MUHAMMADIYAH.OR.ID, SEMARANG– Secara organisasi Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM) berdiri pada 31 Juli 1963. Tetapi secara keilmuan Tapak Suci sudah ada sejak tahun 1925, yang sarat akan aliran Pencak Silat Banjaran, Jawa Tengah.
Ketua Umum PP TSPM, Afnan Hadi Kusumo melanjutkan, jika dilacak garis keilmuannya, Tapak Suci dibawa oleh KH. Busyro Syuhada yang merupakan Eyang dari Ketua PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas.
Afnan menceritakan, dari sekian murid yang dididik menjadi pendekar terdapat dua murid yang benar-benar menekuni ajaran silat sehingga menjadi mahir mengimplementasikan ilmu yang diajarkan oleh Busyro Syuhada, yakni Pendekar Besar M. Wahib dan Pendekar Besar Ahmad Dimyati.
Selain mereka, kader Tapak Suci yang lain adalah Jendral Besar Sudirman. Sang jendral memiliki kisah unik, yaitu sering lolos dari pengejaran pasukan Jepang. Ada sebuah peristiwa menarik, kata Afnan, ketika Jendral Sudirman tidak bisa ditemukan pasukan Jepang, padahal jarak antara jenderal dan musuh hanya beberapa langkah.
Perihal karomah tersebut, Afnan Hadikusumo menyampaikan bahwa Jenderal Sudirman memiliki ‘ajimat’, yaitu menjaga kesucian diri dengan wudhu, menjaga salat tepat waktu, dan mencintai rakyat dengan sepenuh hati.
Kisah lain yang jarang diketahui oleh khalayak tentang Sang Jendral Besar adalah ketika beliau datang ke Yogyakarta, sering menyempatkan waktu untuk ikut Pengajian Malam Selasa yang diadakan oleh Majelis Tabligh Muhammadiyah. Pengajian ini masih ada sampai sekarang.
“Itu mungkin bisa kita jadikan teladan bagi seluruh kader dan warga Tapak Suci. Sehingga secara fisik kita itu kuat, tapi juga secara mental kita menjadi kuat,” tuturnya saat Resepsi Milad Tapak Suci 58 Pimpinan Daerah Semarang pada Jumat (6/8) secara daring.
Semangat tersebut tercermin dalam motto Tapak Suci, “Dengan Iman dan Akhlak Saya Menjadi Kuat, Tanpa Iman dan Akhlak Saya Menjadi Lemah.” Sejak menjadi organisasi resmi di bawa PP Muhammadiyah, Pencak Silat Tapak Suci melakukan perubahan, misalnya sekarang telah menggunakan ilmu-ilmu yang bisa ditinjau secara metodis atau dengan nalar dan akal.
“Misalnya harus membaca Al Kahfi 30 kali supaya kita kalau ditebas gak kenapa-napa. Atau puasa mutih ini sudah tidak ada hilang,” ucap Afnan.
Di sisi lain adanya motto Tapak Suci Putera Muhammadiyah juga ada unsur pembaruan ajaran pencak silat di Tapak Suci, Afnan menjelaskan bahwa hal itu dimaksudkan untuk menekan ego yang dimiliki oleh pesilat. Dimana keahlian bela diri pesilat terdahulu masih beririsan dengan klenik.
Motto tersebut juga dimaksudkan sebagai batas, supaya keahlian bela diri yang dimiliki para pendekar Tapak Suci tidak dijadikan sebagai alat untuk melakukan kemungkaran. Afnan menegaskan, bahwa Tapak Suci adalah organisasi pencak silat yang mengedepankan akhlak.