MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA– Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) yang resmi mendapat izin berdiri dari Pemerintah Malaysia menjadi kado bagi Kemerdekaan Indonesia yang ke-76 tahun, termasuk bagi dunia pendidikan secara global.
Terkait dengan UMAM, Prof. Azyumardi Azra menyebut sebagai langkah cerdas yang ditempuh oleh Muhammadiyah. Sebab yang pertama, UMAM bisa menjadi lokus pengembangan Islam Berkemajuan di Malaysia. Karena menurutnya pemikiran Islam Berkemajuan di Malaysia tidak begitu maju.
Budaya Islam egaliter yang berlaku di Indonesia tidak ditemukan di Malaysia, menurut Azyumardi, umat Islam di Indonesia patut bersyukur karena pemikiran Islam Berkemajuan dan Islam Wasathiyah bisa berkembang dengan baik di sini. Karena itu ia berharap UMAM bisa mengenalkan Islam Berkemajuan ke Malaysia.
Sebab kedua, UMAM penting untuk harkat dan martabat Indonesia. Karena akhir-akhir ini Bangsa Indonesia mengidap underdog mentality terhadap Malaysia. Melalui UMAM diharapkan bisa memperlihatkan intelektualisme Islam yang diwakili Muhammadiyah bisa berkembang.
“Dalam bidang pemikiran Islam, pemikiran Islam Indonesia itu sangat hegemonik terhadap Malaysia, Patani, terhadap Champa. Literatur keislaman itu biasanya diproduksi dari Indonesia,” ungkapnya pada (16/8) di acara SMTV “Obrolan Cendekia”.
Akan tetapi akan sangat sulit menemukan literatur keislaman dari Malaysia yang ditemukan di Indonesia. Arusnya cuma satu arah. Berkaca dari ini, Prof. Azyumardi menyebut bangsa Indonesia tidak patut marah-marah kepada saudara serumpun.
“Saya kira UMAM ini menyimbolkan, memberikan banyak sekali simbolisme yang mewakili berbagai simbolisme. Oleh karena itu, hal ini patut kita syukuri dan kita patut berterima kasih kepada Muhammadiyah yang memberikan hadiah kemerdekaan 76 yang berharga sekali bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan,” harapnya.
Prof. Azyumardi Azra juga mengaku optimis pada perkembangan Muhammadiyah kedepan. Pasalnya, selain pada aspek pendidikan, ia juga optimis dengan paham keagamaan Islam Berkemajuan yang dibawakan oleh Muhammadiyah.
Menurutnya, Islam Berkemajuan merupakan bagian dari wasathiyah al islam atau Islam Tengahan. Karena itu bagi warga dan kader Muhammadiyah jangan sampai berorientasi ke masa lalu secara harfiah.
Meski Muhammadiyah menekankan tentang pentingnya ar ruju’ ila qur’an wa sunnah al maqbullah, tapi bukan berarti merujuk atau kembali secara literal ke masa lalu. Itu bukan untuk kemajuan Islam di masa depan. Islam maju di masa depan adalah dengan langkah-langkah yang dilakukan oleh Muhammadiyah.
“Yang pertama itu memusatkan atau berkonsentrasi pada pendidikan. Pendidikannya, pendidikan yang berkemajuan. Bukan pendidikan yang berorientasi ke masa silam,” tuturnya.
Prof. Azyumardi menjelaskan, bahwa pendidikan yang berorientasi ke masa depan adalah pendidikan yang memadukan antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan keislaman.
“Saya optimis ini bisa dilakukan oleh Muhammadiyah karena dalam bidang pendidikan berkemajuan itu Muhammadiyah bukan baru,” tegasnya.
Hits: 3