Minggu, 6 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Artikel

Muhammadiyah dan Sains: Covid-19, Tanwir Daring dan Penundaan Muktamar

by Redaksi Muhammadiyah
5 tahun ago
in Artikel, Opini
Reading Time: 5 mins read
A A
Muhammadiyah dan Sains

Oleh: Haedar Nashir

Penundaan perhelatan Muktamar tidak cukup satu kali saja. Ini adalah forum terbesar bagi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Sebab, pakar epidemiologi dan medis memberi tahu kami bahwa hingga akhir tahun pun situasi belum bisa diprediksi dengan baik. Angka statistik penyebaran wabah Covid-19 belum menunjukkan pertanda landai. Maka Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah tidak mungkin menunda Muktamar hanya sampai pada bulan Desember 2020. Perhelatan forum penting bagi warga persyarikatan Muhammadiyah tersebut lebih mashlahat pada tahun 2021 atau bahkan tahun 2022. Bagi banyak warga Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, inilah pengorbanan sekaligus pembuktian makna jargon “Islam Berkemajuan”. Ruh keislaman yang selaras dengan sains, cara terbaik yang baru kita miliki saat ini untuk memuliakan misi agama, rahmatan lil ‘alamin. Begitulah kemudian penyelenggaraan Tanwir, atau dikenal sebagai forum pra-Muktamar bagi warga persyarikatan, dilaksanakan secara daring.

Jadi izinkan saya membahas tema Tanwir Muhammadiyah kali ini. Sebagaimana yang sudah diketahui, bahwa Muhammadiyah sejak awal Maret, tepatnya tanggal 5 Maret, menempuh misi yang tidak diprediksi sebelumnya. Kami membentuk Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), gugus tugas khusus Muhammadiyah untuk penanganan pandemi global, coronavirus-2019 atau yang kita sebut Covid-19. Persyarikatan Muhammadiyah sebagai warga bangsa yang telah turut serta membantu kelahiran Republik tercinta ini, tergerak membaktikan seluruh tenaga sekuat yang kami mampu. Sebab, bagaimana pun, pandemi ini telah mengubah tatanan kehidupan kita baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bahkan dalam kehidupan beragama yang sangat fundamental. Semua upaya Muhammadiyah selama nyaris setengah tahun ini dilakukan karena kita ingin pandemi dapat ditangani dengan lebih baik.

Manusia, Islam dan Sains

MateriTerkait

Khutbah Jumat: Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) Adalah Maqasid Syariah

Undangan Terbuka untuk Kader Muhammadiyah: Mari Menulis Tafsir At-Tanwir

Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

Poin penting dari pandemi ini adalah semua warga dunia termasuk di dalamnya warga persyarikatan Muhammadiyah berupaya dengan beragam cara dan perspektif berupaya bergotong royong menangani dampak wabah supaya tidak meluas. Sebab, kurang lebih empat bulan, korban akibat Covid-19 sudah lebih dari tujuh juta orang. Memang, ada juga yang berdebat, bahwa tingginya angka kematian tersebut tidak selalu akibat Covid-19 sebagai variabel tunggal. Apa pun itu, nyawa manusia tetap punya kemuliaan tersendiri. Perdebatan mengenai apakah tingginya angka kematian itu punya variabel lain, tidak bisa menggantikan nyawa orang-orang terkasih yang lebih dahulu berpulang meninggalkan kita semua. Bukankah nyawa manusia tetap menjadi taruhan? Persisnya, kita perlu menggeser perdebatan itu menjadi lebih manusiawi dan bertanggungjawab. Itulah yang pandemi ajarkan buat kita.

Bahkan bagi kaum muslimin, kita semua mengimani firman Allah Swt dalam Surat Al-Maidah ayat 32, yang berarti: “Barang siapa yang membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia.”

Allah Swt, sang pemilik kehidupan dan penguasa atas segala ilmu pengetahuan mendorong manusia supaya memelihara kehidupan. Dalam Al-Qur’an, nyawa manusia memiliki kemuliaan yang sangat tinggi. Karena itu, maka kita (manusia) sebagai khalifah di muka bumi tentu juga harus menghargai nyawa manusia.

Karena itu, musibah ini baik dalam konteks agama, sains, politik, ekonomi dan kebijakan tidak bisa dipahami melalui angka. Misalnya bahwa angka kematian akibat Covid-19 bisa disandingkan dengan jumlah kematian akibat diabetes, atau bahwa angka pengangguran masih tidak bisa menggoyahkan stabilitas ekonomi dan lain sebagainya. Banyak orang berdebat mengenai mengapa kita harus berlebihan menanggapi Covid-19 ini. Kita memang bersandar pada sains, sebagai ikhtiar memahami situasi musibah dan penderitaan manusia. Tapi bukan berarti bahwa perdebatan terhadap angka tersebut harus dipisahkan dari sikap pemuliaan pada “jumlah” korban nyawa manusia. Perspektif sains dan agama harusnya berguna bagi manusia untuk mengembangkan kebijaksanaan dan keadaban. Pandemi ini mengajak kita berpikir secara berbeda mengenai apa makna kehidupan bagi dunia modern. Bagaimana kita memahami nyawa dan ekosistem melalui cara yang lebih baik.

Sehingga kita bisa lebih maju lagi bahwa peperangan, kekerasan dan segala bentuk pengrusakan kehidupan yang berdampak pada kematian satu nyawa saja berarti tragedi dalam kemanusiaan. Apa pun alasan di balik itu semua, termasuk bagaimana hal tersebut dikonstruksi, tidak berarti apa pun kecuali nyata mengantar pada kemusnahan nyawa kehidupan. Karena itu, cara pandang yang menyederhanakan jumlah korban hanya karena “variabel” lain yang dianggap lebih menjadi penyebab kematian, justru berlawanan dengan semangat memelihara kehidupan. Di balik cara pandang tersebut, tersimpan kenekatan tanpa dasar dan bersimpatik pada situasi. Cara pandang seperti itu pula menampakkan “keberanian” yang salah kaprah, membelakangi akal sehat.

Sikap Sains ala Muhammadiyah

Maka harus dipahami, sikap menunda Muktamar merupakan ikhtiar keagamaan dan keilmuan yang memang harus ditempuh oleh Muhammadiyah. Sebab, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Islam menganjurkan supaya kita “memelihara nyawa” dan “memuliakan kehidupan.” Sains dalam hal ini, membantu kita berikhtiar secara teologis dan organisatoris memilih mana yang paling mungkin sebagai jalan terbaik. Dakwah hari ini secara substantif adalah praktik hifz al-nafs yakni mencegah dan menyelamatkan manusia.

Saya kira, bersama dengan organisasi keagamaan lainnya, secara global, Muhammadiyah berupaya merumuskan sikap terbaik untuk menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19 ini. Masyarakat muslim di dunia berkorban besar melalui sikap mawas diri menunda kegiatan keagamaan secara kolektif di rumah ibadah atau ruang publik. Umat muslim belum lama ini menunaikan kekhidmatan puasa ramadan dan Idul Fitri yang berbeda. Tidak seperti biasa. Tidak bisa bertemu sapa secara langsung. Tradisi “bersalam-salaman” yang identik dengan Idul Fitri pun tidak bisa dilakukan. Betapa tidak, ini merupakan pengorbanan teologis yang tidak sia-sia, dan justru menunjukkan bahwa kita umat beragama masih menjaga keimanan dengan cara yang bermakna. Begitu pula dengan ibadah harian seperti salat lima waktu dan ibadah salat Jum’at. Tidak bisa diselenggarakan sebagaimana lazimnya.

Bersamaan dengan sikap Muhammadiyah untuk menunda Muktamar (termasuk menyelenggarakan Tanwir secara daring), Muhammadiyah menawarkan supaya kaum muslimin bisa mengganti dana kurban menjadi sedekah. Ide ini sesungguhnya adalah cara sederhana yang sangat biasa bagi tradisi sosial Muhammadiyah. Bahwa tindakan sosial senantiasa punya makna keimanan yang juga besar dan mulia. Bukankah “memelihara kehidupan” itu sendiri adalah perintah dalam Islam?

Ijtihad keagamaan itu sendiri, betapa pun jelasnya maksud dan tujuannya, seringkali masih menimbulkan penafsiran berbeda. Ketika Muhammadiyah menyeru menutup masjid untuk salat lima waktu dan Jum’at, banyak juga yang menentang. Perlahan, justru banyak yang mengambil inisiatif sendiri untuk menerapkan hal serupa. Memang ijtihad keagamaan harus dilakukan dengan landasan empatik, keilmuan dan keagamaan. Sebab, tidak muda menyakinkan orang untuk menunda untuk sementara waktu kebiasaan lazim yang telah dilakukan. Muhammadiyah sejak awal pandemi mewabah banyak merilis panduan protokol kesehatan dan keagamaan. Meski mungkin masih ada yang belum Muhammadiyah lakukan, tapi semua ikhtiar telah kami maksimalkan.

Saya yakin kita bisa saling meringankan beban krisis global saat ini.

*teks ini disarikan dari Pidato Haedar Nashir pada konferensi pers menjelang Tanwir Daring Muhammadiyah, 17 Juli 2020, ditranskripsi dan disunting oleh redaksi.

ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Sejarah Pertama Sidang Daring Tanwir Muhammadiyah

Next Post

Khutbah Gerhana Matahari

Baca Juga

Milad Lazismu ke-23: Komitmen Menebar Manfaat untuk Kesejahteraan Umat dan Semesta
Berita

Milad Lazismu ke-23: Komitmen Menebar Manfaat untuk Kesejahteraan Umat dan Semesta

05/07/2025
Apakah Akal Manusia Cukup untuk Mengetahui Baik dan Buruk?
Berita

Empat Golongan Manusia dalam Pandangan Rasulullah

05/07/2025
Bergabunglah dalam Konferensi Mufasir Muhammadiyah III
Berita

Bergabunglah dalam Konferensi Mufasir Muhammadiyah III

05/07/2025
Wamen Stella Christie Dorong UM Kendari Kembangkan Riset Unggulan Berbasis Potensi Lokal
Berita

Wamen Stella Christie Dorong UM Kendari Kembangkan Riset Unggulan Berbasis Potensi Lokal

05/07/2025
Next Post

Khutbah Gerhana Matahari

Hadapi Covid-19

Pidato Iftitah Ketum PP Muhammadiyah, “Hadapi Covid-19 dan Dampaknya: Beri Solusi Untuk Negeri”

Haedar Nashir: Penundaan Muktamar bukan Kehendak Kita, Tapi Tuntutan Situasi dan Kondisi

BERITA POPULER

  • Puasa Tasua dan Asyura Jatuh Pada Tanggal 27 dan 28 Juli 2023, Begini Keutamaannya!

    Kapan Pelaksanaan Puasa Tasua dan Asyura?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Asyura dalam Riwayat Hadits Ibnu Abbas dan Aisyah RA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inggris Alami Krisis Layanan Lansia, Muhammadiyah Ambil Peluang Dakwah dan Kontribusi Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan-amalan bagi Muslimah pada bulan Muharram

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Rencanakan Pembangunan Masjid dan Sekolah di Jepang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alumni Kampus Muhammadiyah Ini Berhasil Diterima Magister di Harvard University

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sama-sama Menggunakan Hisab dan Berlaku Global: KHGT dan Kalender Ummul Qura Arab Saudi Tetapkan 1 Muharram 1447 H pada 26 Juni 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asal Usul Puasa Tasua dan Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah
Login with M-ID

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2024 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.