seorang orator, beliau tampil mubalig sekaligus penggerak sehingga Muhammadiyah menjadi gerakan yang dinamis. Sebagai seorang administrator, beliau telah ikut meletakkan dasar–dasar administrasi Muhammadiyah secara tertib.”

Kedisiplinan berorganisasinya sendiri besar kemungkinan terpengaruh dari didikan dan teguran langsung tokoh kharismatik dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haji Fakhruddin.

Di Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dia telah enam kali menjadi Sekretaris, antara lain pada periode 1928-1930, 1932-1936, 1942-1950, 1950-1953, 1953-1956, dan 1956-1959.

Junus Anies mulai menjadi Ketua PP Muhammadiyah ke-7 pada periode 1959–1962 menggantikan masa kepemimpinan K.H.A Badawi. Tampilnya Junus Anies sebagai Ketua Umum bukan karena dipaksa seperti masa-masa sebelumnya, melainkan karena mekanisme demokratis forum Tanwir yang menunjuk delapan orang untuk memberikan suara terbanyak dan sosok terpilih (Junus) pun ikhlas menerimanya.

Menekankan Disiplin Organisasi dan Taat Administrasi, Penggagas Kepribadian Muhammadiyah

Sebagai sosok yang dikenal teliti dan cermat dalam berorganisasi sebagaimana seniornya, KH Fakhruddin, Junus Anies dikenal tekun mengarsip maupun menyimpan dokumen. Setelah terpilih sebagai Ketua dalam Muktamar ke-34 di Yogyakarta, 18-23 November 1959, tindakan yang dia laksanakan di periodenya adalah soal tata kelola organisasi.

Buku 1 Abad Muhammadiyah: Gagasan Pembaruan Sosial Keagamaan (2010) mencatat ada tiga fokus yang dia laksanakan, antara lain; 1) membina dan meningkatkan kualitas tenaga dan potensi yang ada dalam Muhammadiyah sehingga dapat mewujudkan organisasi yang kompak dan dinamis, sanggup menunaikan tugas, 2) menggunakan potensi Muhammadiyah, bersama potensi umat Islam di luar Muhammadiyah dalam menyusun perjuangan umat dan tujuan bersama, dan 3) memegang teguh kemudi pimpinan Muhammadiyah sehingga dapat menjadi contoh bagi anggota berdasar tuntunan ajaran Islam menuju baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur.Selama periode kepemimpinannya, Junus Anies juga mengawal gagasan tentang Kepribadian Muhammadiyah yang mana perumusannya digarap oleh sebuah tim di bawah pimpinan KH. Faqih Usman, dan diputuskan dalam Muktamar Muhammadiyah ke-35 tahun 1962. Sesuai fungsinya, Kepribadian Muhammadiyah menjadi panduan bagi anggota Muhammadiyah.

Mimpi Internasionalisasi Gerakan Muhammadiyah

Setelah purna menjabat sebagai Ketua Umum, Junus Anies menjadi penasehat Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada 1962-1965 sekaligus menjadi Wakil Ketua I Majelis Pendidikan dan Pengajaran.

Setelah itu dirinya menjadi penasehat PP Muhammadiyah 1965-1968 sekaligus Wakil Ketua II Majelis Tarjih dan Wakil Ketua I Majelis Pendidikan dan Pengajaran, serta Ketua Urusan Dokumentasi dan Sejarah. Kemudian menjadi penasehat Ikatan Karyawan Muhammadiyah 1965-1968, Wakil Ketua IV PP Muhammadiyah 1968-1971, dan penasihat Majelis Pustaka PP Muhammadiyah 1971-1974.

Pada pidato iftitah Kongres Muhammadiyah seperempat abad, 21-26 Juli 1936 di Jakarta, Junus Anies sempat mengutip mimpi besar KH Dahlan untuk menginternasionalisasikan gerakan Muhammadiyah sebagai ‘Bapak Dunia’ dan gerakan ‘Aisyiyah sebagai ‘Iboe Dunia’. Maksudnya KH Ahmad Dahlan ingin kedua organisasi ini dapat menjadi ikon bagi gerakan Islam yang maju dan berpengaruh di dunia.

Junus Anies wafat pada tahun 1979 di usianya yang ke-76 tahun. Junus Anies dimakamkan di komplek pemakaman Karangkajen, Daerah Istimewa Yogyakarta, bertetangga dengan makam Kiai Ahmad Dahlan dan tokoh-tokoh perintis Muhammadiyah. Sebagai penghargaan, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) meresmikan bangunan masjid bernama Yunus Anis pada Oktober 2022.

Di antara pesan yang membekas antara lain nasehatnya agar Muhammadiyah menjaga jarak dari politik praktis. Pesan ini dia sampaikan pada Pidato Iftitah Muktamar ke-35 (1962).

“Para politikus suka mengatakan bahwa kalau Muhammadiyah tetap bersikukuh tidak berpolitik, tentu akan dimakan politik. Jawaban kita: silahkan makan kalau memang doyan. Tapi awas, kalau nanti keleleden. Ditelan tidak masuk, dilepeh tidak keluar.”

Selain itu, dirinya menekankan agar umat senantiasa bertakwa. Tidak ada perbedaan kualitas antara profesi seseorang dengan ketakwaannya.

“Hamba Allah itu harus bertakwa. Jadi Tukang Sapu, Pegawai Negeri, Prajurit, bahkan Presiden sekalipun haruslah bertakwa.” (afn)

Tags: HWImam TNIjunus aniesTokoh Muhammadiyah
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Hukum Menyewakan Menara Masjid untuk BTS, Bolehkah?

Next Post

Karena Mandiri Muhammadiyah Bisa Bersikap Kritis, Konstruktif, dan Etis Pada Kebijakan Negara

Baca Juga

Milad ke-105 HW Canangkan Internasionalisasi Gerakan
Berita

Milad ke-105 HW Canangkan Internasionalisasi Gerakan

21/12/2023
Milad ke-105 HW; Menjadi Tangguh dan Perkuat Pengkhidmatan untuk Masyarakat Luas
Berita

Milad ke-105 HW; Menjadi Tangguh dan Perkuat Pengkhidmatan untuk Masyarakat Luas

20/12/2023
Bank Indonesia Serahkan Uang Rupiah Kuno kepada Museum Muhammadiyah
Berita

Bank Indonesia Serahkan Uang Rupiah Kuno kepada Museum Muhammadiyah

07/10/2023
Rakernas LPCR-PM PP Muhammadiyah, Usaha Mewujudkan Mimpi Ideal Kiai Haji Junus Anies
Berita

Rakernas LPCR-PM PP Muhammadiyah, Usaha Mewujudkan Mimpi Ideal Kiai Haji Junus Anies

02/09/2023
Next Post
Karena Mandiri Muhammadiyah Bisa Bersikap Kritis, Konstruktif, dan Etis Pada Kebijakan Negara

Karena Mandiri Muhammadiyah Bisa Bersikap Kritis, Konstruktif, dan Etis Pada Kebijakan Negara

Merenungi Kembali Hubungan Pancasila, Muhammadiyah, dan Sukarno

Merenungi Kembali Hubungan Pancasila, Muhammadiyah, dan Sukarno

Film Lies Karya Mahasiswa UMY Lolos Kurasi Platform Film Amatir Tingkat Internasional, SWIFF

Film Lies Karya Mahasiswa UMY Lolos Kurasi Platform Film Amatir Tingkat Internasional, SWIFF

BERITA POPULER

  • Puasa Tasua dan Asyura Jatuh Pada Tanggal 27 dan 28 Juli 2023, Begini Keutamaannya!

    Kapan Pelaksanaan Puasa Tasua dan Asyura?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Asyura dalam Riwayat Hadits Ibnu Abbas dan Aisyah RA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan-amalan bagi Muslimah pada bulan Muharram

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inggris Alami Krisis Layanan Lansia, Muhammadiyah Ambil Peluang Dakwah dan Kontribusi Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sama-sama Menggunakan Hisab dan Berlaku Global: KHGT dan Kalender Ummul Qura Arab Saudi Tetapkan 1 Muharram 1447 H pada 26 Juni 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alumni Kampus Muhammadiyah Ini Berhasil Diterima Magister di Harvard University

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memuliakan Bulan Muharram dengan Menjauhi dari Mitos-mitos yang Tidak Berdasar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah
Login with M-ID

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2024 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.