MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG—Posisi umat Islam, khususnya di Indonesia dalam peradaban kekinian berada di Behind the Stage, statusnya bukan sebagai sutradara, melainkan sebagai penonton. Menurut Prof. Agus Purwanto, umat Islam sekarang meski berada di era modern namun tertingal secara teknologi dibandingkan dengan umat lain.
Anggota Bidang Hisab dan Iptek Majelis Tarjih PP Muhammadiyah ini menjelaskan, berkaca dari Eropa dan Jepang dalam bidang sains modern, ia menyebut beberapa laboratorium yang dibangun oleh negara-negara tersebut seakan menjawab tantangan Allah SWT yang ada dalam Al Qur’an tentang ayat-ayat semesta.
“Melihat potret kita, negara yang katanya religius namun tertinggal dalam sains dan metematika. Kemudian data PISA (Programme for International Student Assessment) kita pada tahun 2019 ternyata turun dari 2016,” ungkapnya pada (18/3) dalam Pengajian Subuh ‘Aisyiyah Jawa Barat.
Di sisi lain, masyarakat Indonesia juga tergolong sebagai masyarakat konsumtif. Misalnya pada 2019, bangsa ini membeli sebanyak 95 juta unit motor. Menurut Prof. Agus, jumlah konsumsi tersebut sangat besar, terlebih motor yang digunakan bukan hasil dari produksi sendiri. Sisi negative lain adalah ilmuan dari Indonesia masih terlalu sangat sedikit yang diakui karyanya pada level dunia.
Meski bukan faktor utama dan masih mengadung banyak perdebatan, namun ia menyebut banyak sejarahwan muslim mengakui bahwa salah satu penyebab mundurnya peradaban masyarakat muslim disebabkan Kitab Tahafut al-Falasifah karya Imam Al Ghozali. Kitab ini dalam relasi sejarah umat Islam, berpengaruh kepada umat Islam untuk menjauhi ilmu-ilmu rasional.
Namun, keberpihakan terhadap ilmu rasional dari kalangan internal tokoh muslim dikemukakan oleh Ibnu Rusyd yang mengcounter argument kitab tersebut dengan menulis Kitab Tahafut at Tahafut. Tapi kitab ini tidak begitu popular, masih kalah popular dengan kitab yang ditulis oleh Al Ghozali.
“Kalau kita berbicara tentang kesempurnaan Islam seperti dalam Surat Al Ma’idah ayat 3, maka kesempurnaan Islam itu harus meliputi Trilogi relasi Tuhan, Alam, dan Manusia yang harus imbang. Sayangnya umat Islam hanya berfokus pada kajian dan perhatian pada Tuhan atau agama, abai terhadap urusan alam dan yang fokus pada urusan alam adalah orang Barat,” tegasnya.
Dari fakta tersebut sehingga terlihat wajar jika orang Barat saat ini tampak lebih maju. Padahal Tuhan melalui Al Qur’an banyak sekali bercerita tentang alam. Maka kedepan, pesan Prof. Agus, umat Islam harus melakukan kajian intensif terhadap Al Qur’an yang menyebutkan tentang alam, dan umat Islam juga harus melakukan pengkajian terhadap alam itu sendiri.
Hits: 2