MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA—Telah 110 tahun mengurusi bidang pendidikan, bagi siapa yang memiliki menempuh pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah itu tidak salah pilih. Organisasi ini terbukti memiliki kelembagaan yang kokoh.
Demikian disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad, Sabtu (1/10) di acara Kuliah Umum Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. Eksistensi lebih dari seabad dalam mengurus pendidikan menjadi jaminan belajar di lembaga pendidikan Muhammadiyah.
Menurutnya, di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aiysiyah (PTMA) atau di sekolah-sekolah Muhammadiyah manapun mahasiswa dan peserta didik tetap berada dalam satu payung yang sama, satu jaringan di bawah organisasi Islam terbesar, yaitu Muhammadiyah.
Selain itu, ketika belajar di lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah juga memiliki keuntungan, sebab di dalamnya adakan diajarkan materi tentang Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Di mana materi ini tidak ditemukan di luar Muhammadiyah.
“Kegunaan Al Islam dan Kemuhammadiyahan itu memberikan sesuatu masukan kepada anak-anak untuk memperoleh soft skill, yang diperlukan dalam kehidupan kita di masa akan datang,” ungkapnya.
Mengutip isi dari Kepribadian Muhammadiyah, Guru Besar Sosiologi ini menjelaskan bahwa menurut Kepribadian Muhammadiyah, Warga Muhammadiyah diharuskan untuk mengusahakan perdamaian dan kesejahteraan. Perdamaian dan kesejahteraan ini menjadi topik yang selalu hangat, bukan hanya di Indonesia tapi juga dunia.
Sebuah pandangan maju dan melintas ini menjadi bekal bagi manusia dalam mengarungi masa depan, dan siswa maupun mahasiswa Muhammadiyah telah diajarkan tentang ini. Diharapkan mereka menjadi generasi yang paling siap menghadapi masa depan.
Selanjutnya, memperbanyak kawan dan memperluas ukhuwah islamiyah. Hal ini selaras dengan kebutuhan manusia di masa depan, yaitu tentang penting kolaborasi. “Kolaborasi atau kerjasama ini merupakan suatu yang mutlak bagi anda, bagi kesuksesan anda,” imbuhnya.
Kepribadian selanjutnya adalah lapang dada, luas pandangan dan memegang teguh ajaran Islam. Kepribadian ini mendorong anak bangsa untuk memiliki pandangan positif terhadap sesuatu dan perubahan. Dalam bahasa yang ringkas, hal itu disebut fleksibel namun tetap kokoh berprinsip.
“Kalau anda mempelajari Kemuhammadiyah, maka seluruh ideologi Muhammadiyah itu membentuk diri kita menjadi orang yang baik, orang yang mempunyai kepribadian – soft skill yang baik.” Tuturnya.
Dadang menegaskan bahwa belajar Al Islam dan Kemuhammadiyahan merupakan belajar akhlak dan kepribadian. Oleh karena itu, siswa dan mahasiswa yang belajar di Muhammadiyah kalian tidak salah pilih, kalian memiliki suatu kebanggan yang tidak dimiliki oleh yang lain.
