MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA — Perkembangan teknologi digital yang makin maju, memudahkan penyampaian berbagai pesan dan pemikiran.
Peluang ini menurut Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad harus dimanfaatkan dengan baik oleh para mubaligh untuk menyebarkan pesan moderasi beragama, terutama bagi generasi muda.
“Ada kata-kata bil-hikmah pada ayat ini. Itu harus menjadi perhatian kita bahwa dalam berdakwah mestilah memakai media ilmu pengetahuan yang sedang berkembang. Karena itu, saluran dakwah (Muhammadiyah) saya rasa perlu diperluas,” ucap Dadang mengutip ayat 125 surah an-Nahl.
Dalam forum daring Muhammadiyah’s Influencer Speak Up!, Sabtu (25/9) Dadang menyebut bahwa adanya 175,4 juta orang pengguna internet di Tanah Air cukup menjanjikan untuk menggarap tema moderasi. Apalagi musibah pandemi membuat penggunaan internet semakin intens.
“Perkembangan teknologi media ke arah lebih canggih, instan, interaktif, menyebabkan anak muda lebih banyak menyerap informasi keislaman yang dikemas menggunakan media konvergensi,” kata Dadang.
Tak lupa, Dadang juga mengutip pesan Kiai Ahmad Dahlan agar para aktivis Muhammadiyah harus memiliki disiplin ilmu yang kokoh.
“Maka teruslah kamu sekolah, menuntut ilmu pengetahuan, di mana saja. Jadilah guru, kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah,” kutipnya.
Menyambung Dadang, Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah Edy Kuscahyanto mengatakan di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, seluruh warga Muhammadiyah patut merasa terpanggil untuk lebih menggiatkan dakwah.
Edy mengingatkan bahwa manusia sekarang berada dalam masa banjir informasi. Kondisi ini membuat setiap orang perlu teliti memilah mana informasi yang benar dan mana yang sekadar luapan emosi.
“Sekarang kita juga memasuki era post-truth atau era pascakebenaran. Cirinya adalah kebenaran itu dianggap tidak penting karena yang penting adalah orang-orang percaya,” ungkapnya.
Karena itu, Edy berharap media daring maupun TV Muhammadiyah menjadi rujukan warga Persyarikatan. Dirinya juga mendorong Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah menggandeng para influencer untuk mengusung wacana Islam moderat melalui berbagai sosial yang mereka miliki.
“Itu menjadi tugas kita semua sebagai warga Persyarikatan (Muhammadiyah) yang dipercaya sebagai pimpinan-pimpinan daerah, khususnya di bidang majelis pustaka dan informasi,” pungkas Edi.