MUHAMMADIYAH.OR.ID, GRESIK—Sejak tahun 2020, Rumah Sakit Muhammadiyah di Kabupaten Lumajang resmi beroperasi. Hadirnya Rumah Sakit Muhammadiyah tentu menjadi ajang kompetisi yang positif dalam hal pelayanan kesehatan. Selain bersama-sama fastabiqul khairat, kehadiran Rumah Sakit Muhammadiyah ini juga merupakan wujud dari simbol kemandirian persyarikatan.
“Di banyak tempat amal usaha Muhammadiyah seperti itu. Kalau ada bencana mesti sigap datang ke setiap tempat lalu berbagi. Bukan hanya untuk Muhammadiyah tapi semuanya. Ini lahir dari semangat kemandirian kita,” ucap Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam acara yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Gresik pada Senin (11/07).
Etos kemandirian yang menjadi ciri khas Muhammadiyah harus terus dirawat dengan baik. Karena dengan kemandirian akan membentuk harkat, marwah dan muruah persyarikatan. Kemandirian juga sejalan dengan adagium yad al-ulya khair min yad al-sufla, menjadi tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Artinya, memberi lebih baik daripada menerima.
“Etos ini harus terus kita bangun, karena dengan etos kemandirian kita bisa maju, bahkan memancing orang lain untuk membantu. Tidak mungkin pemerintah bantu kita kalau kita tidak layak dibantu, karena insyaAllah kita ini jujur,” kata Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Kemandirian Muhammadiyah memancing orang lain untuk turut membantu. Haedar berterima kasih kepada segenap jajaran pemerintah yang selalu turut membantu Muhammadiyah. Setiap bantuan yang diberikan pemerintah kepada Muhammadiyah akan dikembalikan untuk kemaslahatan masyarakat yang lebih luas lagi. Inilah alasan mengapa Muhammadiyah layak mendapat bantuan.
“Muhammadiyah insyaAllah membangun dengan semangat kemandirian. Alhamdulilah dukungan dari yang lain-lain juga muncul. Harapan kita biarpun mandiri kalau mau bantu jangan ragu-ragu. Jangan malah yang mandiri tidak dibantu,” kata Haedar.