MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Pada usia 40-an tahun Kiai Haji Ahmad Dahlan telah mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Menurut sahabatnya, Kiai Sudjak, Ahmad Dahlan adalah sosok yang cerdas (fatonah).
Hal tersebut diungkap Sukriyanto AR dalam Podcast Jejak Muhammadiyah, Selasa (11/1).
Dilanjutkan Sukri bahwa ciri khas pembelajaran Kiai Dahlan adalah tidak pernah terlalu lama. “Jadi pendidikannya pertama diajar oleh orang tua. Selama umur 8 tahun dia sudah tamat qur’an beberapa kali kemudian ngaji sama kakak iparnya H. Muhsin, Kiai Lurah Noor itu kakak iparnya setelah itu belajar kepada tempat lain di lempuyangan misalnya Kiai ada itu lupa saya namanya kemudian di Wonokromo di termas dan sebentar-sebentar,” kata Syukri.
Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga PP Muhammadiyah ini menyatakan bahwa memang seperti itulah karakter pembelajaran Kiai Dahlan. Setelah selesai berguru pada satu guru, kemudian ia berpindah pada guru lainnya.
Dilanjutkan Sukri pada usia 29 tahun, Kiai Dahlan pernah mewacanakan agar orang Islam di Yogyakarta itu kiblatnya diluruskan ke Makkah sehingga waktu itu ada pertemuan dihadiri 26 Kiai. Ada dari Kauman, Suronatan, kemudian Lempuyangan Wangi, dan Wonokromo.
“Tetapi waktu itu tidak ada kesepakatan sehingga masih belum berhasil dalam soal itu. Tapi kebetulan ada anak-anak muda yang mendengarkan itu tertarik dengan Kiai Dahlan lalu pada beberapa hari berikutnya menggaris di masjid besar itu ke arah kiblat dan disitulah geger,” terang Sukri sapaan akrabnya.
Jika dilihat dari sejarahnya, kata Sukri, Kiai Dahlan memiliki ide meluruskan arah kiblat itu sekitar 19 tahun sebelum berdirinya Muhammadiyah. Hal itu Kiai Dahlan peroleh tentunya dari belajar ilmu hisab di tempat beberapa Kiai seperti Kiai Soleh Darat.
“Nah itu belajar tapi karena itu orang cerdas itu ya dalam waktu singkat sudah paham sudah menguasai,” tegas Sukri.
Sukri juga menyinggung bahwasannya asal mula Kiai Dahlan mendirikan organisasi karena bergaul dan memahami organisasi budi utomo. Dari sanalah Kiai Dahlan mendapatkan kesempatan untuk mengajar dan akhirnya terinspirasi membuat organisasi juga pondok Muhammadiyah atau Kweekschool Muhammadiyah.