MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Kritik terhadap sistem jalur mandiri Perguruan Tinggi Negeri bermunculan karena dianggap rentan terhadap praktik rasuah, suap, dan penyalahgunaan wewenang untuk mengeruk keuntungan, yang mana hal ini tidak sesuai dengan etika sosial, prinsip dan nilai luhur lembaga pendidikan.
Memperhatikan hal ini, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syafiq Mughni pun berpesan agar Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) tetap menjaga prinsip dan nilai luhur lembaga pendidikan dengan tidak mengkapitalisasi sistem jalur mandiri.
“Maka saya kira PTMA juga perlu melakukan ini dengan tanpa melanggar etika-etika sosial dan akademik sehingga tujuan Muhammadiyah itu bisa tercapai atau bisa mengantarkan gerakan besar Muhammadiyah ini ke arah yang dicita-citakan,” ujarnya pada Kamis (25/8).
Syafiq juga memuji konsistensi PTMA untuk taat asas terhadap prinsip luhur pendidikan sehingga selama ini, jalur mandiri di PTMA selalu dalam koridor yang seharusnya. “Insyaallah tidak akan ada pemanfaatan untuk kepentingan-kepentingan pribadi. Semua dana yang masuk di PTMA itu semuanya untuk kepentingan gerakan dakwah Persyarikatan Muhammadiyah ini untuk dire-investasikan kembali untuk kepentingan perguruan tinggi itu maupun digunakan untuk kepentingan menolong mahasiswa-mahasiswa yang mengalami kesulitan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kewajiban-kewajiban finansial terhadap PTMA,” kata Syafiq.
“Jadi kita masih punya komitmen untuk menjaga seluruh perguruan tinggi supaya terus berada dalam relnya dan tidak menyimpang. Dan kalau misalkan ada yang mempergunakan kesempatan itu untuk kepentingan pribadi saya kira itu adalah kesalahan yang sangat fatal dalam ukuran Persyarikatan Muhammadiyah,” tambahnya. (afn)