MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Data menjadi kunci menentukan keberhasilan di era disrupsi. Abdul Mu’ti mengatakan era disrupsi yang sedang terjadi saat ini berkaitan dengan empat hal yakni Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity. Keempat hal itulah yang menggambarkan secara lengkap era disrupsi.
Pada awalnya era disrupsi ditandai dengan adanya Volatility yang berarti dunia yang senantiasa bergejolak. “Sesuatu yang senantiasa kacau, sehingga ciri dari adanya era disrupsi adalah adanya permasalahan yang bergejolak dalam kehidupan manusia,” ungkap Mu’ti.
Tanda yang kedua, yakni, Uncertainty yang artinya ketidakpastian atau ketidakjelasan. “Sehingga perubahan-perubahan mengarah ke mana, sedang ada apa, dan bagaimana itu tidak jelas semuanya,” tutur Sekretaris Umum PP Muhammadiyah ini dalam Pengajian Ramadan PWM DI Yogyakarta.
Ketiga, Complexity. Semua hal itu bisa berdiri sendiri tetapi juga mempengaruhi satu sama lain. Sesuatu yang kompleks itu sesuatu yang saling mempengaruhi yang arahnya bisa dari mana-mana dan sesuatu yang terjadi tidak selalu disebabkan sesuatu yang tunggal tetapi berbagai macam kemungkinan sehingga dalam era yang sangat kompleks itu kita tidak bisa memastikan mengapa sesuatu itu terjadi dan bagaimana mengatasinya.
Keempat, Ambiguity atau ambiguitas. Sesuatu yang ambigu itu bisa berarti sesuatu yang tidak jelas atau mungkin satu dengan yang lainnya saling bertentangan.
“Empat hal itu terjadi karena memang dunia digital yang berubah sangat cepat itu memang mengubah hampir semua aspek dalam kehidupan manusia. Dunia maya itu sekarang menjadi dunia nyata bukan lagi dunia yang imajiner tetapi memang dunia nyata,” terangnya, Kamis (22/4) malam.
Mu’ti melanjutkan jika dulu ada ungkapan aneh tapi nyata sekarang berganti menjadi maya tapi nyata. Menurutnya kekuatan dunia maya itu bisa menjadi kekuatan yang luar biasa.
Maka di era disrupsi ini satu hal yang sangat menentukan adalah bagaimana kita ini dapat memiliki data dan bagaimana menggunakan data itu.
