Jumat, 25 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Artikel

dr. Soetomo, Pahlawan Nasional dan Tokoh Kedokteran Muhammadiyah

by aanardianto
4 tahun ago
in Artikel, Tokoh Muhammadiyah
Reading Time: 5 mins read
A A

“Tetapi pada hakikatnya Persyarikatan kami itu tiada lain hanya satu dari beberapa petunjuk lahirnya pemikiran baru yang menggetarkan bahagian antero dunia yang berfikir. Lagi pula boleh dikatakan akan pertimbangan atau perlawanan pengajaran Darwin. Bukankah pengajaran Darwin itu berasas peperangan hidup?

Sudah tentu saja kejadiannya pengajaran ini menindas dan memusnahkan yang bersifat lembek. Karena bermaksud untuk diri sendiri supaya dalam dunia ini mendapat tempat yang baik. Sedang fikiran baru itu timbul dari asas yang lain. Yakni asas cinta kasih. Asas cinta kasih ini sudah barang tentu tiada mengizinkan, tiada memberi kesempatan, beberapa untuk keperluan diri sendiri. Akan tetapi mewajibkan berkurban untuk mencapai hidup mulia bagi umum” (dr. Soetomo)

Dua paragraf di atas merupakan penggalan pidato dr. Soetomo (1888-1938) pada Ahad, 14 September 1924 saat Pembukaan Poliklinik Muhammadiyah Surabaya.

Acara tersebut dihadiri oleh Pengurus Besar Muhammadiyah yakni Haji Soedja’ dan Ki Bagus Hadikoesoemo. 

MateriTerkait

Status Nasab dan Tanggung Jawab Anak Hasil Zina Ketika Orang Tua Menikah dan Kemudian Bercerai

Khutbah Jumat: Larangan Berbangga Diri dengan Dosa

Bolehkah Menikahi Perempuan dalam Kondisi Hamil?

Di hadapan khalayak umum yang datang menghadiri acara pembukaan Poliklinik Muhammad Surabaya itu, dr Soetomo memberi sambutan kepada undangan sekaligus memperkenalkan gerakan Muhammadiyah.

Poliklinik, Welas Asih dan Inklusi

Dalam pidato yang disampaikan tersebut, terselip pandangan menarik yakni tentang keberpihakan Muhammadiyah terhadap bangsa yang tertindas melalui pendirian klinik maupun balai pengobatan. dr. Soetomo menyebut konsep keberpihakan tersebut sebagai asas “cinta kasih” atau “etos welas asih.”

Asas tersebut jika ditarik ke belakang juga ditemukan dalam catatan Kyai Sudja’ tentang Buah Pikiran KH Ahmad Dahlan.

Selain asas cinta kasih atau etos welas asih yang dimiliki oleh Muhammadiyah ketika memberikan perlawanan terhadap penindasan, ciri lain yang melekat dalam kerja kemanusiaan Muhammadiyah adalah inklusi.

Menurut Prof. Zakiyudin Baidhawy, semangat kemanusiaan berbasis cinta-kasih telah mempersatukan orang-orang yang berbeda bangsa dan agama dalam Muhammadiyah.

Kerja sosial Muhammadiyah didasarkan atas pandangan bahwa kebenaran (al-haq) dan kebaikan (al-khair) Islam adalah manfaatnya tanpa memandang batas bangsa dan agama.

Asas cinta kasih juga menjadi kritik atas Darwinisme sebagai paradigma pemikiran Barat modern yang meletakkan seleksi alam atas kekuatan individu. Teori Darwinisme tidak memberikan kesempatan pada kaum lemah untuk maju. Paham tersebut ingin dikikis, sebab berpotensi melanggengkan penindasan pihak yang kuat terhadap yang lemah, serta menyuburkan sikap individualistik.

Asas cinta kasih saat itu ditawarkan sebagai paradigma baru untuk dijadikan sebagai alam berpikir umum Bangsa Indonesia dalam melawan penindasan yang terjadi pada dirinya, dengan tidak mengabaikan dimensi kemanusiaan.

Dimensi kemanusiaan tidak boleh sirna dari lubuk hati dan alam pikir Bangsa Indonesia. Meski ingin menghilangkan penindasan dan sikap individualistik yang lekat dengan budaya Bangsa Barat. Namun Poliklinik Muhammadiyah Surabaya tersebut tetap memberikan ruang bagi Bangsa Eropa untuk berobat.

Padahal Eropa adalah representasi nyata dari Barat. Sebab asas cinta kasih berdasar pada keinginan untuk menjadi manusia yang tidak hanya memikirkan dirinya maupun kelompoknya. Maka, dengan demikian asas cinta kasih ini menjadi satu kesatuan dalam jaring konseptual Al qur’an tentang rahmatan lil alamin.

dr. Soetomo dan Muhammadiyah

Namun demikian, dokter alumni STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen) tahun 1911, sekaligus Pahlawan Kemerdekaan Nasional ini oleh publik lebih dikenal kiprahnya sebagai salah satu tokoh pendiri Boedi Oetomo (1908) atau nama salah satu rumah sakit milik pemerintah di Kota Surabaya.

Karena di kalangan warga Muhammadiyah, dr. Soetomo namanya samar-samar bahkan nyaris tidak terdengar. Dalam kepeloporan kesehatan Amal Usaha Muhammadiyah bidang Kesehatan (AUMKes), namanya tenggelam oleh nama-nama besar seperti Kyai Sudja’, ataupun KH. Ahmad Dahlan.

Amat jarang (atau mungkin belum ada AUMKes yang mengabadikan namanya sebagai nama gedung atau yang lainnya), padahal dr. Soetomo pernah menjabat sebagai Medisch Adviseur H.B. PKO Muhammadiyah.

Sumpah dari Belanda untuk Indonesia

Sikap teguh pendirian dan tidak jarang berpandangan beda dengan yang lain, bahkan dengan kawan seperjuangan adalah identitas yang melekat pada diri dr. Soetomo sejak muda.

Sikap dan cara pandang tersebut disinyalir keturunan dari bapaknya, Raden Soewardji. Di mana saat itu R. Soewardji oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai sosok yang ke Barat-Baratan.

Misalnya ia tidak mau mengganti namanya ketika sudah dewasa, memiliki jabatan, atau sudah menikah, padahal waktu itu, ganti nama bagi orang yang mapan dianggap sebagai keharusan.

Selain itu, dirinya kerap kali merasa resah atas perlakukan tidak adil keluarga terhadap anak perempuannya. Keresahan tersebut dijawab oleh R. Soewardji dengan menyekolahkan anak-anak perempuannya, dengan tujuan menjaga martabat putri-putrinya supaya mendapat perlakuan adil di lingkungannya.

Sikap tersebut oleh masyarakat dianggap sebagai kekalahan R. Soewardji atas Barat atau “modernisasi” yang selama ini menjadi lawannya. Sikap kritis lain yang sering dia keluhkan adalah rendahnya martabat bangsanya di mata orang-orang Barat.

Dikutip dari buku Gedung STOVIA sebagai Cagar Budaya (1973) karya S.Z. Hadisutjipto, R. Soewardji yang waktu itu menjabat sebagai Asisten Wedana sering menggerutu tentang buruknya derajat seorang Priyayi B.B (Binnenlands Bestuur: Pangreh Praja).

Hadisutjipto S.Z. menemukan percakapan penting, yang menjadikan tolak balik R. Soebroto (nama kecil dr. Soetomo) untuk memilih sekolah kedokteran di STOVIA. Soetomo kecil bertanya kepada ayahnya, “mengapa harus menggerutu jika masih tetap menjadi priyayi B.B.?

Mengapa tidak mau memilih jabatan lain saja, semisal menjadi guru ?. Mendengar itu, R. Soewardji menjawab, “Bila pekerjaan ini tidak saya jalani, apakah kau kira, kamu sekalian dapat makan roti dengan mentega?“, setelah berhenti sesaat, ayahnya kembali melanjutkan penjelasan.

“Hanya saja, permintaanku, janganlah kiranya anak-anak saya kelak dikemudian hari, ada seorangpun yang menjadi priyayi B.B.” Setelah mendapat jawaban tersebut, R. Soebroto semakin hormat kepada ayahnya dan berjanji tidak akan mengecewakannya.

Setelah lulus dari STOVIA tahun 1911, dr. Soetomo kemudian pada 1919 mendapat beasiswa studi lanjut ke Belanda. Dikontrakkan kecilnya di Amsterdam, Belanda dr. Soetomo sering menjamu mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Belanda.

Kesempatan itu ia manfaatkan untuk memupuk rasa cinta kepada tanah air, dan mengajak mereka supaya tidak terlena dan memilih hidup di Eropa. Selama masa studinya di Belanda, dr. Soetomo pernah ditunjuk sebagai ketua Organisasi Mahasiswa Indonesia di negeri Belanda yang bernama Indonesische Vereeniging yang berarti Perhimpunan Indonesia.

Hingga suatu waktu di hadapan anggota pelajar atau mahasiswa asal Indonesia di Belanda dia bersumpah; “Di Indonesia tempat kita. Disana tempat berjuang kita. Disana harus ditunjukkan keberanian, keperwiraan dan kesatryaan kita, terutama sekali kecintaan kita pada Nusa dan bangsa. Marilah kita bekerja disana, ditanah tumpah darah kita.”

Naskah: A’an

Editor: Fauzan AS

Tags: dr soetomoheadlinekedokteranpahlawan nasionaSejarahTokoh
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Mengapa Muhammadiyah belum Menggunakan Kriteria Kalender Islam Global ?

Next Post

Muhammadiyah Melawan Penjajahan dengan Pendidikan

Baca Juga

Haedar Nashir Terima Penghargaan Bintang LVRI, Serukan Komitmen dan Nilai Keindonesiaan bagi Generasi Muda
Berita

Haedar Nashir Terima Penghargaan Bintang LVRI, Serukan Komitmen dan Nilai Keindonesiaan bagi Generasi Muda

10/07/2025
Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal
Berita

Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal

25/06/2025
Apa Saja Syarat Validitas Kalender Islam Global?
Berita

Menjawab Kritik terhadap Kalender Hijriah Global Tunggal: Hilal di Bawah Ufuk

19/06/2025
Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025
Berita

Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025

18/06/2025
Next Post

Muhammadiyah Melawan Penjajahan dengan Pendidikan

Muhammadiyah Ajak Masyarakat Memandang Covid Secara Proporsional

Watak Keindonesiaan Luntur, Abdul Mu’ti Kritik Fenomena Apartemen dan Perumahan Kluster

Prinsip dari Beragama itu tidak Membawa pada Penderitaan

Prinsip-prinsip Kalender Islam Global

BERITA POPULER

  • Mahasiswa UMJ Viral Usai Jadi Ketua RT: Gen Z Siap Pimpin Masyarakat

    Mahasiswa UMJ Viral Usai Jadi Ketua RT: Gen Z Siap Pimpin Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KOKAM dan Polri Sinergi Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Buka Seleksi Beasiswa Al-Azhar Mesir 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tiga Pesan Haedar Nashir untuk KOKAM

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bolehkah Menikahi Perempuan dalam Kondisi Hamil?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Sakit Muhammadiyah Berkembang Pesat, Haedar Nashir: Itu Kita Bangun Di Atas Sistem Profesional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Uang Hasil Monetisasi Konten Digital itu Halal?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cerita Sekretaris PWM Jatim Diminta Pemuka Agama Katolik Mendirikan Kampus Muhammadiyah di Papua Tengah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Universitas Muhammadiyah Papua Barat Resmi Berdiri, Irwan Akib: Muhammadiyah Hadir untuk Semua Anak Bangsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.