MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA—Meski di bulan-bulan selain Ramadan umat muslim diwajibkan sedekah, akan tetapi pada Bula Ramadan sedekah lebih dianjurkan. Demikian disampaikan oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti.
“Di luar Ramadhan juga sedekah sangat dianjurkan untuk kita tunaikan, tetapi pada bulan Ramadhan kita sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk meningkatkan jumlah sedekahnya,” ujarnya pada (31/3).
Di acara Launching Program Ramadhan 1443 H yang diadakan oleh LazisMU Pusat, Mu’ti menjelaskan bahwa, Muhammadiyah sebagai organisasi dan gerakan dakwah Islam senantiasa memiliki perhatian terhadap gerakan yang disebut sebagai filantropi Islam.
Menurutnya, Kekuatan Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan didukung oleh filantropi Islam ini. Muhammadiyah sebagai institusi selama ini juga banyak memberdayakan masyarakat dengan filantropi Islam. Dalam pemahamannya, filantropi Islam meliputi empat hal yakni, infaq, sedekah, zakat, dan hibah atau hadiah.
“Semangat filantropi Islam itu adalah semangat memberi dengan penuh penghormatan kepada yang menerima, sehingga relasi kita bukanlah relasi yang bersifat atas bawah, tetapi relasi yang dilandasi oleh semangat untuk saling mencintai dan saling membantu,” tegasnya.
Relasi antara pemberi atau muzakki dan penerima atau mustahik zakat bukan dilihat sebagai atas dan bawah. Selain itu, juga ada asas menghormati mustahik sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki potensi besar untuk berkembang.
“Memberi tidak harus atau menunggu kaya, atau berderma tidak harus menunggu kaya. Ini sebuah slogan yang sangat menarik, walaupun sesungguhnya setiap orang yang memberi itu adalah orang kaya,” tutur Mu’ti.
Dari kaca mata Mu’ti, orang kaya bukanlah yang memiliki harta secara nominal banyak, akan tetapi mereka disebut kaya karena merasa cukup dengan rizki yang mereka miliki.
“Ada orang yang hartanya bermiliar-miliar tapi tidak mau memberi, karena dia merasa kurang tidak pernah merasa cukup dengan yang dia miliki,” ucapnya.
“Jadi sebenarnya banyak miliarder yang sesungguhnya dia itu miskin karena tidak pernah merasa cukup dengan yang dia miliki. Bahkan karena merasa miskin itu yang tidak haknya pun diambil,” imbuhnya.
Cermin orang miskin menurutnya adalah para pelaku korupsi, atau yang biasa disebut sebagai koruptor. Sebab meski mereka memiliki harta yang bermiliar atau bahkan lebih, tapi selalu merasa kurang. Sampai-sampai mereka mengambil hak orang lain.