MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Menjadi relawan tidak lain merupakan panggilan hati. Pasalnya, ia mengabdikan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membantu orang lain. Sekretaris Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Bachtiar Dwi Kurniawan menjabarkan indikator yang disematkan pada orang yang disebut relawan, di antaranya:
Pertama, relawan itu adalah orang yang selalu mencari kesempatan untuk membantu orang lain. Bukan karena tuntutan ekonomi atau keharusan sebab sosial-politik, melainkan dipengaruhi oleh harapan terhadap manfaat nyata dirinya untuk orang-orang di sekitarnya.
“Orang yang selalu ingin membantu orang lain dalam artian mencari kesempatan, gimana cara membantu orang lain. Orang yang mencari kesibukan dengan mendermabaktikan diri dan waktunya untuk bisa punya kesempatan membantu orang lain,” kata Bachtiar dalam acara yang diselenggarakan pada Selasa (17/08).
Kedua, relawan adalah mereka yang punya komitmen membantu orang lain dalam jangka waktu yang panjang. Bachtiar membedakan antara relawan kemanusiaan dengan relawan politik. Menurutnya, menjadi relawan kemanusiaan muncul dari hasrat untuk membantu sesama tanpa mengharapkan imbalan.
Ketiga, relawan itu individu yang rela menyumbangkan tenaga atau jasa, kemampuan, waktu, bahkan hartanya bukan karena ikatan darah keluarga. Menurut Bachtiar, kerelawanan seperti ini dapat disinonimkan dengan jihad atau orang yang bersungguh-sungguh meluangkan tenaga, pikiran, dan waktunya.
“Jadi relawan itu orang yang benar-benar mencintai perbuatan-perbuatan sosial di mana punya kesempatan untuk membantu orang lain. Apalagi jika membantunya kepada orang yang tidak dikenal,” kata Bachtiar.
Keempat, relawan adalah mereka yang berusaha membantu rakyat untuk melahirkan kebijakan-kebijakan pemerintah atau lembaga yang berpihak pada orang banyak. Kelima, relawan adalah mereka yang mencari dana untuk kemanusiaan.
Hits: 138