MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) bersinergi dengan LazisMu dan LPM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berbagi di bulan Ramadan dengan kelompok binaan Gala Difabel Gamping (Gading) pada, (24/4) bertempat di Gamping, Sleman.
Wakil Ketua MPM Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dalam sambutannya meningkatkan untuk menjaga solidaritas sesama anggota difabel. Di masa sulit akibat Pandemi Covid-19, solidaritas penting untuk terus diperkuat.
“Kita harus terus saling berkomunikasi, meski tidak atau jarang bertemu fisik. Kita harus saling perhatian kepada sesama, anggota-anggota yang sakit harus kita jenguk dan perhatikan,” ucapnya.
Pada bulan Ramadan yang penuh berkah ini, Ahmad Ma’ruf mengajak kepada semua kelompok dampingan untuk senantiasa meningkatkan taqwa. Menurutnya, suasana bulan Ramadan berbeda dengan bulan-bulan yang lain, umat muslim pada bulan ini lebih aktif untuk beribadah, baik itu ibadah khusus maupun umum.
“Mari kita berubah dan tingkatkan ibadah kita, saya berharap ibadah kita yang meningkat ini bukan hanya di bulan Ramadan, tapi juga setelahnya, di bulan-bulan selanjutnya”. Tandasnya.
Sementara itu, Prof. Imanuddin Yuliadi dari LPM UMY sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi UMY ini dalam materi yang disampaikan menjelaskan tentang literasi keuangan. Di hadapan peserta yang mayoritas difabel, Imam menjelaskan bahwa uang bukan hanya soal nominal tapi juga nilainya.Selain itu, di zaman yang berbasis data. Dia mengingatkan kepada kelompok difabel supaya berhati-hati dalam menjaga data yang dimiliki.
“Pada saat ini ada orang baik, tapi juga tidak sedikit orang yang berlaku buruk. Mereka kerapkali memanfaatkan kita yang tidak hati-hati, mereka mengambil data dan menggunakannya dengan bebas”. Ungkapnya.
Ia juga memberikan beberapa tips dalam menjaga data diri pribadi, pertama tidak dengan mudah share waktu ulang tahun. Kedua, jika kartu ATM tercecer segera lapor ke pihak berwenang. Ketiga, mengganti pin ATM secara periodik. Keempat, waspada jika ada pemberitahuan dari media sosial yang tidak jelas asal-usulnya dan meminta data-data pribadi.
Prof. Imam berharap pengetahuan tentang literasi keuangan ini bisa meningkatkan keberdayaan kelompok lemah, seperti difabel ini. Di masa sulit ini jangan sampai kelompok kecil semakin dipersulit. Sementara kepada kelompok difabel diharapkan untuk senantiasa menjaga solidaritas di masa sulit akibat Pandemi Covid-19.
“Uang itu harus sama-sama mensejahterakan, semuanya harus sama-sama sejahtera. Hidup ini menjadi guyub, sejahtera bersama-sama”. Tutupnya.
Hits: 22