MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Sepanjang perjalanannya dari tahun 1912 hingga kini, Muhammadiyah terhitung telah mengganti istilah struktur pengurus pusat sebanyak tiga kali. Hal ini dapat dilacak dari penyebutan penyelenggara Muktamar Muhammadiyah dalam berbagai dokumen sejarah.
Dari 30 Muktamar yang digelar mulai tahun 1912 hingga tahun 1941, Muhammadiyah menggunakan istilah berbahasa Belanda untuk struktural pengurus pusat, yaitu Hoofdbestur. Umumnya, istilah ini disingkat sebagai HB sehingga pada tahun-tahun itu pengurus pusat dikenal sebagai HB Moehammadijah.
Memasuki Muktamar Darurat dan terbatas yang digelar pada masa revolusi fisik tahun 1944, struktur pengurus pusat mulai menggunakan istilah Pengurus Besar atau PB Moehammadijah. Istilah PB atau Pengurus Besar ini juga digunakan oleh beberapa organisasi lainnya, misalnya Nahdlatul Ulama.
Penggunaan Istilah Pimpinan Pusat (PP)
Muhammadiyah mulai menggunakan istilah Pimpinan Pusat, disingkat PP untuk struktural pengurus tertingginya ketika Muktamar ke-32 digelar di Purwokerto pada tahun 1953. Selanjutnya istilah tersebut digunakan konsisten sampai saat ini. Dengan demikian, Muhammadiyah menggunakan istilah HB (Hoofdbestuur) selama 32 tahun, PB (Pengurus Besar) selama 9 tahun, dan PP (Pimpinan Pusat) hingga sekarang. (afn)
Hits: 81