Senin, 11 Agustus 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
Home Artikel

Jalan Lurus Islam Berkemajuan

by aanardianto
5 tahun ago
in Artikel
Reading Time: 4 mins read
A A

Secara ideal, Islam bermaksud menyatukan. Bukan memecah belah. Sejarah kemunculan aliran (firqah) dalam dunia Islam adalah konsekuensi dinamika politik, terutama sepeninggal Nabi Muhammad wafat. Kita tahu, hingga hari ini, wajah Islam menjadi tidak seragam, tergantung pada konteks sejarah sosial dan penghayatan budaya religius masing-masing tempat. Barangkali kita tidak perlu terlalu jauh membandingkan ragam pemikiran keagamaan pada muslim di Amerika Utara dan Afrika Selatan. Mari kita tengok “keragaman” itu di sekitar kita. Ada yang mewajibkan qunut ketika salat shubuh, ada pula yang tidak. Ada yang menganggap vaksin dan musik haram. Ada yang mengembalikannya pada asas kebermanfaatan. Ragam ekspresi memperlihatkan betapa luas ajaran Islam dapat diinterpretasikan dan diperdebatkan.

Keberagaman Pemahaman Islam

Keberagaman paham beragama Islam di Indonesia, di tanah air adalah niscaya. Barangkali kita tidak perlu melacak terlalu jauh. Kita bisa melihat kenyataan keberagaman ini sebelum dan setelah masa Orde Baru (1967-1998). Selama masa kepemimpinan Soeharto, kita mengenal Islam melalui entitas komunitas muslim yang “diperbolehkan” mengekspresikan tipe kesalehan tertentu. Bentuk-bentuk kesalehan “Islam politik” yang berakar pada Darul Islam dan Masyumi tidak diperbolehkan. Hanya tipe Islam yang dapat “tunduk” atau “beradaptasi” dengan ideologi Pancasila terpusat ala Orde Baru yang bisa bertahan. Maka selama Orde Baru, banyak komunitas muslim yang tidak cocok dengan Soeharto harus jadi gerakan “bawah tanah.” Sehingga corak aliran keislaman di Indonesia tampak “sedikit” dan tidak beragam. Kita hanya akan menemukan kategori klasik soal “santri,” “abangan” dan “priyayi” atau “modern” dan “tradisional.” Pada 1998, ketika reformasi politik bergulir dengan kemarahan banyak kelas sosial, aliran keislaman perlahan dapat membangun kembali pengaruh sosial dan politiknya di bawah janji kebebasan demokrasi. Sekolah Islam dan simbol-simbol Islam publik tampak makin jelas.

Menarik bahwa selama Orde Baru, identitas Islam telah diseragamkan secara politik dan budaya. Selama era ini berlangsung, Islam telah dikonstruksi dan diakomodasi secara terbatas. Meski pada dekade 1990an, kekuatan kelas menengah muslim dirangkul dengan lebih erat daripada sebelumnya.

Pergeseran Pemikiran Keagamaan

Tantangan besar bagi kekuatan otoritas keagamaan lama seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) adalah pergeseran rujukan pemikiran keagamaan. Pertama, Muhammadiyah dan NU selama ini dianggap lebih mengakomodasi tipe kelas sosial tertentu. Contohnya kelas menengah muslim dengan orientasi filantropi sosial cenderung berafiliasi atau menghubungkan identitas keagamaan dengan Muhammadiyah. Bagi kelas menengah muslim berbasis pondok pesantren dan santri pedesaan, banyak yang mengidentifikasi diri atau menghubungkan aspirasi sosial dan politik dengan NU. Tapi perkembangan orientasi keagamaan dan otoritas keagamaan sejak 2000an, sangat dinamis. Cara pandang lama bahwa Muhammadiyah merepresentasikan “muslim perkotaan” dan NU dengan “muslim pedesaan” sudah dapat diperdebatkan secara akademik.

MateriTerkait

Bagaimana Hukum Merayakan HUT Republik Indonesia

Hukum Menghormat dan Mencium Bendera Merah Putih dalam Islam

Tiga Kampung Bersejarah yang Menjadi Titik Lahir dan Perkembangan Muhammadiyah

Banyak kajian terkini menunjukkan pergeseran otoritas keagamaan. Bagi banyak kelas sosial menengah ke bawah, posisi otoritas keagamaan lama menjadi berubah terutama yang berkaitan langsung dengan “kesalehan baru.” Apalagi bahwa banyak peran sosial dan kebudayaan semakin didominanasi oleh negara. Meski tentu saja, kontribusi pandangan keagamaan Muhammadiyah dan NU pasca reformasi tetap berperan penting. Tapi revolusi teknologi komunikasi mengubah arena dan relasi antara otoritas keagamaan lama dengan kategori “muslim baru” yang kini sebagian besarnya adalah kelas menengah yang gelisah dan galau, kelas menengah ke bawah yang kehilangan akses ekonomi, sosial dan politik, serta kelas bawah yang tanpa harapan. Dalam situasi seperti ini, “kesalehan baru” yang mampu membawa mereka meyakini suatu harapan tertentu menjadi sangat penting.

Satu aspek penting dari fenomena pergeseran otoritas keagamaan ini adalah berkembangnya platform informasi dan komunikasi digital. Melalui kanal TV, musik, podcast, dan media sosial, formasi otoritas keagamaan baru mampu menjangkau banyak kegelisahan dan harapan banyak warga muslim. Revolusi teknologi memberi kesempatan lebih banyak pada otoritas keagamaan baru.  

Respon Muhammadiyah Terhadap Perubahan

Bagaimana Muhammadiyah merespon perubahan-perubahan baru ini? tidak ada jawaban tunggal. Banyak aktivis Muhammadiyah melihat bahwa spirit “Islam Berkemajuan” masih dapat digali terus menerus sebagai landasan moral yang senantiasa kontekstual. Secara konseptual, sumbangan pemikiran keagamaan Muhammadiyah telah berkembang luas. Terutama dalam urusan sosial, budaya, lingkungan hidup, kebangsaan dan politik.

Rumusan-rumusan pemikiran keagamaan Muhammadiyah berupaya mengakomodir banyak aspirasi dan kegelisahan warga muslim. Konsep berkemajuan yang digagas oleh Muhammadiyah memiliki kompatibilitas terhadap arah pergeseran zaman. Sehingga sebagai warga persyarikatan, konsep “Islam Berkemajuan” adalah oase keagamaan yang tidak akan pernah habis dikontekstualisasi dan berakselerasi pada zaman-zaman yang akan datang. Karena “berkemajuan” merupakan sebuah konsep multi-interpretatif yang dapat didayagunakan untuk menjawab tantangan zaman.

Dalam konteks berhadapan dengan keragaman pemahaman keagamaan, warga Muhammadiyah perlu melihat ke dalam dirinya sendiri. Bahwa organisasi ini punya satu resep penting. Masa depan agama dan kekuatan umatnya sangat tergantung pada bagaimana mereka merumuskan tantangan zaman serta mendayagunakan kekuataan yang ada. Bagi warga Muhammadiyah jelas. Rumusan Islam berkemajuan adalah suatu resep dakwah Islam yang hidup dan begitu lekat. Islam berkemajuan adalah suatu pembayangan kolektif bahwa Islam haruslah terus maju, apa pun tantangannya. Islam yang terus maju dengan sehormat-hormatnya.

Editor: Fauzan AS

Tags: BerkemajuanislamJalan Lurusmuhammadiyah
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Refleksi Kehidupan Manusia

Next Post

Doa Ibu Menembus Bumi dan Langit

Baca Juga

Jelang Muktamar ke 49 Muhammadiyah – ‘Aisyiyah: Hadirkan Semangat Berkemajuan
Berita

Jelang Muktamar ke 49 Muhammadiyah – ‘Aisyiyah: Hadirkan Semangat Berkemajuan

11/08/2025
Hukum Menghormat dan Mencium Bendera Merah Putih dalam Islam
Artikel

Hukum Menghormat dan Mencium Bendera Merah Putih dalam Islam

11/08/2025
Negara Bangsa Selaras dengan Syariat Islam, Khilafah Bukan Satu-satunya Jalan
Berita

Negara Bangsa Selaras dengan Syariat Islam, Khilafah Bukan Satu-satunya Jalan

09/08/2025
JAMNAS I JATAM di Kebumen Momen Menyatukan Gerakan Petani Muhammadiyah
Berita

JAMNAS I JATAM di Kebumen Momen Menyatukan Gerakan Petani Muhammadiyah

08/08/2025
Next Post

Doa Ibu Menembus Bumi dan Langit

Menlu Kunjingi PP Muhammadiyah

Tiga Hal Ini Menurut Haedar Lahirkan Generasi Tangguh

Refleksi Jum'at Pagi: Irfani dalam Berorganisasi

BERITA POPULER

  • Pakar Komunikasi UMY Berikan Pandangan Soal Fenomena Bendera One Piece dan Tafsir Semiotika

    Pakar Komunikasi UMY Berikan Pandangan Soal Fenomena Bendera One Piece dan Tafsir Semiotika

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Leptospirosis Merebak, Dosen Fakultas Kedokteran Unisa Yogyakarta Berikan Tips Cara Mencegah dan Menanganinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • MTs Muhammadiyah Kasihan Sambut Siswi Jepang, Rintis Pertukaran Pelajar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prihatin Pakan Ternak Mengandung Kimia dan Impor, Mahasiswa Muhammadiyah Inovasi Buat Jamu Herbal untuk Ternak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • SMK Muhammadiyah Sediakan Jurusan Teknik Pertambangan, Simak Daftarnya di Sini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bendera One Piece dan Reaksi Nyata: Antara Hiburan, Identitas, dan Kuasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tiga Kampung Bersejarah yang Menjadi Titik Lahir dan Perkembangan Muhammadiyah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Estafet Kepemimpinan Kantor PP Muhammadiyah Jakarta: Wajah Muhammadiyah Harus Tampil Berkemajuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amal Usaha Muhammadiyah adalah Wajah Nyata Kiprah Persyarikatan di Tengah Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.