MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (MLH PWM DIY) telah menerima hibah 9.000 bibit pohon dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Serayu Opak Progo DIY pada Ahad (03/09). Bibit-bibit tersebut akan digunakan untuk program konservasi lingkungan di wilayah DIY.
Dari total 9.000 bibit pohon yang diterima, jenis bibit yang disalurkan antara lain bibit pohon sirsak sebanyak 3430 batang, bibit pohon durian 1700 batang, bibit pohon akasia 1000 batang, bibit pohon sengon 870 batang, dan bibit pohon aren sebanyak 2000 batang.
Bibit-bibit pohon tersebut telah diterima oleh 5 Kabupaten/Kota di Provinsi DIY melalui kerjasama dengan MLH Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) setempat. Tujuan dari program ini adalah untuk mengatasi lahan-lahan kritis, seperti bantaran sungai dan daerah rawan longsor.
Khusus untuk PDM Kabupaten Kulonprogo, sebanyak 1650 bibit pohon akan ditanam, dengan rincian bibit durian sebanyak 500 batang, bibit sirsak 900 batang, dan bibit pohon sengon 250 batang. Aksi penanaman bibit pohon dilakukan di Dusun Teganing 3, Hargotirto, Kokap, Kulonprogo dan dihadiri oleh kurang lebih 100 peserta dari berbagai kalangan, termasuk instansi pemerintahan Kulon Progo, warga masyarakat, dan organisasi sosial kemasyarakatan yang peduli terhadap lingkungan.
Ketua MLH PWM DIY, Ahmad Ahid Mudaya, dalam acara tersebut menyatakan, “Aksi ini merupakan upaya untuk mewujudkan lingkungan yang lestari agar ekosistem alam tetap terjaga, sehingga bisa menghindarkan masyarakat dari bencana alam akibat kerusakan lingkungan.”
Selain untuk menjaga kelestarian lingkungan, penanaman bibit pohon ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi warga sekitar, terutama dengan jenis bibit pohon seperti sirsak, durian, dan sengon.
Program penanaman sejuta bibit pohon yang digulirkan oleh Majelis Lingkungan Hidup PWM DIY telah memasuki tahap pelaksanaan, dan Wakil Ketua PWM DIY, Sapardiyono, mengungkapkan bahwa aksi penanaman pohon merupakan program unggulan MLH PWM DIY. Dia berharap program ini dapat diteruskan pada tahun-tahun berikutnya dengan jumlah bibit yang lebih banyak.
“Kita prihatin penebangan pohon semakin marak dan kebutuhan akan kayu juga tidak turun, sehingga harus ada aksi penanaman pohon yang masif,” ujarnya. Sapardiyono juga menegaskan bahwa aksi penanaman bibit pohon tidak hanya dilakukan di Kabupaten Kulonprogo, tetapi juga tersebar di kabupaten-kabupaten lain di DIY, seperti Sleman, Gunungkidul, Bantul, bahkan Kota Yogyakarta.
Dalam penutupannya, Sapardiyono menjelaskan, “Kulonprogo menjadi tempat yang kita jadikan seremonial karena di sini terdapat tanah wakaf yang dapat digunakan untuk kegiatan produktif.” Hal ini menunjukkan komitmen MLH PWM DIY dalam menjaga dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Hits: 769