MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Allah menyatakan dalam Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 190-191 tentang adanya siang dan malam. Allah menganugrahkan waktu yang sedemikian rupa dalam suasana yang spektakuler.
“Allah memberikan gambaran kesadaran tentang waktu adalah bagian tentang kekuasaan Allah swt. Silih bergantinya siang dan malam. Siang kita berbicara dengan matahari, malam kita berbicara tentang rembulan. Allah bersumpah pada keduanya, keduanya berjalan atas perintah Allah,” ujar Fathurrahman Kamal, Ketua Majelis Tablih PP Muhammadiyah, Kamis (7/1).
Ali-Imron 190 : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Ali-Imron 191 : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Dalam kajian Kamis Pagi via daring, Fathur mengajak para jamaah untuk memaknai waktu dengan adanya siang dan malam. Selain itu, Ia juga berupaya menunjukkan kebesaran ciptaan Allah lewat matahari dan bulan.
“Bagi kita orang yang beriman, itulah tanda-tanda kebesaran Allah swt,” terangnya.
Fathur menyampaikan, ketika Allah bersumpah dengan benda-benda ciptaannya, menunjukkan betapa mulia dan pentingnya ciptaannya tersebut. Sesungguhnya matahari dan bulan dua tanda-tanda diantara kekuasaan Allah swt.
“Mengapa demikian? Kita tidka hanya bicara semata pergantian tahun 2020-2021 tetapi ada satu makna yang diisyaratkan Allah tentang waktu. Waktu ini akan memberikan pengaruh yang signifikan dalam kehidupan,” jelasnya.
Ruang dan waktu yang ada sekarang, lanjut Fathur, memberikan makna bagi kehidupan. “Semuanya ini memberikan makna bagi kita karena disitu ada interaksi. Sampai seorang ahli hikmah menyatakan, tidak ada satu tarikan nafas yang engkau lakukan kecuali disitu berjalan takdir Allah SWT,” sambungnya.
Hits: 3