MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Pokok pikiran kelima Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM) menyebut bahwa perjuangan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya akan berhasil jika dilakukan dengan mengikuti jejak (ittiba’) perjuangan para nabi, terutama Nabi Muhammad Saw.
Menurut Wakil Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) PP Muhammadiyah M. Faiz Rafdhi, di dalam pedoman itu setidaknya terdapat tiga aspek ittiba’ yang perlu diperhatikan oleh warga Muhammadiyah dalam kehidupan sehari-hari.
Pertama adalah ittiba’ dalam tataran akidah. Ittiba’ ini menekankan seluruh aspek keyakinan beserta ikhtiar manusia senantiasa berada di bawah kesadaran tauhid dan tawakal kepada Allah Swt.
“Bahwa di dalam kebersamaan dan aktivitas sehari-hari kita merasakan ada kehadiran Allah. Kalau kita melakukan demikian maka ada potensi keikhlasan di situ. Keikhlasan akan memberikan energi,” ungkapnya.
Aspek ittiba’ kedua menurut Faiz ada di tataran akhlakul karimah. Orang Muhammadiyah berdasarkan pedoman ini harus mampu reflektif dan mampu bekerja sama. “Seperti kata Pak AR Fachruddin yang meyebut iso rumangso (bisa merasa), bukan rumongso iso (merasa bisa).
Sebab kadangkala kita di Muhammadiyah merasa apa-apa bisa, iya, benar, paling hebat. Tapi justru harus sebaliknya, kita harus bisa merasa kehadiran orang lain, kehadiran tim, menurunkan ego, itulah yang dimaksud dengan kolektif kolegial,” terangnya.
Aspek ittiba ketiga ada di dalam aktivitas keluarga. Yaitu bagaimana melakukan pendidikan agama, akidah, ibadah dan akhlak kepada setiap anggota keluarga, terutama anak-anak.
“Artinya anak-anak jadi tulang-punggung kaderisasi di lingkungan yang paling kecil dan sederhana. Kita mendidik anak-anak bagaimana melatih kepekaan sosial mereka pada tetangga dan orang lain sehingga tumbuh toleransi tidak hanya pada diri kita tapi juga pada orang lain,” tegasnya.
Dalam program Ideologi Muhammadiyah di kanal Tvmu, Rabu (4/5) itu, Faiz menilai jika warga Muhammadiyah membaca dan memedomani MADM beserta pedoman resmi lain di dalam Persyarikatan secara baik, maka secara tidak langsung mereka telah berittiba’ dengan baik kepada Rasulullah Saw.
“Muhammadiyah dalam keputusan Muktamar tahun 2000 juga menetapkan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah sebagai panduan dan pedoman dalam ittiba rasul. Jadi relatif lebih mudah bagi kita ketika berpegang dengan itu,” pungkasnya. (afn)
Hits: 173