MUHAMMADIYAH.ID, BANDUNG – Kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi nyatanya tidak mampu memprediksi datangnya pandemi Covid-19. Ketika pandemi terjadi, respon manusia pun beragam.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyebut pandemi menampilkan watak manusia berdasarkan sikapnya dalam menghadapi realitas tersebut.
“Ketika pandemi terjadi terlihat perbedaan respon antara orang berilmu dan orang tidak berilmu. Juga respon antara orang beriman dan orang yang tidak beriman,” katanya dalam Pengajian Pagi PDM Bandung, Ahad (13/2).
Sama dengan pelajaran yang diberikan Alquran surat al-baqarah pada ayat ke-26 tentang ba’udhah (nyamuk), pandemi juga menyingkap cara berpikir manusia yang selaras dengan agama atau bahkan menyimpang.
Selain itu pandemi menurutnya juga menampilkan kelompok yang bersikap atas dasar ilmiah saja, atau kelompok yang berdasarkan pada agama saja.
Muhammadiyah dalam hal ini kata Mu’ti menggunakan harmonisasi sikap ilmiah dan dasar agama sehingga tidak bersikap kontraproduktif seperti mengutuk pandemi, berpikir konspirasi atau mengabaikan hikmah di balik setiap musibah.
“Muhammadiyah tentu berada di sikap orang-orang yang berilmu, bahwa setiap makhluk Allah itu manusia bisa mempelajarinya sehingga dengan mempelajari apa itu Covid, perilakunya, penyebarannya, maka Muhammadiyah mengerahkan segala kemampuan ilmiah yang dimilikinya sehingga banyak fatwa Muhammadiyah banyak dibangun di atas konstruksi istidlal (dalil) tapi juga dijelaskan dengan perkembangan dan analisis ilmiah,” jelasnya.
Untuk menyusun fatwa terkait pandemi, Muhammadiyah juga melibatkan ilmuwan epidemolog dan ahli virus di samping para ahli agama dan ulama-ulama Tarjih.
Tak cukup mengeluarkan fatwa, Muhammadiyah terlibat secara aktif dalam penanganan pandemi di bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi sehingga mendapatkan pujian dari banyak pihak, termasuk dari Profesor asal Arizona State University, Mark Woodward.
“Ini menunjukkan bahwa bagi kaum beriman, pandemi itu menjadi ajang untuk aktualisasi keimanan dan beramal saleh sehingga saya sering menyebut bagaimana keimanan itu menjadi penting tapi juga sains dan iptek beserta soliditas organisasi kita,” pungkasnya. (afn)
Hits: 2