MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Dalam berbagai kesempatan, Ketua lembaga penanganan bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Budi Setiawan seringkali menegaskan bahwa gerak Muhammadiyah di bidang kebencanaan adalah murni kemanusiaan.
Muhammadiyah menurutnya tidak pernah membedakan pelayanan terbaiknya atas dasar agama atau golongan tertentu.
Karenanya, selama lebih dari dua dekade menangani korban bencana alam dan bencana sosial, MDMC tidak pernah mendapatkan hambatan berarti dari masyarakat penyintas, termsuk di wilayah mayoritas non muslim.
“Bahwa pengalaman-pengalaman yang kami dapatkan ketika penanganan bencana alam, penerimaan sangat bagus karena kita hadir tanpa kepentingan apapun,” tegas Koordinator Divisi Pengurangan Risiko Bencana dan Kesiapsiagaan MDMC PP Muhammadiyah Budi Santoso, Kamis (18/2).
Dikonfirmasi oleh Muhammadiyah.or.id melalui sambungan telepon, Budi mengungkapkan bahwa Muhammadiyah dalam penanggulangan bencana mengutamakan asas kemanusiaan sebagaimana perintah Allah untuk memuliakan manusia.
Budi lebih mengisahkan banyak warga non muslim terkejut sekaligus mengapresiasi kesigapan MDMC membuka posko cepat dengan pelayanan lengkap di wilayah bencana.
Posko Muhammadiyah untuk warga Hindu dalam konflik Balinuraga (2012), posko pelayanan untuk warga Syi’ah Sampang di Madura (2012), hingga posko untuk warga Katolik dalam gempa bumi dan banjir bandang Wasior Papua Barat adalah sekelumit kecil dari banyak contoh amal bakti Muhammadiyah.
“Termasuk ketika Gunung Agung di Bali meletus, masyarakat sangat menerima Posko Muhammadiyah. Untuk pelayanan di bencana alam, hampir tidak pernah ada penolakan,” pungkasnya.