MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Banyaknya perintah di dalam Alquran tentang berinfak dan bersegera dalam berbuat kebaikan sejatinya adalah mendidik karakter umat Islam agar menjadi pribadi yang bertakwa.
Dalam program Kolak di kanal youtube Tvmu, Senin (11/4), Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti lantas menyitir Surat Al-Munafiqun yang artinya,
“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.”
“Ayat ini menegaskan bahwa berbuat baik itu jangan ditunda-tunda karena kita tidak tahu kapan kematian itu datang, kita tidak tahu kapan ajal menjemput kita. Karena itu maka selagi ada kesempatan, selagi hayat masih di kandung badan marilah kita berinfak dengan harta yang kita miliki,” pesan Mu’ti.
Sedangkan makna kedua dari ayat tersebut menurut Mu’ti adalah pesan bahwa dalam bersedekah itu tidak harus banyak, tetapi bersifat moderat. Selanjutnya, Mu’ti menyitir Surat Al-Furqan ayat ke-67.
“Bersedekah itu tidak boleh semua yang kita punyai disedekahkan, tapi juga jangan terlalu stingy, terlalu pelit. Di dalam Al-Isra’ ayat 29, Allah berfirman, Wa laa taj’al yadaka maghluulatan ilaa ‘unuqika (Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelengggu pada lehermu),” jelasnya.
Karena itu, maka dalam berderma menurutnya tidak perlu menunggu kaya raya. Sebab, Surat Al-Baqarah ayat ke-219 menyebut ukuran untuk berinfak adalah ketika manusia sudah memiliki ‘kelebihan’.
“Karena itu menurut saya kaya itu adalah soal mindset, bukan soal aset atau jumlah aset. Kaya itu soal perasaan bukan jumlah kekayaan. Karena ada orang yang asetnya itu bermilyar-milyar, bertriliun-triliun tapi mereka itu masih saja merasa berkekurangan sehingga tidak mau memberikan sumbangan. Bahkan kalau diminta sumbangan kadang-kadang malah memberikan ceramah yang panjang yang ujung-ujungnya tidak membantu,” jelas Mu’ti.
Dirinya pun mengajak umat muslim untuk memperbanyak ibadah dan infak selama bulan Ramadan. Sebab sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas, disebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw menjadi orang yang sangat dermawan di bulan Ramadan.
“Orang bertakwa, jangan pelit. Kalau pelit hidupnya jadi sulit. Orang bertakwa banyak berderma. Orang berderma hidupnya bahagia,” pungkas Mu’ti. (afn)