MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG — Nasyiatul Aisyiyah lakukan Tanwir kelima pada periode 2016-2022, Jumat (2/12). Tanwir ini sekaligus sebagai Tanwir pra Muktamar ke-XIV Nasyiatul Aisyiyah. Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA), Diyah Puspitarini mengatakan bahwa Tanwir kelima ini merupakan sejarah sebab belum terjadi.
Diselenggarakannya Tanwir kelima sekaligus Tanwir Pra Muktamar ke-XIV NA ini karena tersendat Pandemi Covid-19, yang menyebabkan adanya perpanjangan masa kepemimpinan periode 2016-2022. “Dua tahun tambahan menjadi momentum untuk Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah, daerah, cabang dan ranting, termasuk Pimpinan Pusat untuk menyempurnakan program,” ucap Diyah.
Perpanjangan masa jabatan ini, imbuhnya, merupakan bukti pengkhidmatan NA untuk menyelamatkan jiwa-jiwa kader, maupun manusia dan kemanusiaan secara luas. Pandemi bukan alasan berhenti, termasuk alasan berhenti untuk menolong sesama. Peran keumatan dan kebangsaan tersebut masih dalam garis-garis haluan organisasi.
Sementara itu, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti dalam amanatnya menyampaikan selamat ke PPNA atas diselenggarakannya Tanwir Kelima, sekaligus Muktamar ke-XIV. Menurutnya forum ini menjadi wadah silaturahmi bagi kader-kader muda perempuan berkemajuan yang lama terpisah akibat pandemi covid-19.
Guru Besar Pendidikan Islam ini menuturkan, dalam konteks berdirinya NA sekitar 1930 an, di mana perempuan dianggap sebagai masyarakat kelas dua. Maka kehadiran Nasyiah sebagai suluh untuk mencerdaskan dan memajukan kelompok perempuan. Termasuk jika merujuk lagu NA, perempuan tidak boleh menjadi kelompok tertinggal dan harus maju dengan kunci pendidikan.
“Pendidikan sebagai bagian untuk memajukan dan mencerdaskan kaum perempuan.” Imbuhnya
Memaknai kata Al Birru Manitaqa, yang diambil dari Al Baqarah ayat 189 menggambarkan NA selain menjadi generasi yang terdidik dan tercerahkan, tetapi juga sekaligus tetap menjadi generasi yang salih dan taat menjalankan agamanya. “Kita melihat religiusitas itu harus tetap tertanam di setiap diri Nasyiah, dan dalam organisasi Nasyiah itu.” Ucapnya.
Terkait peran kader muda perempuan berkemajuan, Mu’ti dengan tegas menyebutkan bahwa kemajuan, kehebatan dan peradaban utama yang ingin dimiliki oleh suatu bangsa kuncinya ada pada kelompok perempuannya.
Pada kesempatan ini dirinya juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya Tanwir Kelima Nasyiatul Aisyiyah.
Selain Abdul Mu’ti, terlihat hadir di acara ini Wakil Menteri Kepala ATRBPN, Raja Juli Antoni, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat Syuhada, Ketua PWA Jabar Ia Kurniati, perwakilan PWM Jatim Tamhid Masyhudi, Direktorat Intelkam Polda Jabar Kombes Pol. Ruslan Effendi, dan seluruh hadirin perwakilan Nasyiah seluruh Indonesia.