MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Kesuksesan penanganan pandemi di Indonesia tidak lepas dari adanya sikap aktif dan gotong royong seluruh elemen bangsa, termasuk Muhammadiyah. Demikian terangkum dalam forum diskusi di program Indonesia Town Hall Metro TV, Jakarta, Senin (29/11).
Dalam kesempatan tersebut hadir Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Menko PMK Muhadjir Effendy, Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid, Menko Polhukam Mahfud MD, Menkominfo Johnny G Plate, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. M. Fadil Imran, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Ketum PB IDI Daeng M Faqih, Pendiri Rumah Perubahan Rhenald Kasali, CEO Kitabisa.com M. Alfatih Timur, dan Inisiator Gerakan Sambatan Jogja Rimawan Pradiptyo.
Agar kesuksesan melawan pandemi terus berjalan, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengingatkan agar semua pihak tidak saling menyalahkan. Semua pihak menurutnya wajib untuk bergerak bersama dalam kerangka gotong royong dan persaudaraan.
“Bahwa pandemi ini bukan salah siapa-siapa. Sehingga, tidak ada artinya menyalahkan orang lain, misalnya mencari kambing hitam,” tuturnya.
Muhammadiyah menurut Mu’ti berupaya maksimal dan konsisten dalam penanganan Covid-19. Muhammadiyah tidak hanya bergerak dalam bidang spiritual, tapi juga bergerak lewat gerakan sosial yang meluas. Seluruh jaringan Muhammadiyah di seluruh Indonesia digerakkan untuk aktif membantu pemerintah.
“Muhammadiyah melibatkan 177 rumah sakit yang terlibat dan 72 ribu relawan,” ujar dia.
“Muhammadiyah bagian kecil dari bangaa Indonesia yang selama pandemi ikut membantu karena panggilan kemanusiaan dan kebangsaan,” imbuh Mu’ti.
Saat ini, fokus yang penting diutamakan oleh Muhammadiyah, pemerintah dan seluruh elemen bangsa menurutnya adalah merancang skema pemulihan dan pemecahan berbagai masalah pasca pandemi.
“Problem sosial yang ditimbulkan dampak banyaknya anggota masyarakat meninggal dan berbagai soal persoalan pandemi, menjadi agenda Muhammadiyah yang akan berkontribusi ketika nanti pandemi menjadi endemik,” tegasnya.