MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Salah satu aspek keimanan umat Islam terhadap Alquran adalah mengimani pesan Allah, bahwa di dalam kehidupan akan selalu ada golongan manusia yang berupaya menjauhkan umat dari Kitabullah.
Orang-orang yang membenci Islam mengatakan, “Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Alquran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka (kaum beriman).” Demikian pesan Allah dalam Al Fushilat ayat ke-26.
“Dalam sejarah, beratus-ratus tahun sejak masa jahiliyah, Alquran ingin diruntuhkan tapi selalu tidak bisa dilakukan,” ungkap Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Fathurrahman Kamal dalam pengajian online Majelis Telkomsel Taqwa, Kamis (27/5).
Berbagai macam usaha buruk tersebut dibingkai melalui berbagai macam dari mengalihkan hingga menyerang langsung terkait kemurnian dan kebenaran Alquran. Akan tetapi semua cara itu sia-sia sebab Allah sendiri yang menjaganya.
“Imam Sa’di mengatakan, orang-orang yang tidak beriman, mau diperdengarkan secara apapun selalu mengalami sumbatan. Seterang apapun Alquran diperlihatkan, maka Alquran tidak akan menginspirasi,” tuturnya.
“Mereka akan selalu membuat provokasi. Jangan dengarkan Alquran. Maka para pembelajar Alquran, penghafal Alquran sepanjang masa selalu mendpatkan stigmatisasi yang negatif: teroris itu hafal Alquran, teroris itu rajin salat malam, dan sebagainya,” jelas Fathurrahman.
Maka reaksi umat muslim yang benar menurut Fathurrahman adalah semakin meningkatkan interaksi dengan Alquran, mentadaburinya dan mengamalkan semua perintah dan menjauhi larangan yang disebutkan di dalamnya.
“Tidak hanya pada aspek yang bersifat teologis dan abstrak. Keimanan kita pada Alquran ini harus juga kita nyatakan secara lisan verbal. Alquran harus hadir dalam kenyataan praksis dalam kehidupan kita,” tegas Fathurrahman.