MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG—Muhammadiyah telah memiliki banyak aset yang dikelola. Hal ini menandakan bahwa Persyarikatan yang didirikan KH. Ahmad Dahlan ini sudah kuat secara ekonomi dan mungkin dapat menjadi pionir gerakan jihad ekonomi serta gerakan ekonomi jamaah di Indonesia. Hingga saat ini, Muhammadiyah hidup dengan keikhlasan anggotanya serta inovatif dalam memaksimalkan amal usahanya.
Pada Muktamar ke-46 Muhammadiyah di Yogyakarta pada tahun 2010 menjadi awal berdirinya Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK). Majelis ini akan mengawal dan menjadi badan pembantu pimpinan persyarikatan yang memiliki peran menggerakkan dan menjalankan program Muhammadiyah di bidang ekonomi. Hal ini menegaskan bahwa langkah Muhammadiyah untuk berdinamika dalam bidang ekonomi semakin nyata dan terarah.
Anggota Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah Riduwan mengatakan bahwa salah satu fokus program yang akan dijalankan menjelang Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta adalah memperluas sayap usaha Muhammadiyah dan memperkuat jamaah ekonomi. Upaya ini merupakan bentuk reinterpretasi pengamalan teologi al-Maun dalam dimensi ibadah muamalah, sekaligus medium utama dakwah Islam Berkemajuan.
“Tidak hanya ibadah mahdlah, ibadah ghair mahdlah seperti jihad ekonomi ini juga bagian dari dakwah. Saya kira semua merasakan bahwa dakwah itu butuh dana dan tidak bisa gratisan,” ujar Riduwan dalam acara Gerakan Subuh Mengaji yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Barat pada Selasa (01/03) pagi.
Selain sebagai medium dakwah, gerakan ekonomi jamaah juga sebagai jalan menciptakan kesejahteraan umat dan mengurangi tingkat kemiskinan sebagaimana yang menjadi visi Muhammadiyah. Riduwan menegaskan bahwa hal ini harus menjadi agenda dan rencana aktivitas gerakan ekonomi Muhammadiyah dalam menapaki abad kedua.
“Kalau dakwah hanya dengan lisan, hasilnya akan ‘biasa saja’. Tapi begitu dakwah dengan perbuatan nyata, dengan ekonomi, ini menjadi rumit namun Muhammadiyah mesti masuk ke dalam wilayah ini. Kita harus membangun support system agar dapat meningkatkan kesejahteraan umat,” tutur Riduwan.
Muhammadiyah perlu terjun langsung mengamati dan menyelesaikan masalah-masalah perekonomian secara mikro di masyarakat. Berbagai hal dapat dilakukan seperti pelatihan investasi, sosialisasi fikih mengenai ekonomi, pembinaan UMKM, dan sebagainya.