Jumat, 25 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Hikmah

Jatuh Bangkit Tidak Menyalahkan

by Redaksi Muhammadiyah
5 tahun ago
in Hikmah, Spiritualitas
Reading Time: 6 mins read
A A


ألَسلامُ عليكم ورحمةُ الله وبركاتُهُ

Pembaca yang budiman!

Setiap manusia pasti punya keinginan. Keinginan yang diperjuangkan dengan kesungguhan hati adalah impian atau cita-cita. Impian melibatkan gelombang emosi yang menjadikan seseorang sangat terobsesi mewujudkannya dengan segala daya dan upaya yang mampu dilakukannya, sehingga ia akan berjuang sungguh-sungguh. Impian melibatkan harga diri. Seseorang bisa merasa terhina bila tidak mampu mewujudkan impian-impiannya. Berbeda dengan sekedar keinginan, seseorang merasa biasa-biasa saja bila keinginannya tidak terwujud.

Apakah semua orang menemukan jalan mudah dalam mewujudkan impian-impiannya? Kenyataannya tidak! Semua orang pernah mengalami kegagalan dalam meraih apa yang diimpikan.  Riwayat orang-orang yang sukses biasanya didahului dengan berbagai macam kegagalan. Thomas Alfa Eddison misalnya, sukses menemukan lampu pijar setelah melakukan percobaan yang ke seribu kali. Ia gagal pada 999 kali percobaan sebelumnya. Setiap gagal dalam percobaannya, ia menyikapinya dengan positif dengan mengatakan: “Saya telah berhasil menemukan metoda yang tidak menghasilkan lampu pijar”. Ia kemudian mencari cara lain berulang-ulang sampai pada akhirnya menemukan cara yang yang benar. Coba kalau dia berhenti pada percobaan sebelum yang keseribu, pastilah adanya lampu pijar bukan karena penemuannya. Keuletannya untuk bangkit dari setiap kegagalan dan mencobanya hingga berhasil mengantarkannya kepada kesuksesan.

MateriTerkait

Selamat Puasa Bermakna

Politik Uang Dapat Merusak Mental dan Moral Masyarakat

Mengenal Bulan Muharram: Keutamaan dan Amalan Khusus

Seharusnyalah kita tidak risau dengan kegagalan karena semua orang pernah mengalaminya. Tidak mungkin hal-hal yang kita lakukan semuanya berhasil. Kita harus melaluinya sebagai bagian dari proses menuju keberhasilan. Bukankah kita telah punya pengalaman gagal berkali-kali dan selalu bangkit setelah mengalaminya? Coba Anda ingat, berapa kali waktu kecil dahulu Anda terjatuh saat belajar jalan? Pasti berkali-kali! Tak seorangpun yang langsung bisa berjalan dan berlari. Mula-mula kita belajar berdiri dengan takut-takut, terjatuh, berdiri lagi, terjatuh lagi, berdiri lagi, melangkah, terjatuh, berdiri dan melangkah lagi, dan lagi, dan lagi….Tak ingat berapa kali kita terjatuh. Yang pasti, meskipun terjatuh kita bangkit lagi dan lakukan lagi.

Kegagalan adalah bagian dari tahapan keberhasilan. Kita harus menerimanya dengan lapang dada dan penuh kesabaran. Pepatah Jepang mengatakan:

“Jika terjatuh untuk yang ke tujuh kalinya, bangkitlah untuk kesempatan yang ke delapan.”

Artinya kita harus senantiasa bangkit dari setiap kegagalan, tidak boleh lama-lama bersedih dan berhenti berjuang. Hidup ini harus diisi dengan perjuangan demi perjuangan tanpa henti, dan baru boleh berakhir ketika Malaikat Maut datang menjemput kita menuju keharibaan Allah Swt.

Saat mengalami kegagalan boleh jadi kita sedih, berduka cita, kecewa, dan merasa tak nyaman. Itu manusiawi! Yang penting jangan sampai berlarut-larut. Bila Anda mengalaminya, bersegeralah bangkit dengan mengatasi kesulitan-kesulitan yang menyebabkan kegagalan itu.

Rasulullah Saw. mengajarkan doa menghadapi kesulitan dan duka cita dengan sebuah ungkapan yang sangat indah:

“Ya Allah, aku ini adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu laki-laki dan hamba-Mu perempuan, ubun-ubunku berada dalam tangan-Mu, berlakulah atasku hukum-Mu, adillah atasku takdir-Mu. Aku memohon kepada-Mu dengan nama-nama kepunyaan-Mu, yang Engkau namai dengannya diri-Mu, atau yang Engkau turunkan di dalam kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang di antara makhluk-Mu, atau yang Engkau simpan dalam perbendaharaan gaib di sisi-Mu. Jadikanlah Al- Quran menjadi kesuburan hatiku, dan cahaya bagi dadaku, dan penyirna segala kesusahan dan kesulitan, dan penghilang dukacita.”

Bersabda Nabi Saw.

“Tidaklah menimpa kepada seseorang suatu kesusahan, kalau dibacanya doa ini, melainkan akan dihilangkan Allah kesusahannya itu dan digantikan dengan kegembiraan.”( HR Ahmad, Al­Hakim, Ibnu Hibban )

Doa tersebut merupakan penuntun bangkit dari kesusahan dan kesulitan menuju kegembiraan. Jalannya di awali dengan pengakuan sebagai hamba Allah Swt., pernyataan tunduk kepada hukum Allah Swt. dan keyakinan akan keadilan takdir-Nya. Selanjutnya, berkomitmen menjadikan Al-Quran sebagai penyuluh hati penerang jiwa yang mengarahkan perjalanan hidupnya menghadapi segala rintangan, kesulitan, dan kesusahan hidup.

Kita harus menilai setiap apapun yang ditetapkan Allah untuk kita alami sebagai yang terbaik bagi kita, dan berani bertanggungjawab terhadap apapun hasil dan akibat dari respon yang kita berikan. Jangan sampai kita suka membuat dalih dan alasan, apalagi menimpakan kesalahan terhadap kegagalan kita dialami kepada orang lain.

Membuat alasan atau dalih sesungguhnya merupakan upaya mencari simpati agar orang lain memaklumi terhadap kegagalan yang dialami. Yang harus kita ingat, apapun alasannya kegagalan tetaplah kegagalan. Semakin pandai membuat alasan, semakin banyak toleransi untuk tetap gagal dan mengurangkan enerji untuk bangkit. Sedangkan menimpakan kesalahan kepada orang lain atas kegagalannya merupakan sikap pengecut karena tidak berani bertanggung jawab.

Orang yang berpikir positif berani mengambil tanggung jawab atas setiap kegagalan yang dialami dan mengambil pelajaran darinya. Apa yang telah terjadi padanya adalah ketentuan yang harus diterimanya dengan baik dan dirasakan adil adanya. Kegagalan tidak boleh menimbulkan dukacita berlarut-larut, tetapi justru menjadi momentum bangkit lagi.

Apa yang dilakukan Garuda Indonesia, maskapai penerbangan kebanggaan kita, dapat dijadikan contoh. Beberapa tahun lalu Garuda  mendapatkan sanksi larangan terbang ke Eropa. Tentu ini merupakan kenyataan pahit. Banyak yang menyarankan agar Pemerintah Indonesia membalas sanksi tersebut dengan sanksi yang sama bagi maskapai penerbangan Eropa ke Indonesia, bahkan sampai pembekuan hubungan diplomatik.

Bagi Garuda Indonesia, di bawah kepemimpinan Emirsyah Satar, kenyataan pahit tersebut justru dijadikan momentum melakukan transformasi menjadi maskapai penerbangan yang berkelas. Garuda bangkit dari kegagalan tersebut dan bekerja keras memperbaiki diri.  Hasilnya sungguh luar biasa.

Dalam Famborough International Airshow pada 2012, Garuda Indonesia mendapatkan dua penghargaan, yakni “The Best Regional Airline in Asia” dan “The World’s Best Regional Airline” dari Skytrax. Skytrax adalah lembaga yang khusus memeringkat maskapai penerbangan berjadwal dan bandara-bandara di seluruh dunia yang berbasis di London. Garuda Indonesia berhasil mengalahkan maskapai penerbangan ternama Asia seperti Singapore Airline, Malaysia Airline, Cathay Pasific, dan lain-lainya, dan menjadi yang terbaik di dunia.

Nilai seseorang tidak ditentukan oleh peristiwa apa yang terjadi padanya, tetapi oleh bagaimana responsnya terhadap peristiwa itu. Peristiwa yang dialami boleh sama, misalnya mendapat musibah yang sama atau mendapat kenikmatan yang sama. Setiap orang memberikan respon yang berbeda atas peristiwa-peristiwa yang dialaminya itu.

Kita tidak bisa memilih peristiwa apa yang akan kita alami karena berada di luar kendali kita, tetapi kita bisa memilih respon terhadap setiap peristiwa yang kita alami. Anda bisa merespon dengan cara positif atau negatif, semuanya terserah pada pilihan Anda. Memilih respon negatif mengantarkan Anda menjadi pecundang, dan memilih respon positif mengantar kepada kesuksesan.

Marilah kita pilih respon positif! Terhadap peristiwa yang menyenangkan kita merespon dengan bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada orang-orang yang ikut andil atas datangnya kesenangan tersebut. Terhadap peristiwa yang tidak menyenangkan kita bersabar dan berprasangka baik kepada Allah, bahwa Dia mendatangkan kesulitan tersebut adalah dalam rangka memberikan kemudahan buat kita.

Merespon dengan cara negatif atas kesulitan yang kita alami tidak menjadikan lebih baik. Marah atau kesal terhadap hal-hal yang yang berada di luar kendali kita hanya menghabiskan energi dan membuat suasana hati tidak nyaman. Lebih baik dijadikan momentum untuk meraih kesuksesan yang lebih besar.

Pernahkan Anda kesal karena hujan lebat saat Anda punya janji pertemuan penting? Bagaimana kalau hujannya tidak berhenti-berhenti? Boleh jadi Anda tambah kesal dan marah. Hujan lebat tidak berada dalam wilayah kendali Anda. Kekesalan Anda tidak membuat hujan menjadi reda. Marah dan kesal memerlukan enerji besar dan membuat suasana hati tidak nyaman. Dari pada menghabiskan energi untuk kekesalan, lebih baik segera ambil jas hujan atau payung, dan Anda tetap dapat menunaikan janji serta menikmati suasana hujan. Sesuatu yang berada di luar wilayah kendali kita tidak bisa kita ubah, seperti halnya iklim dan cuaca. Kekecewaan dan kemarahan tidak akan memperbaiki suasana. Lebih baik kita mengatur respons positif yang bisa kita lakukan.

Dalih atau alasan merupakan penyumbat pembuluh darah sukses. Seseorang membuat dalih hanyalah untuk memuaskan diri sendiri agar dimaklumi orang lain bahwa kegagalan yang dialaminya merupakan sesuatu yang wajar dan ada alasannya. Ia akan membuat alasan pada saat gagal memenuhi janjinya. Tidak menghadiri rapat juga mencari-cari alasan. Hasil ujian jelek, juga ada alasannya.

Semakin Anda sering membuat dalih dan alasan, semakin jauh kesuksesan menghampiri Anda. Penyakit yang lebih parah lagi adalah menimpakan kesalahan kepada orang lain atas kegagalan yang ia alami. Penyakit ini menjadi penyumbat serius pembuluh darah sukses. Gagal ujian disalahkan dosen pengujinya, “Kenapa soalnya sulit-sulit.” Gagal berwirausaha yang disalahkan orangtuanya, “Tidak memberi modal yang cukup.” Setiap kegagalan yang dialami, yang disalahkan orang lain. Ia tidak mengambil tanggung jawab atas kegagalannya itu.

Pembaca yang budiman!

Marilah berusaha menahan diri dari menyalahkan orang lain atas masalah yang kita hadapi dan tidak membuat dalih atau alasan. Selanjutnya, senantiasa bangkit berusaha lagi. Janji Allah: “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sungguh bersama kesulitan ada kemudahan”. Kita yakini janji Allah pasti terjadi, karena Dia tak pernah ingkar janji!

Bangkit dari setiap kegagalan, berani bertanggung jawab, tidak berdalih dan menyalahkan orang lain, Insya Allah kesuksesan segera menghampiri Anda!

Wallahu A’lam Bishawab

Penulis : Agus Sukaca

ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Jual Beli Terlarang

Next Post

Jual-Beli Diperbolehkan

Baca Juga

Menghidupkan Semangat Al-Ma’un, Muhammadiyah Serukan Aksi Nyata Entaskan Kemiskinan
Berita

Menghidupkan Semangat Al-Ma’un, Muhammadiyah Serukan Aksi Nyata Entaskan Kemiskinan

25/07/2025
Berita

Cerita Sekretaris PWM Jatim Diminta Pemuka Agama Katolik Mendirikan Kampus Muhammadiyah di Papua Tengah

25/07/2025
Bambang Setiaji Ungkap Tiga Manifestasi Program Kampus Berdampak di PTMA
Berita

Majukan Bangsa Lewat Riset, Muhammadiyah Dorong Kampus Jadi Agen Perubahan

25/07/2025
Menjadi Mukhlis di Tengah Godaan Munafik: Tafsir Al-Baqarah ayat 204-207
Berita

Menjadi Mukhlis di Tengah Godaan Munafik: Tafsir Al-Baqarah ayat 204-207

25/07/2025
Next Post
Jual-Beli Diperbolehkan

Jual-Beli Diperbolehkan

Tuntunan Qurban

Khiyar dalam Jual-Beli

BERITA POPULER

  • Mahasiswa UMJ Viral Usai Jadi Ketua RT: Gen Z Siap Pimpin Masyarakat

    Mahasiswa UMJ Viral Usai Jadi Ketua RT: Gen Z Siap Pimpin Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KOKAM dan Polri Sinergi Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Buka Seleksi Beasiswa Al-Azhar Mesir 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cerita Sekretaris PWM Jatim Diminta Pemuka Agama Katolik Mendirikan Kampus Muhammadiyah di Papua Tengah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Status Nasab dan Tanggungjawab Anak Hasil Zina Ketika Orang Tua Tidak Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bolehkah Menikahi Perempuan dalam Kondisi Hamil?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tiga Pesan Haedar Nashir untuk KOKAM

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Sakit Muhammadiyah Berkembang Pesat, Haedar Nashir: Itu Kita Bangun Di Atas Sistem Profesional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Uang Hasil Monetisasi Konten Digital itu Halal?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.