MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA– Di acara Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) Muhammadiyah Kalimantan Tengah, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir terangkan tentang pandangan moderat dalam menghadapi pandemi covid-19. Pandangan tersebut diimplementasikan dalam agenda Muktamar ke 48 Muhammadiyah secara blended.
Haedar menyebut, muktamar yang dilakukan secara blended tersebut bagi Muhammadiyah adalah keniscayaan sebagai organisasi Islam yang berpandangan moderat. Selain itu, dirinya percaya bahwa Muhammadiyah akan mampu melaksanakan model muktamar tersebut dengan lancar dan sukses melalui dukungan perangkat yang telah dimiliki.
“Perangkat organisasi yang baik dan sumber daya manusia yang juga siap, termasuk yang di wilayah-wilayah dan tidak kalah pentingnya pengkhidmatan. Sehingga kalau ada kesulitan-kesulitan di lapangan insyaallah akan bisa kita selesaikan,” ungkap Haedar dalam sambutan Musypimwil Muhammadiyah Kalteng pada (23/10) secara daring.
Secara khusus kepada pimpinan persyarikatan mulai dari pusat sampai ranting, Haedar berpesan supaya ketika menyelenggarakan musyawarah berjalan dengan sejuk dan teduh, yang mengambarkan perilaku hidup islami warga Muhammadiyah. Sehinga musyawarah yang diselenggarakan menjadi uswah khasanah bagi masyarakat dan umat luas.
“Muhammadiyah dan keluarga besarnya mampu bermusyawarah dengan bil ma’ruf dan menjadi teladan di dalam berorganisasi. Ini menjadi sangat penting dan mahal untuk kita tetap rawat,” sambungnya.
Di sisi lain Haedar juga tidak memungkiri bahwa disetiap event musyawarah memiliki dinamika tersendiri, akan tetapi ia percaya kepada kedewasaan warga persyarikatan mampu menyelesaikannya dengan baik. Pada kesempatan ini dirinya juga mengapresiasi atas kerja-kerja yang telah dilakukan oleh PWM Kalteng, serta PWM seluruh Indonesia.
Terkait dengan sinergi yang terbangun antara Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah berserta ortom lain, dari waktu ke waktu semakin berjalan dengan baik dan mampu memberikan kemaslahatan dan kemajuan umat semakin luas. Meski tidak bisa dipungkiri, dinamika persyarikatan juga terjadi di setiap tubuh level pimpinan.
“Ini menjadi wasilah, menjadi tempat kita untuk terus memperbarui pergerakan kita”. Imbuhnya.
Dalam melewati berbagai dinamika yang akan dihadapi oleh Muhammadiyah baik di tingkat ranting, cabang, daerah, wilayah, sampai pusat, Haedar percaya kepada warga, kader, lebih-lebih pimpinan persyarikatan akan mampu untuk menghadapi dan menyelesaikannya dengan baik.
“Muhammadiyah hari ini tentu semakin menghadapi berbagai macam problem, berbagai ragam tantangan yang tidak sederhana atau bersifat kompleks. Dinamika ini merupakan wujud dari perkembangan zaman yang senantiasa kita hadapai bersama,” ucap Haedar.
Hits: 3