MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Manusia menyandang dua posisi di dunia ini: sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi. Bergerak dari dua posisi ini, umat Islam seharusnya mengambil peran yang lebih luas dalam seluruh aspek kehidupan. Dari perspekttif sejarah, peradaban Islam mengalami jatuh bangun dalam mengambil peran di dunia ini.
“Momen hijrah seharusnya menjadi awal kebangkitan umat Islam. Ketika Nabi Saw hijrah dari Mekah ke Madinah, maka di sana ada semangat baru, komunitas baru, dinamika baru, dan dari situlah maka umat Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat,” kata Syafiq dalam Pengajian Tarjih pada Rabu (11/08).
Saat Nabi Saw dengan Abu Bakar tiba, kota Yastrib berubah menjadi Madinah. Nama “Madinah” yang digunakan Nabi SAW menyiratkan semacam deklarasi. Di tempat baru itu hendak diwujudkan suatu masyarakat yang tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Syafiq menegaskan bahwa dimulai dari Madinah ini ekspansi Islam kemudian menjalar cepat sampai seantero jazirah Arab, kota-kota penting di Timur Tengah, sampai menyentuh Eropa Timur.
Ekspansi Islam ke sejumlah wilayah di dunia ini tidak bisa dimaknai sebagai imperialisme. Dalam tata aturan ketika itu, apa yang telah dilakukan peradaban Islam bukanlah suatu penyimpangan dari norma-norma yang berkembang di zamannya. Syafiq menerangkan bahwa peradaban manapun pada masa lalu selalu bersifat ekspansionis, nomaden, dan mereka tidak memiliki batas wilayah yang pasti dan permanen.
“Seandainya umat Islam tidak melakukan hal yang sama, maka pasti ini akan digilas negara-negara lain terutama kekaisaran Romawi dan Persia yang dua-duanya sangat kuat. Karenanya, umat Islam mau tidak mau melakukan hal yang sama untuk mempertahankan eksistensinya,” tutur Syafiq.
Keberhasilan dalam ekspansi membuat peradaban Islam semakin berjaya. Tidak ada keraguan bahwa kaum Muslim telah berhasil mencapai kejayaan melalui karya-karya yang mengagumkan. Intelektual Muslim Abad Pertengahan mampu menyusun karya-karya cemerlang yang menyinari dunia dan menuntun masyarakat Barat menuju jalur pencerahan.
“Islam memberikan sumbangan terhadap peradaban dunia, telah menjadi pengetahuan kita bagaimana sumbangan sarjana-sarjana muslim dalam berbagai ilmu pengetahuan, bagaimana peran penduduk-penduduk muslim dalam membangun masyarakat maju pada zaman itu, mau tidak mau akan diakui sumbangan umat Islam,” ungkap Syafiq.
Sesiapa saja yang mengkaji sejarah dunia, secara jujur mereka akan mengakui bahwa peran besar peradaban Islam. Daniel David Lavering, sejarawan yang menulis buku Golden Prism of Winter, mengatakan bahwa tidak akan ada renaissance, tidak akan ada reformasi di Eropa, tanpa peran Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd, filsuf dan ilmuwan Muslim yang membawa peradaban ke Eropa.