MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Penggagas Universitas Muhammadiyah Antarbangsa Malaysia, Prof. Dr. Bambang Setiaji menceritakan ihwal didirikannya UM Kalimantan Timur (UMKT) sebagai upaya percepatan Persyarikatan Muhammadiyah membangun sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.
Dalam diskusi bersama Guru Besar UNY Prof. Suyanto, Ph.D di kanal Youtube Suyanto.id, Rabu (3/2) Bambang Setiaji mengungkapkan bahwa UM Kalimantan Timur didirikan sebagai bayangan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
“2017 selesai di UMS, saat itu saya membuat ide ke Pimpinan Pusat, mbok kita itu membuat cloning, jangan membuat baru. Kalau menanam itu kan ada tiga cara dari bibit, dari biji atau dari stek. Saya bilang mbok kita bikin aja dari stek,” ungkapnya Bambang.
Melalui metode Stek dan kloning, Bambang menilai pemerataan pembangunan kualitas pendidikan akan lebih cepat daripada membuat sesuatu yang baru.
Apalagi, mantan Rektor UMS selama tiga periode tersebut memaparkan bahwa UMS sebagai acuan UMKT merupakan salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia.
Sebagai bukti, Bambang mengungkapkan masuknya UMS di dalam QS University Ranking tahun 2012/2013 bersama 8 universitas negeri lain di Indonesia. UMS saat itu menjadi satu-satunya universitas swasta di dalam daftar peringkat 9 universitas terbaik asal Indonesia.
Di lain hal, UMS menurut Bambang juga menjadi universitas pengirim doktor terbanyak ke luar negeri. Prestasi itu bahkan menurutnya cukup mentereng jika disaingkan dengan Universitas Negeri.
Dengan metode Stek itu, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur resmi didirikan pada tahun 2017 berdasarkan Surat Keputusan Menristek Dikti RI Nomor 463/KPT/I/2017.
Cikal bakal UMKT sendiri adalah bergabungnya STIKES Muhammadiyah Samarinda yang telah berdiri tahun 2009 dengan STIE Muhammadiyah Samarinda yang telah berdiri pada 1981. Saat ini, UMKT memiliki 4 Fakultas dan 16 program studi tingkat Sarjana dan Diploma Tiga.