MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Persyarikatan Muhammadiyah memberikan tempat yang niscaya diberikan kepada perempuan atas dasar pemahaman nilai-nilai ajaran Islam. Oleh karena itu perempuan didorong untuk mengembangkan potensinya dan maju.
Demikian disampaikan oleh Siti Noordjannah Djohantini, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah pada (30/10) di acara Milad Suara ‘Aisyiyah ke 95 tahun “Meneguhkan Literasi Perempuan Berkemajuan” yang digelar secara daring.
Tidak sampai di situ, Muhammadiyah juga mendorong peran perempuan melalui ‘Aisyiyah untuk berjuang melawan penjajahan di masa Kolonial. Perempuan oleh Muhammadiyah ‘dipersenjatai’ dengan keluasan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran ajaran Islam akan pentingnya sebagai manusia muslim bahwa penjajahan atas motif apapun harus dilawan.
“Penjajahan itu harus dilawan dengan banyak cara, salah satu caranya dilawan dengan hadirnya Suara ‘Aisyiyah,” ucapnya.
Noordjannah memaparkan, bahwa kemajuan yang berhasil dicapai oleh Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dilakukan secara bertahap tidak melalui proses instan. Menurutnya, sudah menjadi watak Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah untuk menghargai ikhtiar.
Dalam konteks kemajuan perempuan dan keIndonesiaan, Noordjanah menyebut bahwa jauh sebelum masa kemerdekaan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sudah merintis gerakan berkemajuan. Capaian-capaian yang terlihat saat ini yang bisa dirasakan manfaatnya secara luas merupakan usaha nyata dari proses yang panjang dan tidak instan, apalagi menerabas.
“‘Aisyiyah tidak boleh kemudian surut untuk mendakwahkan, memperjuangkan tentang keadilan perempuan, keadilan anak, keadilan bagi kaum dhuafa – mustadh’afin sebagaimana yang dicontohkan pertama oleh pendiri Muhammadiyah – ‘Aisyiyah dengan Al Ma’un-nya,” ucapnya.
Menurutnya, gerakan Perempuan Islam Berkemajuan memiliki spektrum luas, di antaranya meliputi persoalan lingkungan, ekonomi, dan lain sebagainya. Sebab, Perempuan Islam Berkemajuan tidak boleh berpandangan miopik.
“Gerakan ‘Aisyiyah ini harus terus maju dengan berbagai karakter yang dimilikinya, sebagai gerakan Islam. Dimanapun juga dengan berbagai usaha yang dilakukan, landasannya dan dinyatakan sejak awal dinyatakan bahwa kita merupakan gerakan Islam,” tegas Noordjanah.
Mewujudkan konsep Islam rahmatan lil alamin melalui wadah organisasi, keberadaan ‘Aisyiyah diharapkan menebarkan nilai kasih sayang, toleransi, perdamaian, saling menghargai, sekaligus mengokohkan tauhid. Sebab, menjadi gerakan Islam bukan untuk saling mensengkarutkan sesama gerakan Islam, melainkan untuk saling memperkokoh gerakan Islam yang utama.