Minggu, 6 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Berita

Refleksi Akhir Tahun 2020, Haedar Nashir

by adam
5 tahun ago
in Berita, Nasional
Reading Time: 8 mins read
A A

Alhamdulillah kita segenap bangsa Indonesia memasuki tahun baru 2021.

Tahun baru merupakan satu mata rantai dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2020 kita telah melewati banyak proses dinamika di dalam kehidupan kebangsaan kita.

Pandemi Covid-19 merupakan peristiwa dan musibah besar yang kita hadapi sebagai bangsa, bahkan dihadapi oleh seluruh bangsa-bangsa di dunia yang telah membawa pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Baik secara keruhanian, politik, ekonomi, budaya dan mobilitas sosial kita.

Pandemi ini sangat berat kita hadapi baik dari aspek kesehatan maupun dari aspek ekonomi dan sosial. Telah banyak saudara-saudara kita tercinta dipanggil Allah baik para tenaga kesehatan maupun warga masyarakat yang lain. Kita tentu sangat prihatin dan menyampaikan duka.

MateriTerkait

Milad Lazismu ke-23: Komitmen Menebar Manfaat untuk Kesejahteraan Umat dan Semesta

Empat Golongan Manusia dalam Pandangan Rasulullah

Bergabunglah dalam Konferensi Mufasir Muhammadiyah III

Pandemi juga telah membawa dampak pada kehidupan ekonomi, lebih-lebih bagi masyarakat yang ada di bawah juga dalam relasi kehidupan kita, karena itu maka pada awal tahun 2021 ini kita harus belajar mengambil hikmah dari musibah ini.

Pertama, kita berharap bahwa pemerintah dengan seluruh institusi yang ada di dalamnya dari pusat sampai bawah untuk semakin bersungguh-sungguh mencari solusi dan melakukan kebijakan-kebijakan afirmatif yang lebih progresif, baik dibidang kesehatan, sosial, ekonomi maupun dalam kehidupan pada umumnya.

Lebih-lebih yang berkaitan dengan pengadaan vaksin baik dalam standar kualitas dan keamanan bagi kesehatan seluruh warga bangsa maupun dalam aspek-aspek lainnya yang membutuhkan keterbukaan dan keseksamaan.

Kita dukung sikap dan langkah Presiden agar baik sosialisasi maupun juga penggunaan vaksin pada waktunya betul-betul dilakukan secara seksama sehingga tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. Kuncinya adalah ketulusan, kejujuran, transparansi dan kebersamaan dari kita semua.

Kita juga berharap karena pandemi ini belum akhir, bahkan di bulan Desember menunjukan peningkatan maka masyarakat untuk tetap meningkatkan disiplin baik disipilin sosial maupun mengikuti protokol kesehatan. Disiplin akan menjadi kekuatan yang paling besar bagi masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi ini.

Kedua, kita harus bersimpati dan berempati kepada para tenaga kesehatan yang begitu berjuang siang dan malam di rumah sakit dan di pusat-pusat pelayanan Covid-19. Jika kita tidak menyertai mereka dengan disiplin sosial yang tinggi dan mengikuti protokol kesehatan, beban mereka sangatlah berat dan lebih dari itu dengan disiplin insya’allah kita akan mengoptimalkan ikhtiar kita untuk bisa mengatasi pandemi ini.

Tentu juga kita berharap bahwa kebijakan afirmatif pemerintah untuk mengatasi dampak sosial ekonomi terutama bagi masyarakat yang ada di bawah dari berbagai lapisan sosial yang betul-betul terdampak luas dan berat agar kebijakan afirmatif itu betul-betul dirasakan meluas dan merata sehingga menjadi peringan beban bagi seluruh rakyat.

Ketiga, yang tidak kalah pentingnya adalah membangun kebersamaan baik dalam konteks menghadapi pandemi Covid-19 maupun di dalam menghadapi masalah-masalah berat di dalam kebangsaan. Kebersamaan, persatuan merupakan kekuatan modal sosial yang sangat berharga dan signifikan jangan sampai di tengah musibah yang berat kita retak sebagai bangsa dan di tengah beratnya beban masalah kebangsaan kita secara politik, sosial, ekonomi dan budaya kita justru tidak bersama.

Kebersamaan dan persatuan merupakan faktor yang menjadi modal ruhani bangsa ini selamanya. Sebab ketika kita berjuang menghadapi penjajah dan dari fase ke fase bangsa Indonesia biarpun menghadapi gejolak politik dan berbagai macam gejolak sosial lainnya tetap utuh sebagai bangsa.

Ada bangsa-bangsa lain yang saat itu bersama Indonesia seperti Yugoslavia akhirnya tinggal kenangan  dan tinggal nama karena hancurnya persatuan bangsa. Karena itu, kita harus menjunjung tinggi kebersamaan dan persatuan ini sebagai mutiara yang sangat berharga bagi masa depan bangsa

Perbedaan politik, perbedaan akses ekonomi , perbedaan budaya dan keagamaan harus semakin kita ikhtiarkan solusinya agar tidak menjadi titik picu bagi kita retak sebagai bangsa.

Dunia politik kita yang maju dalam demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), dan artikulasi kepentingan setiap kelompok harus disertadi dengan konsolidasi demokarsi, jalinan sosial dan etika politik yang kokoh di tubuh bangsa ini. 

Semangat sila ke-4 ‘Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan’ harus menjadi ruh politik Indonesia 2021 dan kedepan. Demokrasi politik yang dibangun di atas hikmah kebijaksanaan, semangat bermusyawarah harus menjadi budaya politik kita menjadi spriritual dan etika politik kita baik di tubuh masyarakat, kelompok-kelompok sosial dan politik, partai politik sampai pada negara

Rugi jika Indonesia bangga menjadi negara paling demokrasi sejajar dengan Amerika, India dan negara lainnya tetapi pada saat yang sama politik dan demokrasi ini meninggalkan bekas-bekas dan potensi keretakan di tubuh bangsa ini.

Juga politik transaksional yang berbasis pada kepentingan-kepentingan ekonomi dan oligarki harus menjadi agenda kita bersama untuk dieliminasi dan dicarikan solusi agar menuju politik Indonesia yang berbasis kepada sila ke-4 itu dan sila-sila Pancasila lainnya.

Sila satu, dua, tiga, empat dan lima harus juga melandasi politik, ekonomi, budaya dan segala kebijakan negara di 2021 dan kedepan. Politik dan kebijakan negara yang serba pragmatis dan mengabaikan nilai-nilai Pancasila yang luhur itu, lama kelamaan akan menjadi kelemahan di tubuh bangsa ini.

Demikian juga dalam agenda ekonomi kita kedepan kita percaya dan harus optimis betapapun sulitnya keluar dari pengaruh pandemi Covid-19. Seluruh kekuatan bangsa lebih-lebih pemerintah harus lebih bekerja keras bagaimana di tahun 2021 kebijakan-kebijakan ekonomi harus membuat kita bisa bangkit.

Banyak para ahli, para ekonom yang tentu harus dilibatkan bagaimana dicarikan solusi ini. Yang tidak kalah pentingnya dalam konteks ekonomi yang juga bertemali dengan aspek politik dan sosial adalah mengatasi kesenjangan sosial ekonomi.

Jangan sampai di tubuh bangsa ini masyarakat luas mayoritas yang 80% hanya menikmati kue pembangunan tidak lebih dari 20%, sebaliknya yang 20% bahkan mungkin lebih kecil memperoleh kue pembangunan di atas 80%.

Artinya, harus ada kebijakan-kebijakan progresif dari negara bukan sekadar untuk kebijakan afirmatif yang biasa untuk mengangkat UMKM dan ekonomi rakyat secara biasa-biasa, tetapi harus lebih progresif dan harus ada akselerasi agar kesenjangan semakin dapat kita pecahkan.

Saya percaya, mereka yang menguasai akses ekonomi dan kekuatan ekonomi mayoritas di negeri ini dalam jumlah yang minoritas atau minoritas yang menguasai kekayaan Indonesia mau berbagi dengan semangat persatuan Indonesia, semangat keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia dan nilai-nilai Pancasila yang luhur dan kebudayaan Indonesia yang mengajarkan nilai gotong-royong mau berbagi secara signifikan dan bersama negara mengatasi kesenjangan sosial ini.

Kelompok kecil yang menguasai hajat orang banyak dan kekuatan ekonomi Inodonesia yang tidak peduli pada kepentingan lainnya dan masa depan bangsa tentu sangatlah kecil. Saya masih percaya, tinggal bagaimana semuanya melakukan langkah-langkah untuk berbagi agar Indonesia kedepan lebih signifikan di dalam mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

Negara harus hadir lebih progresif dan berani yang oleh Presiden Joko Widodo disebut sebagai kebijakan ekonomi baru (new economic policy) yang berpihak pada rakyat banyak. Saya yakin jika semua bersungguh-sungguh punya political will yang kuat didukung oleh kebersamaan maka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia akan lebih tampak dan terwujud secara nyata.

Kita juga berharap bahwa ada gelombang baru dari seluruh kekuatan rakyat dan negara untuk menyelamatkan bumi, alam, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya bagi masa depan generasi Indonesia.

Sikap efisien, konservasi, penyelamatan, ishlah (membangun tanpa merusak) harus menjadi paradigma baru  di dalam membangun sumber daya alam agar tidak tereksploitasi secara rakus dan menjadi lahan bagi orang-orang yang rakus. Negara harus hadir menjaga, melindungi seluruh tumpah darah Indonesia dan seluruh bangsa Indonesia sebagaimana amanat kontsitusi.

Dan semua elemen dan institusi yang ada di negara termasuk kementrian-kementrian kita berharap ada komitmen kolektif konstitusional bagaimana peran dan fungsi pemerintahan negara yang diamanatkan oleh Undang Undang diwujudkan dan menjadi komitmen politik semuanya

Kehadiran kementrian siapapun yang memimpin dan apapun afiliasinya harus selurus-lurusnya setegak-tegaknya diabdikan untuk hajat hidup orang banyak dan kepentingan negara bukan untuk diri, kroni, kelompok sendiri, golongan sendiri. Karena ini menyangkut amanat rakyat begitu juga pasca pilkada serentak seluruh pejabat pemerintah Gubernur, Walikota dan Bupati di seluruh negeri tercinta memiliki komitmen baru agar pengkhidmatan dan pengabdiannya total untuk kemakmuran rakyat.

Saya percaya para pejabat di publik ini telah selesai dengan dirinya, sehingga tidak ada terbesit kepentingan untuk memperkaya diri, kroni, golongan sendiri dan menyalahgunakan amanat rakyat yang sangat mahal itu karena didadanya, dipikirannya, dijiwanya tertanam jiwa kenegarawanan yang diwariskan dari para pejuang dan pendiri bangsa.

Dalam kehidupan budaya kami mengajak seluruh komponen bangsa agar memobiliasasi potensi kebudayaan Indonesia yang majemuk ini untuk seluas-luasnya, sedalam-dalamnya dan sebesar-besarnya bagi kepentingan transformasi kebudayaan Indonesia yang bersatu tetapi berkemajuan.

Kebudayaan harus menjadi pilar membangun keadaban bangsa di  era media sosial dan era revolusi industri 4.0 jangan sampai masyarakat Indonesia terbuai bahkan larut di dalam budaya massa rendahan yang mencintai dan memproduksi fitnah, hoax, kebencian, permusuhan, perseteruan sekaligus juga intoleransi.

Dengan modal keluhuran kita baik berbasis suku bangsa kedaerahan maupun dalam agama, hadirkan budaya media sosial, budaya relasi sosial dan budaya interaksi sosial dalam keragaman untuk kita bertumbuh dalam kebersamaan sekaligus juga membawa keadaban dan kemajuan hidup bersama.

Kita rugi hidup di era revolusi industri 4.0 dan media sosial yang membuana ini, jika hanya menjadi maf’ul bih, menjadi objek penderita atau mungkin menjadi konsumen yang tidak cerdas dan tidak kritis. Hadirlah sebagai bangsa, masyarakat, dan warga yang punya tradisi literasi berkebudayaan luhur dalam media sosial sekaligus juga dalam relasi sosial kita di tengah kemajemukan.

Yang terakhir, kita bangsa Indonesia adalah bangsa yang bertumpu pada agama dan keberagamaan dengan semangat semua agama yang menjunjung nilai-nilai illahiah yang membawa pada kebaikan, kedamaian dan keluhuran hidup serta bertumpu pada nilai Ketuhanan Yang Maha Esa yang menjadi titik kita bertemu. Jadikan agama sebagai kanopi suci yang membawa kedamaian dan rahmat bagi kehidupan.

Jangan sampai karena bias pemahaman dan sentimen yang di luar nilai agama, keberagamaan kita membawa pada intoleransi, kegaduhan sosial, dan retak sesama komponen bangsa. Saya percaya, dengan nilai-nilai luhur agama yang hidup di negeri tercinta dan mayoritas muslim dapat membawa misi rahmatan lil-alamin.

Nilai-nilai agama dan kehidupan keagamaan akan menjadi kekuatan pencerah, penjalin ukhuwah, merekat kesatuan nasional, membangun dan memperkokoh pilar kemanusiaan yang adil dan beradab bahkan mewujudkan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi kesalehan dalam kehidupan pribadi dan kolektif kita lebih jauh juga menyinari kerakyatan dan kehidupan politik serta nilai-nilai keadilan sosial

Maka agama dan umat beragama harus menjadi teladana utama, menjadi contoh terbaik, menjadi ushwah khasahan yang membawa kehidupan kebangsaan di negeri tercinta ini dalam keadaan yang religius, saleh secara otentik, menjaga nilai-nilai ketuhanan yang membuat kita hidup dalam suasana rohani yang transcendental sekaligus juga menebar benih-benih sosial yang mendamaikan, yang mencerahkan, yang membangun keadaban, keutamaan dan kemajuan hidup bersama. Itulah agama dan kehidupan keagamaan yang rahmatan lil-alamin

Semoga tahun 2021 menjadi tahun pencerahan bagi kita bangsa Indonesia.

Tags: headline
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Abdul Mu’ti: Islam yang Wasathiyah Islam yang Juga Sadar Akan Keindahan

Next Post

Perlu Lakukan Segmentasi Advokasi untuk Perkuat Moderasi

Baca Juga

Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal
Berita

Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal

25/06/2025
Apa Saja Syarat Validitas Kalender Islam Global?
Berita

Menjawab Kritik terhadap Kalender Hijriah Global Tunggal: Hilal di Bawah Ufuk

19/06/2025
Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025
Berita

Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025

18/06/2025
Kenapa Umat Islam Perlu Kalender Hijriah Global Tunggal?
Artikel

Kenapa Umat Islam Perlu Kalender Hijriah Global Tunggal?

27/03/2025
Next Post

Perlu Lakukan Segmentasi Advokasi untuk Perkuat Moderasi

Rumah Sakit Penuh, Mahasiswa Muhammadiyah Turun Edukasi Soal Covid-19

lisensi

Raih Lisensi BSNP, SMK Muhammadiyah 1 Kota Tegal Siap Gelar Uji Kompetensi

BERITA POPULER

  • Puasa Tasua dan Asyura Jatuh Pada Tanggal 27 dan 28 Juli 2023, Begini Keutamaannya!

    Kapan Pelaksanaan Puasa Tasua dan Asyura?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Asyura dalam Riwayat Hadits Ibnu Abbas dan Aisyah RA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inggris Alami Krisis Layanan Lansia, Muhammadiyah Ambil Peluang Dakwah dan Kontribusi Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan-amalan bagi Muslimah pada bulan Muharram

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Rencanakan Pembangunan Masjid dan Sekolah di Jepang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alumni Kampus Muhammadiyah Ini Berhasil Diterima Magister di Harvard University

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sama-sama Menggunakan Hisab dan Berlaku Global: KHGT dan Kalender Ummul Qura Arab Saudi Tetapkan 1 Muharram 1447 H pada 26 Juni 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asal Usul Puasa Tasua dan Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah
Login with M-ID

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2024 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.