MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANTUL – Calon lulusan perguruan Tinggi Muhammadiyah yang nantinya juga disebut kader Muhammadiyah, harus paham bagaimana mengelola media di Muhammadiyah, karena nanti, dari merekalah, para kader ini, menjadi penerus pengurus media tersebut.
Hal tersebut disampaikan Rhafidilla Vebrynda, M.I.Kom sekretaris Program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UMY saat membuka Kuliah Tamu dengan materi Manajemen Media di bawah Persyarikatan Muhammadiyah, Sabtu (12/12).
Selaku dosen pengampu Mata Kuliah Manajemen Media Massa, Rhafidilla menekankan mengenai pentingnya mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah memahami pengelolaan media dan mulai mencintai media-media persyarikatan.
Kuliah tamu yang digelar secara daring ini terbuka untuk seluruh mahasiswa aktif KPI UMY. Dalam sambutannya, Twediana Budi Hapsari, Ph.D Kaprodi KPI UMY mengajak mahasiswa untuk aktif mengikuti kegiatan, “Monggo dieksplorasi kesempatan ini luar biasa, mudah-mudahan jadi amal dan barokah untuk adek-adek mahasiswa semua”, kata dia.
Kuliah tamu kali ini, Prodi KPI UMY menggandeng Pemred Majalah Suara ‘Aisyiyah (SA) Dr. Hj. Adib Sofia, S.S., M.Hum dan Direktur Pusat Syiar Digital Muhammadiyah (PSDM) Arif Nur Kholis sebagai pembicara. Adib Sofia menyampaikan materi tentang Manajemen Media Suara Aisyiyah, sedangkan Arif Nur Kholis membahas mengenai posisi PSDM bagi Muhammadiyah.
Adib Sofia menjelaskan banyak hal tentang SA, mulai dari sejarah, eksistensi, pengelolaan, teamwork, proses publikasi hingga sebaran majalah SA. Adib mengajak mahasiswa KPI UMY untuk dapat bergabung menjadi tim magang di Suara Aisyiyah. “Terimakasih, mari bergabung bersama kami dalam program magang maupun program pekerja, karena kami sangat membutuhkan bantuan dari teman-teman semua,” ucapnya.
Pentingnya Kolaborasi Antar-media Muhammadiyah
Arif Nur Kholis menyampaikan materi pengelolaan media digital di Muhammadiyah, mulai dari perlunya membangun kekuatan digital, potensi literasi digital, statistik pengguna media digital, tahapan penerimaan gagasan pada netizen melalui media digital hingga pengemasan narasi di website Muhammadiyah.
Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah ini juga menyampaikan pada akhir materi mengenai pentingnya media baru saat ini. “Muhammadiyah itu harus punya pilar narasi, tidak dipakai untuk diviralkan, tetapi dipakai untuk rujukan, itu harus ada. Kalau nggak, nanti kayak media lain, asal bikin konten gitu” jelasnya.
Pada sessi tanya jawab banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh para mahasiswa, Fahmi, mahasiswa kelas Internasional Program for Islamic Communication and broadcasting (IPICOM), KPI, misalnya menanyakan mengenai isu-isu yang dikawal PSDM, hingga bagaimana kesinambungan antara PSDM dengan Lembaga lainnya serta peran data-data yang dikelola untuk da’i Muhammadiyah.
Arif mengatakan bahwa sekarang saatnya kolaborasi, “Sudah saatnya kita tidak lagi senang mengelola media sendiri-sendiri, harus ada kolaborasi, saling tag, saling mention untuk menguatkan Muhammadiyah di media sosial.” tutupnya.
Hits: 17