MUHAMMADIYAH.OR.ID, PURBALINGGA– Lepas kepergian jenazah Prof. Suyatno ke peristirahatan terakhir, Ketua PP Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman menyebut Prof. Suyatno sebagai sosok humble, dan bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) sosoknya dikenal sebagai penyemangat dalam membesarkan PTMA.
Dalam ingatan dr. Agus, almarhum dikenal murah untuk berbagai ide tentang pengembangan perguruan tinggi. Semangat Prof. Suyatno menjalar ke setiap rektor PTMA, dan meluas sampai ke kader-kader muda Persyarikatan Muhammadiyah.
“Di Persyarikatan Muhammadiyah sosok beliau menjadi teladan, termasuk dakwahnya di persyarikatan yang sampai mengantarkan beliau di Muktamar 45 Makassar terpilih sebagai 13 besar Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” ucap dr. Agus pada (11/10) di acara pelepasan jenazah ke pemakaman di Purbalingga.
Menurutnya, kadar kader prof. Suyatno adalah 24 karat, sehingga tidak perlu diragukan lagi keberpihakannya terhadap persyarikatan. Bahkan sepeninggalnya, karya-karya besar Prof. Suyatno masih tetap ada sebab masih relevan dan dibutuhkan oleh banyak orang.
“Tapi Allah SWT berkehendak lain, memangil beliau kembali dan meninggalkan karya-karyanya untuk kita semua,” ucap dr. Agus.
Meninggalnya prof. Suyatno, ucap dr. Agus, adalah kematian yang diinginkan oleh banyak orang, sebab meninggal dengan tetap menjalankan amal-amal saleh.
Pada kesempatan tersebut dr. Agus berpesan kepada kader-kader muda Persyarikatan untuk bisa meneruskan warisan yang telah almarhum tinggalkan. Serta tidak lupa untuk senantiasa memanjatkan doa kepada Allah SWT supaya amal saleh ya diterima, dan diampuni segala dosanya.
Disertai suasana haru, dr. Agus menyampaikan terimakasih kepada keluarga Prof. Suyatno yang telah mendukung kiprah almarhum, perjuangan, dan merelakan waktunya untuk menumbuhkan kembangkan Persyarikatan Muhammadiyah.