Jumat, 25 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Artikel

Kredo Kemanusiaan Semesta

by adam
4 tahun ago
in Artikel, Moderasi Islam
Reading Time: 6 mins read
A A

Oleh: Prof Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah)

Dunia kemanusiaan masih berduka! Satu persatu orang-orang tercinta di sekikar kita meninggal terkait Covid-19. Secara manusiawi tiada derita yang memilukan kecuali terpapar pandemi ini. Sejak sakit hingga meninggal terisolasi.

Rumah sakit penuh melebihi kapasitas. Dokter dan tenaga kesehatan harus memilih pasien, yang berlawanan dengan jiwa etika profesinya. Meski profesional, hati mereka terluka oleh situasi tragis ini. Apalagi dituding mengcovidkan pasien.

Tapi ironi. Sebagian orang masih memproduksi teori konspirasi dan cara pandang negatif yang muaranya meragukan Covid dan vaksinasi. Lalu abai seolah duka pandemi ini lumrah dan wabah ini hanya flu biasa. Mereka yang waspada dan gigih berikhtiar malah dipandang paranoid dan penakut.

MateriTerkait

Status Nasab dan Tanggung Jawab Anak Hasil Zina Ketika Orang Tua Menikah dan Kemudian Bercerai

Khutbah Jumat: Larangan Berbangga Diri dengan Dosa

Bolehkah Menikahi Perempuan dalam Kondisi Hamil?

Jumlah kematian Covid-19 masih diperbandingkan dengan kasus yang lebih besar. Padahal data membuktikan, orang yang meninggal dan terpapar sangatlah besar. Hingga minggu ketiga bulan Juli tercatat 4,1 juta lebih warga dunia dan 79 ribu saudara sebangsa meninggal akibat pandemi ini. Apa masih kurang?

Menjaga Kehidupan

Kita tidak sedang meratapi pandemi dan kematian. Musibah bagi kaum beriman adalah takdir yang niscaya diterima ikhlas disertai ikhtiar dan sabar. Kematian itu pasti. Ketika ajal tiba siapapun tidak dapat menunda atau menyegerakan (QS. An-Nahl: 61). Masalahnya, kenapa masih berpikir instrumental yang negatif dalam memandang pandemi dengan korban yang memilukan itu?

Penderitaan akibat pandemi ini mestinya diletakkan dalam kredo kemanusiaan yang humanistik dan profetik tentang hakikat hidup dan mati dari makhluk Tuhan yang bernama manusia. Manusia yang Tuhan sendiri menghormati dan memuliakannya “fi ahsan at-taqwim”, sebaik-baik ciptaaan. Makhluk yang nilai satu jiwa baik hidup maupun mati sangat berharga di mata Tuhan (QS Al-Maidah: 32).

Maka letakkan musibah global ini dalam pandangan kemanusiaan menurut Steven Pinker (2018) disebut “a humanistic sensibility”, yang menumbuhkan sentimen empati seperti kemurahan hati, belas kasih, dan rasa saling memahami satu sama lain. Sifat-sifat empati tersebut menghidupkan watak alami manusia sebagai makhluk yang “merasa” (sentient) seperti senang dan sedih, suka dan duka, bahagia dan derita. Sifat-sifat manusiawi yang alamiah itu boleh jadi sering terdelusi oleh pola pikir sekular yang rasional-instrumental maupun pandangan keagamaan yang puritan dangkal.

Islam sejatinya kaya dengan pemikiran dan orientasi sikap hidup yang humanistik itu, yang memperoleh pijakan kokoh pada humanisme-profetik. Islam agama yang mengajarkan keadaban akhlak mulia sebagai risalah utamanya bersama misi rahmatan lil-‘alamin. Allah dengan tegas memfirmankan, yang artinya “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (QS Al-Isra: 70).

Maka sungguh mulia manakala sesama manusia menaruh empati dan simpati kepada saudara-saudara yang ditimpa musibah akibat wabah yang ganas ini. Jika tidak atau belum bisa menolong, setidaknya jangan mengabaikan dan menambah beban sesama. Bersikaplah welas asih. Bukankah Nabi Muhammad mengajarkan, “Sungguh Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR Muslim).  Mereka yang sakit dan meninggal itu manusia yang harus dihormati martabatnya. Kematian pun diletakkan secara manusiawai dalam matarantai hidup yang bermakna.

Pandemi ini mestinya makin menyadarkan manusia untuk menghargai hidup dan mati dalam satu paradigma metafisika yang utuh, bukan parsial dan instrumental. Cara pandang keagamaan yang lebih menghargai kematian ketimbang kehidupan dalam fatalisme jabariah dan puritanisme dangkal mesti diperbarui dengan perspektif bayani, burhani, dan irfani yang utuh. Pandangan pragmatis yang menempatkan kepentingan ekonomi, politik, dan pola pikir instan yang mengabaikan keselamatan jiwa manusia mesti dikoreksi ke paradigma yang interkoneksi. Sama halnya silangsengketa, oportunisme, dan kegarangan politik yang menambah berat beban bangsa mesti diluruhkan agar politik berjiwa futuwah dan berwawasan kemanusiaan.

Agama dan umat beragama atasnama Allah niscaya prokemanusiaan. Lokus utamanya pada kredo kemanusiaan profetik untuk menjaga jiwa manusia (hifdz al-nafs) sebagai satu kesatuan tujuan syariat dalam menjaga agama (hifdz din), menjaga harta (hifdz al-mal), menjaga keturunan (hifdz al-nasl), dan menjaga akal pikiran (hifdz al-‘aql) untuk kelangsungan hidup manusia meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.  Umat beragama hadir dengan pikiran dan tindakan cerdas mencerahkan. Hidup dan mati manusia diletakkan berharga, bermakna, dan bertujuan mulia!

Reorientasi Pandangan

Pandemi Covid-19 dan berbagai bencana alam yang terjadi di seluruh belahan bumi secara kauniah mengajarkan manusia agar makin rendah hati terhadap sesama maupun alam semesta, serta lebih berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Pencitpa. Kuasa tahta, materi, ilmu, dan segala otoritas manusia saat ini nyaris tak berdaya menghadapi makhluk Tuhan yang bernama Corona. Arogansi dan oligarki apapun tak berguna hadapi virus yang mematikan ini. Diperlukan ilmu dan hikmah yang melintasi dalam menghdapi pandemi yang sangat berat ini.

Mereka yang beriman tidak menunjukkan sikap tazakku (semuci) dan takabbur (angkuh diri) dalam belenggu paham keagamaan yang merendahkan martabat manusia, dunia,  ilmu pengetahuan, dan akal budi. Mereka yang sekular tidak merasa paling digdaya di atas singgasana rasionalitas, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang mengabaikan Tuhan dan agama.  Pintu langit dan bumi niscaya dibuka bersama untuk penyelamatan hidup seluruh umat manusia dan alam semesta yang dianugerahkan Tuhan untuk semua. Hidup umat manusia dan ekosistem dunia saat ini sudah terlalu sarat beban jika dikelola secara rakus, egois, hegemoni, dan arogansi.

David Wallace-Wells (2019) mengingatkan ancaman “The Uninhibitable Earth”,  tentang masa depan ketika bumi tidak dapat lagi dihuni. Ancaman dari perubahan iklim lebih total dan lebih luas ketimbangan ancaman dari bom bikinan manusia. Berbagai bencana alam yang tidak lagi alami, badai,  kelaparan, laut yang sekarat, udara yang tidak dapat dihirup, wabah akibat pemanasan, ambruknya ekonomi, konflik akibat iklim, terkait dengan perubahan iklim global. Kehidupan diambang kepunahan menyerupai kiamat (the day after). Manusia tidak dapat lagi memilih planet karena inilah tempat satu-satunya di alam semesta yang dapat disebut sebagai rumah.

Cara pandang menghadapi pandemi Covid yang dahsyat ini memerlukan perenungan teologis atau filosofis baru yang lebih humanistik, transedensi, dan membumi. Pendekatannya tidak bisa instrumental ala positivisme ilmu maupun paham agama yang dogmatis. Egoisme iptek, keagamaan, ekonomi, politik, dan golongan dalam menghadapi pandemi yang dahsyat ini hanya akan menambah rumit persoalan ketimbang memberi jalan keluar. Apalagi disertai sengketa politik tak berkesudahan yang menyebabkan kehidupan kolektif makin sarat beban. Semua pihak niscaya menyatukan pandangan dan langkah terbaik dan rendsh hati demi penyelamatan hidup bersama.

Khusus bagi para petinggi negeri yang disumpah atasnama konstitusi agar sepenuh hati dan menunjukkan konsistensi dalam melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Elite negeri dari semua golongan dituntut kearifan dan konstribusinya yang nyata untuk mengedepankan kepentingan kemanusiaan di atas ego diri dan kelompok. Nasib rakyat dengan segala penderitaannya menjadi pertaruhan utama yang menuntut budi luhur para pimpinannya. Para pemimpin dengan filosofi prokehidupan dan properadaban adiluhung dengan visi kemanusiaan yang melintas batas. Bukan elite-elite negeri pengejar kursi, legasi, dan popularitas diri yang egois dan miskin visi.

Roy Scranton, ketika mengupas “Learning to Die in the Anthropocene”, memperingatkan, bahwa masalah terbesar yang dihadapi manusia saat ini adalah tantangan filosofis, yakni bagaimana mengerti bahwa peradaban ini sudah “mati”. Pemikiran ini menggambarkan peralihan pemikiran menuju “kiamat”, baik secara harfiah maupun budaya, politik, dan etika. Atau ada pilihan lain berupa refleksi menghadapi pergulatan manusia  menuju ke arah sebaliknya. Artinya pandemi dan problem semesta saat ini meniscayakan filosofi baru tentang kredo kemanusiaan yang mengajarkan cara pandang dan praksis kebajikan yang melintasi untuk menyelamatkan kehidupan dan peradaban umat manusia di bumi milik bersama.

Di negeri ini dan fora dunia hadir praksis kemanusiaan yang luhur demi penyelamatan hidup umat manusia tanpa batas. Muhammadiyah selain proaktif memberi panduan beragama di kala darurat, berkiprah nyata menghabiskan dana ratusan milyar lebih atasi pandemi. Sejumlah pengusaha humanis tergerak hatinya berbagi rizki untuk meringankan nasib bangsa. Dari Oxford University Inggris tampil sosok Sarah Gilbert, yang melepas hak paten ilmiahnya untuk vaksin Astrazeneka, padahal jika mau dia bisa kayaraya setara pengusaha kelas dunia. Semua memberi contoh kearifan menghidupkan kredo kemanusiaan semesta adiluhung untuk penyelamatan peradaban hidup bersama!

Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di halaman Republika, Sabtu 24 Juli 2021

ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Mahasiswa Muhammadiyah Kampanyekan Umbi Porang Pengganti Padi

Next Post

Kerahmatan Aisyiyah Bukan Hanya Bagi Manusia, Tapi Juga Lingkungan

Baca Juga

Menjadi Mukhlis di Tengah Godaan Munafik: Tafsir Al-Baqarah ayat 204-207
Berita

Menjadi Mukhlis di Tengah Godaan Munafik: Tafsir Al-Baqarah ayat 204-207

25/07/2025
Kaderisasi dan Budaya Akademik Kunci Keberlanjutan PTMA
Berita

Kaderisasi dan Budaya Akademik Kunci Keberlanjutan PTMA

25/07/2025
Muhammadiyah Jerman Raya Buka Peluang dan Inisiatif Strategis di Sektor Ketenagakerjaan
Berita

Muhammadiyah Jerman Raya Buka Peluang dan Inisiatif Strategis di Sektor Ketenagakerjaan

25/07/2025
Habib Ja’far: Muhammadiyah Harus Terus Lanjutkan Jejak Kepeloporan Kiai Dahlan dalam Isu Kemanusiaan
Berita

Habib Ja’far: Muhammadiyah Harus Terus Lanjutkan Jejak Kepeloporan Kiai Dahlan dalam Isu Kemanusiaan

24/07/2025
Next Post

Kerahmatan Aisyiyah Bukan Hanya Bagi Manusia, Tapi Juga Lingkungan

Haedar Nashir Ungkap Lima Virus Pendidikan Nasional Indonesia

Respon Isu Lingkungan Aisyiyah Diapreiasi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kepala BMKG

BERITA POPULER

  • Mahasiswa UMJ Viral Usai Jadi Ketua RT: Gen Z Siap Pimpin Masyarakat

    Mahasiswa UMJ Viral Usai Jadi Ketua RT: Gen Z Siap Pimpin Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KOKAM dan Polri Sinergi Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Buka Seleksi Beasiswa Al-Azhar Mesir 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tiga Pesan Haedar Nashir untuk KOKAM

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bolehkah Menikahi Perempuan dalam Kondisi Hamil?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Sakit Muhammadiyah Berkembang Pesat, Haedar Nashir: Itu Kita Bangun Di Atas Sistem Profesional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Uang Hasil Monetisasi Konten Digital itu Halal?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Universitas Muhammadiyah Papua Barat Resmi Berdiri, Irwan Akib: Muhammadiyah Hadir untuk Semua Anak Bangsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Khutbah Jumat: Pentingnya Membiasakan Ibadah kepada Anak Sejak Dini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.