MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA– Akhir-akhir ini kabar yang tidak mengenakkan adalah mendengar kabar semakin banyaknya korban jiwa di tengah pandemi covid-19. Dalam konteks ini, Muhammadiyah tidak tingal diam dan terus melakukan banyak hal.
Demikian disampaikan oleh Agus Syamsudin, Ketua MCCC PP Muhammadiyah pada (18/7) di acara Gerakan Subuh Mengaji ‘Aisyiyah Jawa Barat (GSM). Muhammadiyah menurutnya, memiliki cara pikir sederhana, pertama adalah ketika beriman harus ada bentuk amal salihnya.
“Itu rumuslah tidak usah neko-neko, ngak usah macem-macem, inilah yang menjadi nafigasi bagi kita semuanya warga persyarikatan. Bahwa ibadah ritual itu nilainya sama dengan ibadah sosial,” ungkapnya.
Agus menyebut, ibadah khusus rutin tiap hari bisa jadi tidak ada gunanya jika melihat tetanga yang kelaparan namun diam saja. Dalam konteks Muhammadiyah, tidak mengenal cara ibadah yang seperti itu. Menurutnya, ibadah khusus dan sosial itu mewujudka Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
“Karena apapun yang kita lakukan hakikatnya adalah ibadah kita kepada Allah SWT. Dari pemahaman itu Muhammadiyah betul-betul melakukan satu hal, tapi dilakukan secara serius,” sebut Agus
Ibadah sosial yang dilakukan adalah usaha untuk menghindari cap sebagai ‘orang’ yang mendustakan agama, sebagaimana yang disebutkan dalam QS. Al Ma’un. Sehingga jika ada yang diam saja di masa pandemi ini, bisa jadi kelompok tersebut menjadi kelompok pendusta agama.
Karena itu, pertolongan Muhammadiyah bagian Penoeloeng Kesengsaraan Oemoem (PKO) bukan sekali-kali sebagai suatu jaring kepada manusia umumnya supaya dapat menarik hati akan masuk kepada agama Islam atau persyarikatan Muhammadiyah, itu tidak.
Agus melanjutkan, akan tetapi segala pertolongan itu semata-mata karena memenuhi kewajiban atas agamanya Islam terhadap segala bangsa, tidak memandang agama.
“Statmen tahun 1923 ini luar biasa, kalau sekarang orang bicara inklusifitas, lintas agama, kita bicara lintas SARA. Tetapi Muhammadiyah ini sudah sangat maju di tahun 1923, ketika orang Indonesia belum ada satu pun yang berbicara soal ini, kita sudah melakukan ini,” urainya