MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir merupakan cabang istimewa tertua dari 27 PCIM di seluruh negara. Telah banyak pergantian kepemimpinan dan diaspora kader dari PCIM Mesir juga berbagai aktivitas yang selama ini telah memberi corak atau warna dalam jaringan PCIM dan Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah (PCIA) di seluruh negara. Begitu disampaikan Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dalam Sambutannya pada gelaran acara Musyawarah Cabang (Musycab) PCIM dan PCIA Mesir, Selasa (15/3).
“Dengan tema meneguhkan kaderisasi Muhammadiyah di kancah internasional saya berharap PCIM Mesir lewat Musycabnya ini mampu menghasilkan keputusan-keputusan penting yang realistik tetapi produktif dan memiliki pengaruh untuk kemajuan Muhammadiyah Cabang Istimewa Mesir,” ungkap Haedar.
“Musycab merupakan arena untuk memusyawarahkan berbagai rancangan keputusan yang penting sekaligus juga musycab ini harus menjadi tempat untuk mengasah pemikiran-pemikiran keislaman yang menjadi dasar dari saudara-saudara sekalian yang belajar di Mesir dengan perspektif islam berkemajuan,” lanjutnya.
Haedar mengimbau kepada seluruh anggota PCIM PCIA Mesir dan seluruh dunia harus menjadi pelopor dalam mewacanakan, mempublikasi, mendialogkan, dan sekaligus juga terus mensosialisasikan pemikiran Islam berkemajuan yang menghadirkan pandangan islam yang damai, wasathiyah, mencerdaskan, mencerahkan, dan memajukan juga membangun relasi antar orang, antar golongan, antar bangsa yang inklusif saling menghormati, saling memajukan dan membangun keadaban bersama.
“Kita berharap bahwa kader-kader Muhammadiyah ‘Aisyiyah yang belajar di Timur Tengah khususnya di Mesir lewat PCIM akan menjadi contoh dari kader-kader yang berpikiran maju, bersendikan nilai-nilai islam yang mampu hadir di kancah internasional,” tutur Haedar.
PCIM lewat Musycabnya, kata Haedar, harus menjadi wahana untuk mempererat jalinan persaudaraan kerja sama baik internal maupun keluar termasuk jalinan kerja sama dan terkoneksi langsung dengan Duta besar dan KBRI dalam membawa misi dan peran Indonesia di Mesir dan di kancah dunia.
“Mari kita bersama-sama untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mampu membawa kekuatan perdamaian dunia,” ajak Haedar.
PCIM Mesir lewat Musycab ini, lanjut Haedar, juga harus menghasilkan kepemimpinan yang dinamis. “PP Muhammadiyah telah membangun markaz dakwah Muhammadiyah di Kairo bersama PCIM dan telah menjadi tempat aktivitas untuk TK aisyiyah maka jadikan markas ini untuk dapat meningkatkan kapasitas kader Muhammadiyah ‘Aisyiyah di kancah internasional. Gunakan markas ini sebagai pusat perkaderan bahkan markas ini ke depan bisa diperluas menjadi markas Muhammadiyah di Timur Tengah yang menjadi simbol kemajuan sebagaimana dulu Muhammad Abdul, Jabaludin Al Afgani, Rasyid Ridho dan Ahmad Dahlan menjadi sang pencerah pembaharuan Islam di Indonesia dan di tingkat dunia,” pungkasnya.
Hits: 50