MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANTUL– Menurut Anggota Divisi Falak dan IPTEK Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Agus Purwanto, Islam sebagai agama yang memerintahkan pemeluknya untuk membaca. Oleh karena itu, Islam seharusnya menguasai ilmu pengetahuan fundamental sekaligus terapan. Melalui penguasaan ilmu pengetahuan, Umat Islam diharapkan dapat mengaplikasikan konsep kerahmatan Islam bagi seluruh alam (Islam rahmatan Lil Alamin).
Guru Besar Bidang Teori Kimia ini menerangkan bahwa bangsa Indonesia yang notabene masyarakatnya beragama Islam harus mulai menjadi negara produsen dan tidak hanya menjadi konsumen. “Islam itu rahmatan lil ‘alamin yang harus mempunyai mindset memberi, menjadi produsen bukan hanya konsumen,” tegas Agus di acara Orientasi Studi Dasar Islam (OSDI) mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (16/9) di Sportorium UMY, Bantul.
Konsep Islam rahmat bagi seluruh alam yang dimiliki oleh Agama Islam, kata Agus, adalah landasan kuat bagaimana umat Islam dituntut harus menjadi kelompok yang utama dan berkemajuan. Dengan berkemajuan diharapkan umat Islam bisa memposisikan diri sebagai pemberi/produsen bukan lagi didikte oleh dunia karena posisinya hanya sebagai konsumen.
Sementara itu, Rektor UMY, Prof. Gunawan Budiyanto, dalam sambutannya, menyampaikan bagaimana Islam merupakan agama yang saling menghormati dan tidak membeda-bedakan golongan. Muhammadiyah merefleksikannya dalam bentuk layanan melalui Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Seperti AUM bidang pendidikan yang memberikan pelayanan inklusif sosial, tidak memandang latar belakang agama.
“Menarik untuk diketahui bahwa ada empat kampus yang dimiliki oleh Muhammadiyah dimana 70% dari totoal mahasiswanya tidak beragama Islam, sementara diantara mahasiswa baru UMY ada 15-16 mahasiswa yang non-muslim. Maka, pada orientasi studi dasar Islam kali ini, kita akan mempelajari bagaimana kita menjalankan ajaran-ajaran agama Islam, tentunya dengan saling menghormati. Mari kita buktikan bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam, tanpa harus mencampur adukkan cara beribadah,” terang beliau.
Melanjutkan sambutannya, Rektor sekaligus guru besar bidang ilmu tanah ini juga mempertegas bahwa OSDI dapat menjadi sebuah awal yang baik untuk mengenal lebih jauh tentang Islam.
Pembekalan materi yang menjadi inti dari acara OSDI dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi oleh Prof. Agus Purwanto, yang menyampaikan materi mengenai muslim sejati sebagai poros peradaban Islam. Sementara sesi kedua oleh Fahmi Salim, yang membahas Muhammadiyah sebagai role model kemajuan Islam.