MUHAMMADIYAH.ID, SURABAYA – Memperhatikan kebutuhan kelompok disabilitas, Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya melakukan langkah berkemajuan, yakni meluncurkan Kursi Pintar Disabilitas (KPD) sebagai fasilitas kuliah mahasiswa berkebutuhan khusus.
KPD dilengkapi dengan motor listrik sehingga untuk bergerak, mahasiswa tinggal menjalankan kemudi layaknya sebuah kendaraan. Selain itu, KPD juga dilengkapi dengan meja lipat yang memudahkan mahasiswa untuk tetap menggunakan kursi ini dalam kegiatan perkuliahan.
Meski saat ini masih dalam tahap uji coba, Ketua Unit Layanan Disabilitas UM Surabaya Idham Choliq menjelaskan bahwa KPD disiapkan kampus menyambut sistem kuliah luring yang akan dilaksanakan.
Inovasi ini ungkap Idham telah diikutkan dalam lomba inovasi alat asistif (alat bantu disabilitas) dan telah memperoleh pendanaan sebesar Rp 10 juta.
“Jika sudah layak digunakan dan nyaman digunakan mahasiswa difabel akan diproduksi masal. Apalagi mahasiswa difabel di kampus dari berbagai tingkat lebih dari 10. Terutama yang kesulitan mobilitas. Ada tuna daksa dan tuna grahita juga,” kata Idham dalam acara peluncuran KPD sekaligus vaksinasi di kampus UM Surabaya, Senin (20/9).
Menyambung Idham, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang hadir meresmikan alat inovasi untuk mahasiswa disabilitas itu memuji inovasi UM Surabaya.
“UM Surabaya merupakan kampus yang ramah disabilitas, kampus ini dapat dijadikan contoh oleh kampus lainnya,” kata Eri.
Selain mengapresiasi, Eri juga menjanjikan pekerjaan kepada 2 alumni penerima beasiswa disabilitas jurusan Ilmu Hukum.
“Untuk mas Halim dan mas Diksa karena baru lulus nanti akan saya beri pekerjaan. Karena mereka lulusan ilmu hukum, maka nanti mereka bisa bekerja sesuai dengan disiplin ilmu mereka,” janji Eri.
Sementara itu Rektor UM Surabaya Sukadiono menyampaikan rasa terima kasih kepada kehadiran Eri Cahyadi guna meninjau kegiatan vaksinasi dan uji coba alat inovasi untuk disabilitas.
“Alhamdulillah, kami sangat berterima kasih kepada Bapak Eri, selaku Wali Kota Surabaya karena memberikan kesempatan kepada alumni kami khususnya alumni Difable untuk bekerja di pemkot Surabaya. Saya kira ini adalah bentuk penghargaan pemkot surabaya kepada lulusan UM Surabaya, khususnya disabilitas mampu bekerja di manapun dan diberikan kesempatan yang sama,” pungkasnya.