MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Bachtiar Dwi Kurniawan mengatakan komitmen berogranisasi sangat penting bagi kelangsungan organisasi itu sendiri oleh karena itu untuk membangun komitmen berorganisasi butuh yang namanya perkaderan. Komitmen ini bisa kita rawat melalui tiga level.
Pertama, Komitmen Pimpinan. Kedua, Komitmen Warga Muhammadiyah. Ketiga, Komitmen pegawai-pegawai yang ada di amal usaha Muhammadiyah (AUM).
“Tiga golongan/kelompok tersebut yang harus senantiasa dirawat komitmen keberagamaannya, komitmen kemuhammadiyahannya,”terang Sekretaris Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, Ahad, (18/7).
Dengan cara apa?
Pertama, pemahaman nilai-nilai faham keislaman Muhammadiyah. Jadi Pimpinan, para karyawan, pegawai, simpatisan Muhammadiyah harus senantiasa dipupuk dibina sesuai faham agama Muhammadiyah.
“Apa itu faham agama Muhammadiyah? Muhammadiyah mengusung Islam yang bagaimana? Rumusnya 3M (Murni, Moderat, Modern) 1R (Rahmatan lil alamin),” tuturnya.
Islam Murni, murni akidahnya, murni ibadahnya. Islam Moderat, kita faham Islamnya tidak condong ke kanan juga tidak kekiri, Islam Muhammadiyah ialah Islam tengahan. Jadi faham keislaman Muhammadiyah adalah faham tengahan yang toleran dan cinta pada kedamaian. Islam Modern, Islam yang adaptif dengan kemajuan. Dan yang terakhir Rahmatan lil alamin, Muhammadiyah ada untuk mampu memberikan keberkahan, kerahmatan, kebaikan, dan menebar manfaat tidak hanya untuk manusia tetapi juga alam semesta.
Menurut Bachtiar, ini harus ditanamkan terus menerus kepada warga Persyarikatan Muhammadiyah. Kemudian, Komitmen juga harus ditunjukkan para Pimpinan Muhammadiyah dalam rangka merawat semangat berMuhammadiyah itu. Disamping para pimpinan ini tetap mengikuti seluruh kegiatan perkaderan Muhammadiyah.
Kedua, orang-orang yang bekerja di AUM perlu diukur komitmennya dari kerja-kerja professional dia. Jadi kalau aktif di AUM harus wajib menjaga profesionalitas yang membawa kepada kemajuan AUM itu sendiri. Jangan sampai kader-kader di AUM itu tidak professional bahkan menyepelekan bahkan bekerja dibawah standar pekerja Muhammadiyah. Jika sudah bergabung menjadi pekerja di AUM diharapkan turut aktif berorganisasi di Muhammadiyah atau organisasi otonom lainnya baik di tingkat ranting, cabang, daerah, wilayah hingga pusat. Jangan sampai hanya aktif di AUM.
Ketiga, komitemen sebagai warga atau simpatisan Muhammadiyah itu ketika komitmennya bagus dia ikut terlibat pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Muhammadiyah. Misalnya, ikut pengajian-pengajian Muhammadiyah, ikut mendanai laju Persyarikatan untuk dakwah yang lebih luas, kegiatan kepanitiaan di manapun, dan lainnya.
Hits: 33