MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKATA— Hadir di Upacara Hari Jadi ke-64 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof. Chun Ho Hwan berharap UMS menjadi universitas kelas dunia. Dalam upacara yang digelar, Senin (24/10) di Edutorium UMS, dia takjub dengan capaian yang ditorehkan oleh UMS.
Menyaksikan Upacara Hari Jadi ke-64 UMS, Prof. Chun mengaku senang menyaksikan kreatifitas yang dimiliki oleh UMS yang ditampilkan oleh mahasiswanya. Menurutnya, mahasiswa sekarang dituntut bukan hanya cerdas dalam akademik, tapi juga non akademik, salah satunya melalui seni dan budaya.
“Saya bahagia datang ke sini untuk mengikuti Upacara Harijadi UMS ke-64, dan tadi disambut penampilan tarian tradisional dari Thailand,” ungkap President Tongmyong University (TU) Republic of Korea ini.
Dalam orasi ilmiahnya dengan tema “Gotomh Royong for the Future UMS and TU”, Prof. Chun menuturkan bahwa semangat atau filosofi Gotong Royong yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan solusi atas kompleksitas permasalah yang dihadapi oleh negara-negara di dunia, termasuk di Korea Selatan.
UMS sebagai bagian dari Muhammadiyah merupakan lembaga pendidikan kelas dunia. Menurutnya, hal itu tidak bisa dilepaskan dari induk organisasinya yaitu Muhammadiyah yang menjadi organisasi Islam tertua di Indonesia, yang berdiri sejak 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan.
Di kacamatanya, Muhammadiyah merupakan organisasi Islam non pemerintah yang besar di Indonesia. Muhammadiyah juga berperan dalam inovasi sosial dan penyedia pelayanan pendidikan yang baik di Indonesia.
Melalui penelusurannya di internet, Prof. Chun menemukan bahwa UMS menjadi universitas paling top di Indonesia tahun 2020 versi pemeringkatan internasional, Uni-Rank. “Dan yang luar biasa adalah universitas ini baru berusia 64 tahun, usia yang sangat muda untuk bisa mendapatkan prestasi tersebut,” ucapnya.
Dalam hematnya. semangat Gotong Royong ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang dermawan dan sering terlibat dalam usaha-usaha perdamaian di dunia. Pendekatan yang dilakukan oleh Indonesia dalam urusan perdamaian juga patut diapresiasi, karena cenderung menggunakan pendekatan humanis atau melalui donasi-donasi.
“Indonesia adalah negara paling dermawan di dunia, dapat dilihat dari donasi dan sukarelawan yang terlibat dalam mengatasi persoalan dunia. Spirit inilah yang kemudian melatar belakangi bahwa “gotong royong” mampu mengatasi persoalan yang terjadi,” imbuhnya.
Selain memberikan orasi ilmiah, kedatangan President Tomyong University Republic of Korea ini juga untuk menandai resminya kerjasama untuk pembukaan UMS di Busan, Korea Selatan. Setelah orasi ilmiah tersebut kemudian dilanjutkan dengan penandatangan MoA dan tukar menukar cinderamata antara UMS dan Tongmyong University.