MUHAMMADIYAH.ID, SURAKARTA—Rektor Univeritas Muhammadiyah Surakarta (UMS), prof. Sofyan Anif mengatakan, pendekatan multi, inter, dan transdisiplin saat ini sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia ditengah menghadapi persoalan yang tingkat kompleksitasnya semakin tinggi.
Hal tersebut disampaikannya pada (16/11) dalam Kolokium Bedah Buku Multidisiplin, Interdisiplin dan Transdisiplin: Metode Studi Agama dan Studi Islam di Era Kontemporer yang diadakan oleh Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial (PSBPS) UMS.
Menurutnya, buku yang ditulis oleh Prof. Amin Abdullah ini pada level aplikatifnya sudah diawali oleh gerakan yang dilakukan Muhammadiyah. Penyebutan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern, tercermin dalam beberapa solusi atas persoalan yang diberikan oleh Muhammadiyahtidak an sich pada satu bidang keilmuan, tetapi sudah melibatkan bidang keilmuan lain.
“Ini tentunya akan memberi solusi yang lebih implikatif, solusi yang bisa dirasakan oleh banyak pihak. Apalagi kalau kita kaitkan dengan kondisi sekarang, bangsa dan seluruh dunia ini menghadapi pandemic covid-19 ini sudah barang tentu membutuhkan pemikiran seperti ini.” ungkapnya.
Melihat Realitas Harus Komprehensif
Saat ini, kata Anif, tidak bisa tidak dalam melihat realitas hanya dari satu sudut pandang keilmuan, melainkan harus komprehensif. Ia berharap, dari pemikiran ini bisa melahirkan turunan pendekatan mutakhir yang bisa diimplementasikan ke dalam berbagai dimensi kehidupan.
“Persoalan bangsa kita tidak hanya semakin kompleks, tapi juga sekaligus dimensi yang multikultural, multietnik, yang itu semua membutuhkan kearifan dalam pendekatannya.” Imbuh Anif
Menurutnya, Muhammadiyah disebut sebagai organisasi Islam modern juga tidak bisa dilepaskan dari sumbangan pemikiran para akademisi yang berkhidmat didalamnya. Kesegaran pemikiran para akademisi yang dimanifestasikan dalam sebuah gerakan di Muhammadiyah akan melahirkan sebuah kebaruan dalam pranata sosial. (aan)
Hits: 24