MUHAMMADIYAH.OR.ID, LEBANON– Peringatan Isra’ Mi’raj menurut Hadjriyanto Y. Thohari adalah tradisi keagamaan yang baik, yang dilakukan oleh umat mulsim Indonesia. Perayaan ini menurutnya sama dengan perayaan Nuzulul Qur’an, Maulid Nabi, Tahun Baru Hijriah, dan Halal bi Halal saat Hari Raya Idul Fitri.
“Tradisi keagamaan seperti itu sangat penting untuk kita jadikan sebagai wahana sekaligus sarana bagi kita untuk mengali hikmah dan makna yang ada di balik peristiwa keagamaan yang penting seperti itu,” ungkapnya dalam Pengajian Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad yang diadakan oleh KBRI Beirut pada (11/3).
Ia berpesan kepada warga negara Indonesia yang saat ini sedang berada di laur negeri, khususnya di Lebanon untuk tidak melupakan tradisi keagamaan tersebut. Namun demikian, Hajri menekankan, yang paling penting bukan pada perayaannya, tapi lebih kepada mengambil hikmah, makna, ajaran, dan substansi keagamaan.
Tujuan lain dari diadakannya peringatan peristiwa keagamaan, termasuk Isra’ Mi’raj adalah sebagai media silaturahim bagi warga negara Indonesia yang sedang bertugas jauh dari tanah airnya. Dalam kesempatan baik ini dimanfaatkan untuk mengobati rasa rindu tanah air dan keluarga di sana.
“Sekaligus kita bisa bersilaturahim saling bertemu untuk dapat mengetahui perkembangan, kesehatan, keselamatan, dan keamanan di antara kita,” tuturnya